Kamis, 07 Juni 2012

Bisnis Tipu - Tipu paling laku di Indonesia

TEMPO.CO, Jakarta - Kasat Reskrim Polres Kota Tangerang Komisaris Shinto Silitonga menyatakan pelaku kasus investasi Koperasi Langit Biru bisa dijerat undang-undang No. 8 tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang. Ini bila terbukti ada unsur penipuan dan penggelapan dana. 

"Kami harus temukan dua unsur itu dulu," kata Shinto di Mapolda Metro Jaya, Rabu 6 Juni 2012.
Sejauh ini, lanjutnya, baru empat anggota koperasi yang melapor terkait dengan kasus investasi ini. Kepada penyidik, keempat pelapor mengaku rugi sebesar Rp 104 juta. Semula mereka rutin mendapatkan bonus yang dijanjikan pengelola, namun sejak Februari 2012 pemberian bonus terhenti. Hingga kini, polisi belum menetapkan satu pun tersangka dalam kasus ini.

Shinto menyebutkan ada 125 ribu anggota yang tergabung dalam Koperasi Langit Biru, yang tersebar di berbagai daerah. Sejak awal beroperasi Januari 2011 hingga Oktober 2011 tercatat ada Rp 6 triliun perputaran uang nasabah di koperasi. Perputaran dana tanpa melalui rekening bank, hanya secara tunai.
Sabtu 2 Juni 2012, sekitar 2.000 investor Koperasi Langit Biru datang dari berbagai kota menjarah dan merusak kantor koperasi tersebut. Massa mengamuk lantaran pengelola koperasi tidak merealisasikan pemberian bonus keuntungan usaha yang menjanjikan akan cari pada hari itu.



Refleksi

Bisa anda bayangkan betapa mengerikannya bangsa kita ini, ada sekitar 125 ribu orang yang tergabung dalam koperasi Langit Biru, tertipu!

Mengapa kok begitu banyak orang dengan mudah dan berbondong bondong bergabung. Pastinya karena tawaran yang menarik, karena dijanjikan akan mendapat keuntungan yang besar. Jaman sekarang ini sulit, mau usaha apa saja susah, persaingan ada dimana mana, mau buat usaha apa lagi? semua sepertinya sudah ada, banyak lagi. Jadi sadar atau tidak sadar akhirnya mencari jalan pintas, mudah dan menguntungkan. Tidak usah yang susah/repot-repot, yang gampang aja tapi aman.

Padahal jalan yang mudah dan menguntungkan dalam waktu cepat pastilah jalan sesat! Hanya menunggu waktu pastilah ketahuan baunya. Tapi tekanan dan bujukan yang hebat membuat daya nalar dan kritis banyak orang tumpul. Tidak sedikit orang yang kuliahan juga toh tertipu. Mengapa? mungkin kita terlalu rakus, kita menggunakan ukuran keberhasilan orang lain dan kita kurang bersyukur dengan apa yang kita miliki.

Sebetulnya jika kita memiliki prinsip tanam tuai dalam kehidupan,kita tidak mudah tertipu. Coba kita cermati prinsip tanam tuai di bawah ini :

Tanamlah pikiran tuailah tindakan
Tanamlah tindakan tuailah kebiasaan
Tanamlah kebiasaan tuailah karakter
Tanamlah karakter tuailah hasil
Tanamlah hasil tuailah nilai

Jadi ketika kita ingin mendapat hasil ternyata butuh proses, memang berat, tapi proses akan membuat kita jadi kuat dan bijak. Di mulai dari mana? dari pikiran, jika yang masuk dalam pikiran kita adalah keuntungan, kenikmatan, ingin cepat kaya, iri hati/ dengki dengan apa yang dimiliki orang lain, pastilah kita pun akan menuai yang buruk. Kita jadi pribadi ceroboh, mudah diombang ambingkan, emosional dan kurang rasional, akhirnya tertipu. 

Pikiran yang positif akan mengarahkan kita dalam tindakan yang positif juga. Jika tindakan positif ini berulang terus maka menjadi kebiasaan. Bukankah kebiasaan membuat kita memiliki sistem, kita jadi kuat dan memiliki kontrol? Kebiasaan positif akan membuat pribadi seseorang menjadi efektif dan hal ini jika terus berlangsung akan membuat seseorang memiliki karakter kuat yang positif juga. Nah dari karakter positif inilah kita akan mendapat hasil yang berdaya tahan lama, tidak mudah hilang begitu saja seperti debu yang terbawa angin. 

Semoga kita terinspirasi untuk menjaga dan mengelola apa yang masuk dalam pikiran, bukan hal-hal yang mudah, cepat dan hasilnya banyak serta nikmat. Tapi juga termotivasi untuk memiliki kebiasaan positif dan berani bersikap walau berbeda dengan kebanyakan orang. Yang penting kita menyadari landasan bersikapnya karena nilai yang benar. 

Semoga anda dan saya menjadi orang yang lebih bernilai (berguna bagi orang kehidupan), berhati hati dengan yang instan dan memilih mau repot demi hasil yang berdaya tahan.

salam hangat ... candra

Tidak ada komentar:

Posting Komentar