Minggu, 06 April 2014

KISAH SUKSES CHRIS GARDNER



KISAH SUKSES CHRIS GARDNER

“Don’t ever let somebody tell you, you can’t do something.”
– Chris Gardner

Kata-kata di atas merupakan prinsip yang mengantar Chris Gardner menuju gerbang kesuksesannya. Mungkin banyak yang bertanya siapakah ia? Apabila anda pernah menonton film yang berjudul “The Pursuit of Happyness”, anda pasti pernah mendengar nama Chris Gardner. Ternyata tokoh utama yang diperani oleh Will Smith ini bukanlah tokoh rekaan. 

Film ini menceritakan kisah hidup yang memang dialami oleh Chris Gardner. Ia yang awalnya merupakan gelandangan berubah menjadi seorang pialang saham yang sukses. Kisah yang menyatakan bahwa kebahagiaan bisa diraih dengan kerja keras dan usaha. Kisah ini selalu berhasil mendorong saya untuk terus bergerak maju.

Lahir pada tanggal 9 Februari 1954 di Milwaukee, Wiskonsin, Chris Gardner tidak pernah mengenal ayahnya. Dia tinggal dengan ibunya, Bettye Jean Gardner. Walaupun dihadang dengan kesulitan hidup dan peristiwa yang menakutkan secara emosi, ibunya menurunkan secara genetik semangat jiwa yang kuat dan memberikan pelajaran kepadanya beberapa pelajaran terhebat di kehidupannya, yang sampai sekarang masih diikutinya. Bettye Jean Gardner meyakinkannya bahwa apapun latar belakangnya dan darimana asalnya, ia dapat mencapai apapun tujuan yang ia tetapkan untuk dirinya dengan mengatakan “Jika kamu menginginkan, suatu hari kamu bisa mendapatkan satu juta dollar.” Chris Gardner percaya ini sebagai kenyataan, dan ia hanya perlu menemukan karir yang paling ia minati dengan hasrat menggebu, dan dimana karir itu bisa membuatnya “menjadi kelas dunia dalam sesuatu yang dikerjakannya.”

Rangkaian peristiwa di awal tahun dekade 1980 membuat Chris Gardner tidak memiliki rumah di San Francisco dan menjadi orang tua tunggal dari anaknya yang masih kecil yang masih belajar berjalan. Tidak ingin menyerahkan anaknya dan mimpinya tentang bebas dari masalah keuangan, Chris Gardner memulai semuanya dari dasar. Tanpa koneksi dan tanpa gelar universitas, ia mendapatkan tempat sebagai peserta pelatihan di program pelatihan Dean Witter Reynolds. Ia sering tinggal di gereja atau kamar mandi di Bay Area Rapid Transit Station di Oakland. Chris Gardner adalah satu-satunya peserta pelatihan yang ditawari pekerjaan di Dean Witter Reynolds pada tahun 1981. Ia bekerja dari tahun 1983-1987 di Bear Steams & Co., dimana ia menjadi pekerja dengan penghasilan tertinggi, dan kemudian di tahun 1987, dia mendirikan perusahaan broker dengan nama Gardner Rich & Co di Chicago.

Chris Gardner mengenakan dua buah jam tangan saat ini. Satu di tangan kiri menunjukkan waktu di Chicago dan satu di kanan menunjukkan waktu di Afrika Selatan. Mengapa dia melakukan ini? Dia berkata, “Jika saya terlambat satu kali saja, maka saya akan rugi sebesar 50.000 dolar. Jadi saya piker akan lebih murah jika saya mengenakan dua jam tangan.”

Kisah sukses Chris Gardner berlanjut, dengan menjual sahamnya di tahun 2006, ia menjadi CEO dan pendiri dari Christopher Gardner International Holdings, dengan kantor di New York, Chicago, dan San Francisco. Ia pun melakukan kunjungan ke Afrika Selatan dan bertemu Nelson Mandela, untuk membicarakan kemungkinan investasi di Afrika dan menciptakan ratusan pekerjaan bagi jutaan orang.

Pengalaman setiap orang sangat beragam. Apalagi pengalaman suka duka trader, kita pasti menyadari perjuangan yang akan dihadapi. Memang Chris Gardner bukan seorang trader handal seperti Warren Buffet, tetapi ketertarikan pada dunia investasi merupakan awal dari kisah sukses Chris Gardner.

Chris Gardner sadar bahwa jika kita bisa mengalahkan yang terbesar, tentu hal kecil bisa kita atasi dengan mudah. Prinsip ini bisa memotivasi kita, kalau setiap usaha dan perjuangan tentu nantinya membuahkan hasil, walau anda tidak berpendidikan tinggi dan memulai dari NOL seperti Chris Gardner. Tapi kepercayaan, jiwa kewirausahawan, dan dedikasi seorang ayah ini telah melontarkan ia dari kesuksesan yang ia temukan di Wall Street. Karena kita tahu bahwa impian dan kesuksesan diawali dari kerja keras dan kegagalan.

ditulis oleh andreas Budiarto

“It can be done, but you have to make it happen.”
 – Chris Gardner

Tidak ada komentar:

Posting Komentar