Beberapa waktu lalu saya bertemu dengan rekan kerja saya. Ia mengeluh tentang gagalnya sebuah proyek besar yang ditanganinya. Nampak kekecewaan dan ia sedikit menyalahkan rekan kerjanya yang tidak mendengar nasihat darinya.
Setelah mendengar keluh kesahnya yang panjang saya bercerita padanya, (sebuah kisah dr Anthoni De Mello, Doa Sang Katak)
Ada seorang kakek yang hidup sederhan, memiliki seekor kuda dan seorang cucu di sebuah desa. Pada suatu hari kudanya hilang, pergi entah kemana. Penduduk desa sekitar berdatangan datang menghibur agar si kakek tabah. Si kakek mengucapkan terima kasih dan berkata," untung dan malang siapa yang tahu"
Seminggu kemudian, kuda si kakek datang bersama dengan 6 kuda lainnya. Kabar ini tersiar kembali ke seluruh desa dan banyak orang berdatangan mengucapkan selamat. Sang kakek kembali mengucapkan terima kasih dan berkata," untung dan malang siapa yang tahu!"
Namun tak disangka sang cucu yang tinggal bersamanya terjatuh dari kuda dan patah kakinya sehingga jalannya pincang, kembali kabar ini segera menyebar dan orang orang pun mengatakan rasa prihatinnya karena si cucu adalah satu satunya harapan yang bisa membantu kakek selama ini. Sang kakek kembali mengucapkan terima kasih dan tidak lupa berkata, " untung dan malang siapa yang tahu!"
Tiba tiba ada pengumuman dari pemerintah, bahwa setiap orang muda dan dewasa yang sehat harus masuk wajib militer dan dipersiapkan untuk berperang melawan negeri yang akan menyerang. Semua penduduk yang memiliki pria sehat dan dewasa, sedih karena ditinggal pergi oleh orang yang dikasihinya. Namun tidak dengan cucu si kakek yang pincang. Hal ini membuat banyak orang begitu cemburu pada si kakek, kok dia beruntung, gara gara pincang si cucu tidak wajib berperang. Kembali si kakek mengatakan, "terima kasih dan sekali lagi berkata, untung dan malang siapa yang tahu!"
Dari cerita di atas sebetulnya ada satu misteri dalam hidup ini yang tidak pernah kita sungguh mengerti apakah hal yang kita hadapi dan temui akan berujung untung atau malang. Dan sesungguhnya Selama kita hidup, peristiwa untung dan malang akan datang silih berganti. Semua peristiwa untung dan malang itu sebetulnya saling berkait dan di setiap peristiwa itu menyembunyikan pelajaran kehidupan.
Umumnya, ketika kita untung kita bersyukur dan ketika kita buntung kita bersungut sungut. Sebetulnya kalau kita mampu meningkatkan sedikit kualitas kesadaran dan watak kita, kita akan melihat semua kejadian dalam hidup ini adalah satu kesatuan yang terhubung. Tidak perlu kita terlalu senang atau sedih. Semua proses yang terjadi memurnikan kita untuk menjadi manusia yang lebih baik, bernilai, bermoral dan bertanggung jawab. Tergantung apakah kita mampu masuk ke dalam diri kita dan mencari hikmah.
Ketika kita terlalu senang dalam kondisi untung, biasanya kita pun akan sangat besungut sungut ketika kondisi malang/buntung/rugi. Oleh karena itu kita perlu meningkatkankan kesadaran dalam hidup ini bahwa hidup ini ada waktunya. Ada waktu senang ada waktu sedih. Ada waktu sehat dan sakit. Ada waktu untung juga ada waktu untuk rugi.
Pertanyaannya kenapa ada sakit, malang, rugi, dan peristiwa peristiwa buruk lainnya, kenapa ? Hal ini tentu saja dimaksudkan agar kita jadi lebih waspada, kuat, sabar dan bijak. Tidak ada dalam hidup ini kita capai begitu saja dengan gratis. Semua perlu pengorbanan dan kegigihan. Jadi keatika kita hadapi peristiwa untung bersikaplah wajar dan tentunya bersyukur. Juga ketika bertemu peristiwa buruk bersikaplah tabah dan sabar.
Jika kita mampu melihat semua peristiwa hidup kita secara seimbang maka hidup kita akan jadi lebih harmonis, kuat dan bermakna.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar