Anak saya yang sulung memukul adiknya hingga sebabkan
kepalanya benjol, tentu saja adiknya menangis
histeris. Saya segera memanggilnya dan bertanya,”mana tangan yang salah?
kemudian ia menjulurkan tangannya dengan menunduk dan wajah memelas, saya pun memukul tangannya!
Sebelum umurnya 5 tahun, ketika lakukan kesalahan, dia sudah langsung menangis,
kawatir karena dihukum. Namun berangsur angsur mulai berubah lebih berani. Tidak menangis lagi, tangan diletakkan
di belakang tubuhnya, atau langsung memberi pembelaan dengan kata kata “aku
juga salah”. Bahkan beberapa waktu terakhir, dia cepat cepat akui kesalahannya sambil
bertanya “aku dihukum apa, papa?”
Saya merenung, apakah
saya sendiri sudah hadapi hidup dengan berani? Ternyata terkadang saya temukan
saat saat saya begitu pengecut. Tidak berani akui dan menghindari kenyataan
pahit.
Coba lihat begitu banyak permasalahan yang kita hadapi sebagai orang dewasa. Mulai dari memenuhi kebutuhan rumah tangga, menghadapi persoalan relasi keluarga dan rekan kerja sampai persoalan rumitnya mengubah diri agar jadi lebih baik. Dan ketika harus menghadapi tantangan tersebut ada kecenderungan menghindar, mencari selamat dan mudahnya.
Seseorang ketika diperhadapkan dengan debt collector karena
mulai nunggak pembayarannya, cenderung sembunyi. Seseorang ketika berkonflik
baik dengan pasangan atau rekan kerja tidak mau segera selesaikan persoalan. Seseorang
yang melakukan kesalahan cenderung salahkan orang lain dan menutupi
kesalahannya. Seseorang yang dipanggil untuk melakukan sesuatu tanggung jawab tapi
enggan, pura pura tidak tahu dan tidak mau terlibat. Kita masih bisa sebutkan banyak
contoh ril dimana kita dituntut untuk berani hadapi hidup.... tapi toh kita
memilih menghindar ...
Orang Berani adalah
Orang yang sadari ketakutannya dan
rasional
Saya percaya orang berani yang sesungguhnya sadar, bahwa ia
tengah menghadapi situasi yang tidak menyenangkan dan adrenalinnya berpacu
dengan cepat serta sadar konsekuensi yang akan menimpanya. Dia rasional, dia
sadar apa yang akan terjadi dengan keputusannya dan tetap ia memutuskan.
Sebaliknya orang yang nampak berani tapi tidak sadari dampak dari apa yang akan
terjadi, cenderung berpikiran jangka pendek dan emosional, itu adalah nekat.
Dengan pengertian ini maka tidak mudah untuk mengatakan
seseorang itu betul berani atau betul penakut. Jika seseorang diperhadapkan
dengan situasi harus memilih antara hidup dan mati, mana prioritas yang paling
tinggi? Ternyata setiap orang punya kacamata masing masing. Apa yang dikatakan prioritas dan
hidup mati seseorang ternyata berbeda satu sama lain. Dan ini yang menentukan
kedewasaan seseorang.
Ada orang begitu beringas ketika harga dirinya tersinggung,
membunuhpun ia sanggup? Bagi kaca matanya nekat itu berani. Berbeda dengan
keberanian seorang yang tadinya berstatus sosial tinggi dan terhormat, harus
jadi tukang ojek demi susu anaknya. Konsekuensi yang diterimanya adalah malu
dan bekerja tidak sesuai dengan statusnya, tapi ia tahu jika tidak dilakukan
maka anaknya mati kelaparan. Ia rasional.
Keberanian muncul
dari kebijaksanaan
Apa itu keberanian? keberanian adalah kondisi mental yang
tetap tenang ketika menghadapi situasi menegangkan (cenderung dihindari) dan konsekuensi
yang cenderung buruk .
Pernahkah Anda bertanya mengapa seseorang menjadi seorang
yang pemberani? Keberanian sejatinya muncul dari pengertian dari dalam diri.
Seseorang yang biasa berefleksi akan mudah memahami hal ini. Karena keberanian
itu muncul dari dalam diri. Keberanian muncul dari pergumulan diri mencari
sesuatu yang paling benar menurut diri kita.
Yesus mengapa berani hadapi maut, meregang nyawa, menerima
hinaan dan memanggul salib yang luar biasa berat? Sampai sampai ia mengeluarkan
airmata dan keringat darah? Bukankah Ia sebagai manusia ketakutan, bahkan dalam
doaNya ia berkata “bolehkah cawan ini berlalu daripadaKu . Namun karena ini
adalah jalan satu satunya untuk menebus kesalahan umat manusia dan agar manusia
selamat, maka ia menerima semua penderitaan itu
(inilah kebijaksanaan).
Juga Budha Syakamuni, meninggalkan kemewahan hidup sebagai
anak raja dan hidup mengembara, meninggalkan semua kenikmatan yang bisa
dinikmati. Pergumulan batinnya membuat
ia memilih jalan penderitaan untuk mendapatkan kebenaran sejati. Ia pun
menemukan dharma (kebenaran), dan inilah yang diwariksan bagi umat manusia.
Maka keputusan besar ada resiko besar ada juga hasil besar.
Sebaliknya keputusan kecil, resiko kecil dan hasil juga kecil. Yesus dan
Syakamuni melakukan keputusan yang luar besar di jamannya. Mereka pastilah
dikatakan gila dan abnormal pada jaman itu mungkin juga oleh kita di jaman ini.
Tapi lihatlah mereka menorehkan sejarah, nama mereka dimuliakan hingga kini.
Melahirkan
Kebijaksanaan berarti menumbuhkan kekuatan
Bagaimana saya hidup? Apakah saya termasuk orang yang hadapi
hidup dengan berani? Sebetulnya hal ini mudah kita ukur, lihat saja bagaimana
kita jalani hidup selama ini. Ukurlah
dengan karakter alam semesta
untuk menilainya. Apakah kita orang yang sejati (Jujur)? Apakah kita orang baik
(mementingkan orang lain dari diri kita) dan apakah kita orang sabar (mampu
menanggung penderitaan).
Jika kita mengatakan perilaku hidup kita sudah selaras
dengan karakter alam semesta, Jujur,
baik dan sabar, kemungkinan kita adalah orang orang yang memiliki
kebijaksanaan. Dan dengan kebijaksaan itu kita punya kekuatan untuk hadapi hidup.
Justru sebaliknya jika tidak punya kebijaksanaan maka kita akan linglung,
gamang, takut dan penuh kekawatiran hadapi hidup. Persoalan kecil saja membuat
kita tidak bisa makan dan tidur dengan wajar.
Maka tidak heran orang yang betul betul kuat nampak keras
kepala. Mereka berprinsip, memiliki landasan yang kokoh untuk berdiri di atas
kakinya sendiri. Mahatma Gandhi, tokoh dari India, orangnya kecil dan
perawakannya sangat sederhana, tapi mampu mengusir penjajahan Ingris dari tanah
India. Mengapa? karena ia punya prinsip. Ia melihat dan menyadari ada hukum
yang bekerja walau tidak kasat mata. Ada hal yang tidak terlihat yang lebih
kuat dari yang terlihat, yang tidak terlihat ternyata mengendalikan yang
terlihat.
Selamat menempuh hidup dengan berani .......
Semoga Anda dan saya menjadi orang orang yang tidak mundur
dari penempaan kehidupan yang semakin ruwet ini ....
Salam hangat ... Candratua
Tidak ada komentar:
Posting Komentar