Baik dalam berbisnis maupun menjadi pejabat, setiap orang pasti berharap meraih keberhasilan. Lalu apa rahasia sukses itu?
"Dewa Manajemen" Jepang yang terkenal, Kazuo Inamori, dengan pengalaman berbisnis selama lebih dari setengah abad dan pemikiran tradisional "respek terhadap langit - mengasihi sesama".
Inamori memaparkan prinsip "sebab akibat" di balik berjalannya bisnis berdasarkan pengamatannya, dampaknya terhadap manusia dan perusahaan, sehingga membuatnya tetap berpendirian "menapak jalan kebenaran" dalam me-mosisikan dirinya di ajang bisnis internasional, dan dengan didukung oleh prinsip inilah, Inamori berhasil membangun dua kekaisaran bisnisnya yakni: Kyocera dan KDDI.
15 tahun setelah ia pensiun, karena permintaan dari pemerintah Jepang, ia menjabat sebagai CEO Japan Airlines, maskapai terbesar Jepang, dan menciptakan legenda bisnis dengan membuat JAL yang tadinya merugi berubah menjadi bisa meraup keuntungan hanya dalam satu tahun. Betapa prinsip menapak jalan kebenaran begitu luar biasa dalam bisnis.
Setiap kali membaca buku serial The Living Law karya Inamori selalu membuat penulis kagum. Ada yang mengatakan hidup Inamori akan menjadi legenda yang harum sepanjang masa, terlebih kekaisaran bisnis hasil karya-nya, Kyocera dan KDDI, adalah dua perusahaan berkaliber dunia yang masuk dalam peringkat 500 besar yang menganut prinsip "respek terhadap langit - mengasihi sesama" berhasil menerobos pentas internasional dengan menapak jalan kebenaran.
Pemikiran yang menopang legenda bisnis ini adalah prinsip "keadilan dan kemanusiaan" yang selalu dijunjung tinggi oleh Inamori.
Saat orang beranggapan bahwa menapak jalan kebenaran berarti kuno, konvensional dan kaku serta dianggap sebagai pemikiran yang ketinggalan zaman yang tidak bisa mengikuti tren perkembangan zaman, Inamori yang dijuluki "Dewa Manajemen" Jepang justru berpendapat, dirinya sangat mengagumi pemikiran para tokoh klasik Tiongkok kuno seperti Yao- Shun, Konfusius dan lain-lain, dan ia beranggapan "menapak jalan kebenaran tidak didasari atas perbedaan status, dan setiap manusia harus melakukannya".
Menurut Inamori, kaisar kerajaan Tiongkok kuno, Yao- Shun, meskipun menjalankan pemerintahan namun profesi semula adalah seorang guru, Yao-Shun memimpin bangsanya untuk menaati tradisi dan moral. Seperti tokoh Tiongkok lainnya yakni Konfusius, meskupun penuh aral lintang, seumur hidupnya dihabiskan melanglang buana, namun murid pengikutnya mencapai 3.000 orang.
Kisah mereka sangat dikagumi dan diterapkan oleh Saigo Takamori dari zaman kekaisaran Meiji Jepang, "Jika setiap manusia dapat menerapkan perilaku kebenaran, maka masyarkat pasti akan semakin kaya dan beraneka ragam."
Karena pengaruh persaingan bisnis yang ketat di masa modern ini, mungkin banyak orang akan berpendapat, bisnis modern dan "kebenaran" tidak ada titik temunya. Berdasarkan pengalaman bisnisnya selama lebih dari setengah abad, Inamori menceritakan, seorang warga AS yang menangani kantor cabang Kyocera Group di San Diego, pernah menulis sebuah artikel, "Budaya setiap negara atau bangsa berbeda satu sama lain. Akan tetapi filosofi bisnis dan prinsip kehidupan manusia pada akhirnya adalah sama (universal). Sebagai contoh, berusaha mencapai keberhasilan dalam pekerjaan, melakukan kebaikan bagi masyarakat, dan lain sebagainya. Dalam budaya negara manapun, dalam agama apapun, prinsip itu adalah prinsip kebenaran yang berlaku dimanapun."
Jika ada orang yang hanya mementingkan dirinya sendiri (egosentris) dan hanya berorientasi meraup keuntungan, pada akhirnya akan menjadi sosok yang sarat dengan aib di dunia bisnis.
Dalam hal bisnis, Inamori berpegang teguh pada prinsip moral dan etika "semakin sederhana akan semakin efektif" - yakni keadilan, sehingga di tengah ajang pertempuran bisnis yang sengit, dapat terus memimpin pasukannya menembus ajang internasio-nal, serta memperluas skala bisnis.
Disaat masyarakat memahkotai keberhasilannya dengan "kegemerlapan" dan "legenda", Inamori sendiri dengan rendah hati mengatakan, semua itu merupakan anugerah dari Yang Mahakuasa. Betapa pun kemampuan dan keberhasilan yang ada pada dirinya, "Merupakan milik saya tapi juga tidak semata-mata milik saya. Kemampuan dan keberhasilan sama sekali bukan milik saya."
Sebelum benar-benar memahami rahasia bisnis ini - kekuatan akan jalan kebenaran ini, Inamori sempat diterpa hujan dan badai yang menempa dirinya, bahkan pernah mendapat kecaman dari masyarakat.
Dalam bukunya The Living Way, Inamori mengisahkan satu peristiwa yang terjadi sekitar 20 tahun lalu, waktu itu dalam kondisi belum mendapatkan surat izin usaha, oleh karena desakan para dokter dan pasien, Kyocera membuat dan menjual sendi lutut buatan yang terbuat dari bahan keramik, sehingga membuat Kyocera mendapat kecaman bertubi-tubi. Meskipun hal itu bukan sepenuhnya kehendak dia, namun ia pun tidak memberikan argumentasi apa pun, dan secara ikhlas menerima kritik dari masyarakat. Hal ini membuatnya merasa letih secara psikologis.
Inamori pun pergi mengunjungi seorang biarawan dan berharap agar bisa mendapatkan keteduhan rohani, tapi yang didapatkannya justru adalah ucapan selamat, asalkan dirinya masih hidup, kesulitan pasti selalu ada.
"Saat bencana datang, janganlah bersedih, melainkan harus bergembira. Karena bencana telah menghapus semua dosa-dosa pada jiwa Anda di kehidupan bermasa-masa silam. Bencana ini telah menghapus dosa-dosa yang telah Anda lupakan, dan itulah sebabnya, Inamori, saya harus memberi selamat kepada Anda!", demikian kata sang biarawan.
Setelah peristiwa itu, Inamori menyadari, "karma (dosa)" yang melekat kuat pada jiwanya, "Juga pernah mendistorsi dan mengotori sebagian dari jiwa saya", tapi juga dapat dihilangkan lewat berbagai kegagalan yang dialami dalam bisnisnya. Oleh karena itu, ia menjadi tercerahkan akan "makna agung keberadaan manusia. Kecerdasan dan nurani setelah melalui penempaan, baru muncul kesadaran dan pencerahan". Maka Inamori pun dengan lapang dada menerima kritik dari masyarakat dan me-nerima "ujian dari takdir tersebut", dan tetap bersikap berusaha "mengabdi pada masyarakat, mengabdi pada umat manusia".
Disaat mengalami terpaan topan badai selama menjalankan bisnisnya, Inamori menyadari sebuah kiat untuk sukses dalam bisnis - disaat menapak jalan kebenaran, ia juga berbagi hikmah yang dipetiknya dengan semua orang, "Bagi saya, di tengah segala bentuk eksistensi ini, manusia mengemban suatu misi yang paling penting (diantara semua makhluk hidup) ke alam semesta ini. Manusia yang memiliki akal budi dan perasaan, dengan jiwa yang penuh dengan cinta kasih dan empati, lahir di dunia ini - memang memberikan fungsi teramat penting bagi manusia sebagai makhluk yang paling tinggi derajatnya. Jadi kita semua berkewajiban untuk memahami tanggung jawab kita, dan berusaha untuk membina jiwa sepanjang hi-dup kita. Mulai dari saat lahir, agar jiwa terus meningkat, sedikit demi sedikit harus lebih gigih maju. Menurut saya ini jugalah jawaban akhir makna kehidupan manusia di dunia ini." (sud/rahmat) http://erabaru.net/headline/8181-rahasia-bisnis-dewa-manajemen-jepang-menapak-jalan-kebenaran
Tidak ada komentar:
Posting Komentar