TEMPO.CO , Jakarta:-
Tak ada yang lebih mengguncangkan batin Rasmiah, 54 tahun, selain
putusan Mahkamah Agung yang ia dengar pekan lalu. Ia dinyatakan bersalah
mencuri piring, mangkuk, bahan sup buntut, dan pakaian bekas
majikannya, Hj. Aisyah M.R. Soekarno Puteri.
Putusan yang
ia ketahui dari LBH Mawar Saron itu membuat penduduk Ciputat, Tangerang
Selatan, tersebut menangis berhari-hari. "Ibu menangis terus setiap
salat. Dia tak mau makan," kata Astuti, anak tunggal Rasmiah, tadi
malam.Refleksi - Opini :
Hati kita pasti miris mendengar hal ini. Sepertinya kita menggaduhkan hal yang tidak penting menjadi penting. entah sadar atau tidak mungkin kita pun terkadang berlaku seperti Hj. Aisyah. Kita merasa diperlakukan tidak adil, merasa kita ditipu dan dizolimi, maka kita MARAH, dan dengan nafsu kita pun memukuli, menghina, menuntut dan bahkan diam diam mungkin sampai membunuh.
Kemarahan seperti ini adalah iblis di dalam diri yang harus diperangi. kita perlu meningkatkan kesadaran dan berusaha bersikap belas kasih dan tenang. Sebab jika kita tidak menggunakan kesadaran hati mau sabar kepada orang lain dan mencoba berempati kemungkinan kita akan selalu menemukan jalan buntu berelasi dengan orang lain. Kita hanya menambah musuh dalam hidup, kita menjadi jahat dan sebetulnya kita sudah memberikan penyakit mental untuk diri kita yang akan kita bayar mahal dikemudian hari.
Sudah saatnya juga para penegak hukum menggunakan nuraninya untuk rakyat kecil yang tidak berdaya. Jika dinyatakan bersalah, biarlah kesalahan itu dibebankan secara materi dengan mengembalikan apa yang dituduhkan dan pernyataan bersalah dan minta maaf, mungkin itu sudah cukup. janganlah sampai mencerabut harkat dan martabat manusia. Keputusan itu sebetulnya sudah membunuh tanpa mengambil nyawa Rasmiah.
Siapa pun akan menuai apa yang diperbuat, jika ketidak adilan terus dipertontonkan seperti ini, para penegak hukumpun akan mendapat mudaratnya. Mereka dipercaya Tuhan untuk memberi keadilan tapi justru mempermainkan dan menjual beli keadilan.
Semoga Kejadian ini pun mengingatkan kita untuk tidak gegabah bersikap garang kepada mahluk hidup lainnya .... sehingga kita memiliki jeda dan waktu untuk mengelola diri dan perasaan. Semoga tragedi kemanusiaan ini menjadi pelajaran berharga bagi kita manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar