Senin, 03 Juni 2013

Membunuh Diri Sendiri (pelan pelan)



Beberapa waktu ini saya berkecimpung dengan seorang sahabat untuk mendirikan sebuah yayasan baru. Sahabat itu menceritakan alasan mengapa ia membuat baru dan mengganti yang lama. Tidak lain karena ia memiliki seorang kepercayaan yang koruptif dan tidak bisa dipercaya.

Cerita singkat tentang dia, sebut saja Pak Boja. Awal karirnya ia sebagai guru honorer  di yayasan tersebut dan dipercaya untuk menjadi kepala sekolah. Kesetiaannya mengajar menjadikannya seorang guru PNS (Pegawai Negeri  Sipil). Awalnya semua berjalan baik namun setelah ia diangkat menjadi seorang PNS, lambat laun kinerjanya terus menurun. Siswa yang tadinya banyak juga terus menurun.

Kondisi sekolah yang ia pimpin pun tidak mengalami kemajuan apa pun, melainkan kemuduran bahkan beberapa asset yang dipercayakan kepadanya rusak dan banyak yang hilang. Kreatifitas program mandek bahkan bisa dikatakan dari sekian banyak tahun ia memimpin sekolah tersebut praktis tidak ada hal yang baru sama sekali.

Yang paling menyedihkan adalah tempat ia mencari sesuap nasi itu pun, tidak dirawat dengan baik. Komputer yang diberikan untuk operasional sekolah pun isinya adalah video video porno. Bantuan bantuan dari pemerintah semua habis tanpa laporan yang jelas. Bahkan rumput pun tumbuh tinggi di depan kantornya.

Singkat cerita, Yayasan pun akhirnya memutuskan untuk memberhentikannya dan kebetulan sekali bertepan dengan masa jabatannya  bekerja di sekolah tersebut,  ia  pun dipindah tugaskan.

Apa yang terjadi kemudian dengan  Pak Boja, ia berusaha untuk tetap mempertahankan berada di sekolah tersebut bahkan ia menggalang orangtua siswa agar mendukung keberadaannya. Namun apa usahanya akan berhasil? Sepertinya sulit, karena hampir semua pengurus yayasan berpandangan negative padanya.

Apa yang Pak Boja lakukan selama ini? Tanpa sadar ia tengah membunuh dirinya pelan pelan. Membunuh diri pelan pelan berarti hidup hanya mementingkan dirinya . Tidak melakukan  terbaik malah melakukan tindakan amoral. Abai dengan apa yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya dan membiarkan penyimpangan yang tampak di depan mata. 

Pak Boja yang berinisiatif memperkaya dirinya tanpa ia sadari menjadi lebih egois. Kehidupannya semakin sempit , ia hanya melihat sekolahnya adalah segala galanya. Jadi mau tidak mau dia berjuang menggenggamnya. Ia tidak membolehkan orang lain mengganggu apa yang sudah dimiliki selama ini. Ia pun memeras apa yang bisa ia peras. Ia peras sampai habis. 

Orang  yang membunuh dirinya pelan pelan adalah orang yang miskin nilai. Itu berarti ia miskin makna, juga berarti ia kurang memberi manfaat bagi kehidupan ini. Barang siapa tidak bermanfaat bagi kehidupan berarti ia secara perlahan tapi pasti, ia tengah membunuh dirinya sendiri.



Bagi orang yang menyadari bahwa hidup ini begitu berharga, maka berupaya untuk tidak menyianyiakan kesempatan yang ada untuk menjadi manusia BAIK (sejati, baik, sabar), yang bermanfaat bagi kehidupan. Ada kebijakan,” mendapatkan tubuh manusia tidak mudah, mungkin didapat ratusan bahkan ribuan tahun”.  Juga Bukankah kita terlahir dari jutaan sperma, namun satu yang terpilih. Jika kita memang berkesempatan lahir di bumi ini tentulah ada maksud dan memang sudah takdirnya.

Candratua
Perubahan terjadi dari hati yang tergerak
021- 707 54 779 /2938 2838

Agenda Publik Bulan Juni 2013
Juni
Program
Tema
Tempat
Kontribusi
10 - 11
Pemimpin Sejati
Seri Kepemimpinan Bambu
Hotel Ibis Kemayoran, MENGINAP
Rp.3.000.000
12
Problem  Solving
“Ubah Cara Berpikir – Dapatkan Hasil Yang Berbeda”
Kelas enlighten 08.30 – 17.00
Rp. 500.000
18
Presentation Skill
Mengasah Potensi
Kelas enlighten 08.30 – 17.00
Rp. 500.000
25 - 26
Train the Counselor
Yes, We Care
Hotel Ibis Kemayoran, MENGINAP
Rp.4.000.000
28
Percaya Diri
Saya Unik
Kelas enlighten 08.30 – 17.00
Rp. 500.000

Ruang kelas ada di : Ruko Gading Bukit Indah Blok Q No. 15, Kelapa Gading, jakarta Utara
Untuk keterangan lebih lanjut segera hubungi : 021 – 707 54 779/ 2938 2838 atau email enlightenpersada@gmail.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar