Kamis, 07 Juni 2012

Ada cerita berbau Porno di buku SD

Liputan6.com, Purworejo: Orangtua mana yang tidak miris mendapati cerita berbau pornografi di buku pengayaan pelajaran sekolah dasar. Sayangnya, buku seperti itu benar-benar ada bahkan beredar di sekolah-sekolah dasar khususnya di Kebumen dan  Purworejo.

Parahnya buku-buku tersebut diamini Kementerian Pendidikan atau Depdiknas melalui panitia penilaian buku nonteks pelajaran. Setidaknya ada tiga buku dengan isi cerita porno, yaitu "Tambelo -Kembalinya si Burung Camar", "Tidak Hilang Sebuah Nama", dan "Ada Duka di Wibeng", yang semuanya diterbitkan oleh Era Citra Intermedia Solo.  

Pada buku "Tak Hilang Sebuah Nama" misalnya, jelas-jelas menyinggung hubungan intim yang "aman" dari kemungkinan hamil. Melihat isi buku tersebut, para pendidik SDN Popongan, Purworejo, Jawa Tengah, langsung mengambil tindakan.
Menanggapi beredarnya buku bernuansa pronografi di sejumlah sekolah di wilayahnya, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Purworejo Bambang Ariawan, Rabu (6/6), menandaskan tidak tahu menahu dengan peredaran ketiga buku tersebut.

Heboh buku ajar sekolah dasar yang menganjurkan kekerasan dan perselingkuhan juga pernah mendera di Ibu Kota melalui pelajaran pendidikan lingkungan dan budaya Jakarta. Salah satunya memuat cerita tentang istri simpanan dengan judul "Bang Maman dari Kalipasir". Buku-buku tersebut langsung ditarik dari peredaran, namun tidak ada sanksi bagi mereka yang membuat dan memprakarasi proyek buku ajar yang sama sekali tidak mendidik tersebut.(IAN)

Refleksi :
Sepertinya sulit sekali untuk berkata-kata betapa rusaknya moral para penanggung jawab pendidikan negeri tercinta ini. Tapi ini adalah satu indikasi nyata bangsa kita tidak memiliki arah dan serampangan. Makin banyak prosedur malah makin korup dan tidak berkualitas.  Dunia pendidikan semakin dikatakan gratis tapi realitanya semakin menjadi kekawatiran dan orang orang yang kurang mampu semakin terpinggirkan.

Pembodohan terus berlajut dan secara sistemik bangsa ini hancur karena habisnya orang orang berkarakter moral, dan dipimpin oleh berandal yang oportunis. Para pemimpin yang memiliki moral terus digerus dan dipinggirkan semakin tidak punya tempat, tapi yang opportunis semakin nyata berkuasa dan membuat kebijaksanaan yang blunder.

Semoga berita ini tidak berulang jangan sekedar menjadi catatan yang dilupakan. Bukankah keledai saja tidak mau jatuh di lobang yang sama. Semoga berita berita seperti ini jangan dianggap enteng oleh para penanggung jawab negeri ini dan dengan gagah berkata "biar anjing menggonggong, kafila berlalu".

Semoga hatinya terketuk dan segera berbenah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar