Pikiran kita itu awalnya nampak seperti sebuah
hutan, dia begitu liar dan gelap. Namun karena kita mulai terbiasa dengan
sebuah pola tertentu maka kita seperti menyadari sesuatu, menemukan sebuah
jalan setapak (sesuatu yang diyakini). Jalan setapak tersebut terus kita
gunakan dan tanpa sadar, jalan setapak
tersebut sudah jadi jalan besar ( artinya, satu satunya jalan terbaik yang kita
yakini/miliki).
Jika masih berupa jalan setapak, kita masih
melihat dan awas apakah ini adalah jalan yang benar atau bukan, masih ada
kemungkinan untuk menerobos dan membuka jalan yang baru. Tapi sebaliknya jika
jalan besar, kita sepertinya sudah tidak begitu awas dan cenderung kita
menggunakannya berulang ulang. Kita sudah merasa aman ada dijalan tersebut.
Sayangnya, ketika sudah jadi jalan besar, itu
dianggap jalan satu satunya, padahal ada pepatah, seribu jalan menuju Roma. Kita terjebak dan
menganggap jalan lain salah bahkan mungkin merasa terancam dengan jalan baru
yang dijalani oleh orang lain.
Jika kita merasa terancam dengan jalan yang
ditempuh oleh orang lain ada kemungkinan jalan yang kita tempuh tidak lurus.
Mungkin jalan yang kita tempuh lebih jauh, berkelok dan terjal. Atau mungkin
jalan kita adalah jalan yang salah.
Maka wajar ketika terjadi perbedaan jalan yang
ditempuh satu orang dengan orang lainnya kadang berseteru. Malah ingin membuat
orang lain ikut di jalan yang dipahaminya. Karena menurut pengertiannya, jalan
miliknya adalah jalan yang paling benar. Jika semua orang ada di jalan ini
pastilah dunia menjadi lebih aman dan damai (pikirannya)
Sesungguhnya orang yang mengetahui jalannya
adalah jalan benar, ia tidak akan
berkeberatan dengan jalan orang lain. Ia akan menghargai dan membiarkan orang
lain dengan jalan pilihannya sendiri.
Sebuah
refleksi : Pertimbangkanlah apakah selama ini saya
berkeberatan dengan jalan orang lain dan memaksakan kehendak. Jika masih ada
ego tersebut, kemungkinan kita sendiri tidak
yakin dengan jalan yang kita pilih. Jika
kita yakin, kita tidak butuh pengakuan
dengan jalan yang kita tempuh.
Namun keyakinan tidak
boleh tidak rasional. Keyakinan itu perlu diuji, dilihat ulang dan disadari
berdasarkan pengalaman yang ada. Oleh Karena itu wajar jika seseorang pada
tahap tertentu mempertanyakan kembali segala sesuatu yang diyakininya.
Proses bertanya ini
sangat krusial dan ini adalah titik awal perubahan.
Maka sebuah perubahan yang sesungguhnya adalah
seperti membongkar isi gunung, memuntahkannya keluar sehingga semuanya menjadi
baru lagi. Melakukan perubahan berarti Mencoba jalan lain, yang nampak setapak, gelap dan mungkin
terlihat tanpa pengharapan. Maka wajarlah jika seseorang sulit untuk berubah.
Mengapa? Karena selama ini jalan yang dipilihnya adalah jalan aman, jalan yang tidak usah repot, apa lagi merombak diri secara total.
Hakekatnya manusia,menjadi
manusia baik. Manusia baik berarti
senantiasa mau terus memperbaharui diri hingga masanya. Manusia baik
juga berusaha untuk semakin selaras dengan karakter alam
semesta yakni sejati, baik dan sabar.
Maukah anda dan saya menjadi manusia BAIK!
Jika anda mau dengarkanlah hati Anda dan mulailah bergerak, lakukanlah perubahan, pertanyakanlah kembali apa yang anda yakini.
Salam hangat ... Candratua
Tidak ada komentar:
Posting Komentar