Kamis, 06 Juni 2013

Rahasia Merubah diri Bagian 1

Mempertanyakan ulang segala sesuatunya kembali


Pikiran kita itu awalnya nampak seperti sebuah hutan, dia begitu liar dan gelap. Namun karena kita mulai terbiasa dengan sebuah pola tertentu maka kita seperti menyadari sesuatu, menemukan sebuah jalan setapak (sesuatu yang diyakini). Jalan setapak tersebut terus kita gunakan dan tanpa sadar,  jalan setapak tersebut sudah jadi jalan besar ( artinya, satu satunya jalan terbaik yang kita yakini/miliki).

Jika masih berupa jalan setapak, kita masih melihat dan awas apakah ini adalah jalan yang benar atau bukan, masih ada kemungkinan untuk menerobos dan membuka jalan yang baru. Tapi sebaliknya jika jalan besar, kita sepertinya sudah tidak begitu awas dan cenderung kita menggunakannya berulang ulang. Kita sudah merasa aman ada dijalan tersebut. 

Sayangnya, ketika sudah jadi jalan besar, itu dianggap jalan satu satunya, padahal ada pepatah, seribu  jalan menuju Roma. Kita terjebak dan menganggap jalan lain salah bahkan mungkin merasa terancam dengan jalan baru yang dijalani oleh orang  lain.

Jika kita merasa terancam dengan jalan yang ditempuh oleh orang lain ada kemungkinan jalan yang kita tempuh tidak lurus. Mungkin jalan yang kita tempuh lebih jauh, berkelok dan terjal. Atau mungkin jalan kita adalah jalan yang salah.

Maka wajar ketika terjadi perbedaan jalan yang ditempuh satu orang dengan orang lainnya kadang berseteru. Malah ingin membuat orang lain ikut di jalan yang dipahaminya. Karena menurut pengertiannya, jalan miliknya adalah jalan yang paling benar. Jika semua orang ada di jalan ini pastilah dunia menjadi lebih aman dan damai (pikirannya)

Sesungguhnya orang yang mengetahui jalannya adalah jalan benar,  ia tidak akan berkeberatan dengan jalan orang lain. Ia akan menghargai dan membiarkan orang lain dengan jalan pilihannya sendiri. 



Sebuah refleksi : Pertimbangkanlah apakah selama ini saya berkeberatan dengan jalan orang lain dan memaksakan kehendak. Jika masih ada ego tersebut, kemungkinan kita sendiri tidak  yakin dengan jalan yang kita pilih. Jika kita yakin,  kita tidak butuh pengakuan dengan jalan yang kita tempuh.
Namun keyakinan tidak boleh tidak rasional. Keyakinan itu perlu diuji, dilihat ulang dan disadari berdasarkan pengalaman yang ada. Oleh Karena itu wajar jika seseorang pada tahap tertentu mempertanyakan kembali segala sesuatu yang diyakininya. 

Proses bertanya ini sangat krusial dan ini adalah titik awal perubahan. 

Maka sebuah perubahan yang sesungguhnya adalah seperti membongkar isi gunung, memuntahkannya keluar sehingga semuanya menjadi baru lagi. Melakukan perubahan berarti Mencoba jalan lain,  yang nampak setapak, gelap dan mungkin terlihat tanpa pengharapan. Maka wajarlah jika seseorang sulit untuk berubah. Mengapa? Karena selama ini jalan yang dipilihnya adalah jalan aman,  jalan yang tidak usah repot,  apa lagi merombak diri secara total. 

Hakekatnya manusia,menjadi manusia baik. Manusia baik berarti  senantiasa mau terus memperbaharui diri hingga masanya. Manusia baik juga berusaha untuk semakin  selaras dengan karakter alam semesta yakni  sejati, baik dan sabar.

Maukah anda dan saya menjadi manusia BAIK! Jika anda mau dengarkanlah hati Anda dan mulailah bergerak, lakukanlah perubahan, pertanyakanlah kembali apa yang anda yakini.

Ikuti  Train The Councelor ; 25 – 26 Juni 2013 Hotel Ibis, Kemayoran, Kontribusi Rp. 4.000.000,  Tempat terbatas.  untuk keterangan lebih lanjut hubungi 021-707 54 779 / 2938 2838. Atau  www.karaktermoral.blokspot.com atau  www.adfamilia-indonesia.com

Salam hangat ... Candratua

Tidak ada komentar:

Posting Komentar