Selasa, 01 April 2014

Mengalah dan Bersyukur Itulah Kekuatan Ibuku



Nama : Cecilia Sri Wahyuni
Tempat, tanggal lahir : Grobogan, 07 November 2013
Pekerjaan : Apoteker

Cecilia Sri Wahyuni adalah sesosok ibu muda yang sering dipanggil dengan sebutan tante Sri. Tante Sri lahir 53 tahun yang lalu di Grobogan tanggal 07 November 2013. Kota yang asing untuk didengar tersebut terletak di salah satu desa di dekat kota Semarang Jawa Tengah. Beliau adalah anak pertama dari enam bersaudara yang terdiri dari tiga orang anak perempuan dan tiga orang anak laki – laki. Sekilas merupakan gambaran dari sosok beliau yang juga merupakan ibunda saya.


Setiap kali saya teringat dengan sosok bunda yang terlintas di pikiran saya adalah kasih sayang yang lembut yang selalu beliau berikan kepada saya dan adik saya. Ibu saya berbeda dengan ibu lainnya karena dia sangat lembut, pembawaannya yang sedikit cuek merupakan cirri khas yang membuat beliau berbeda. Pada umumnya seorang ibu pada umumnya suka untuk belanja, gossip, dan melakukan aktivitas – aktivitas ibu rumah tangga pada umumnya. 

Beliau bekerja di salah satu apotek yang berada di kawasan Cempaka Putih, Jakarta Pusat, setiap harinya beliau bekerja pulang pergi dengan menggunakan Bus Kota. Kegigihan dari beliau yang mau bersusah payah untuk bekerja dengan menggunakan Bus kota bukanlah hal yang mudah, beliau sudah melalui kegiatan rutin ini selama 20 tahun . sampai pada akhirnya di tahun 2012 beliau merasa jenuh dan lelah. 

Itu hanya seputar aktivitas pekerjaan beliau, ada sisi yang lain berbeda dan memang harus dihadapi dalam kehidupan seorang wanita karir dan juga melwati kehidupan di dalam rumah tangga untuk menghadapi, merawat, menjaga, dan memberikan kasih sayang kepada suami, dan kedua anaknya. Hal – hal tersebut sekilas dan secara kasat mata merupakan pekerjaan yang mudah, namun sesungguhnya hal terpenting yang harus dimiliki oleh seorang ibu rumah tangga adalah seorang sosok yang kuat jauh harus lebih kuat dan lebih tegar daripada suami, harus bisa menjaga dan memberi kasih sayang yang lebih. 

Beliau telah berhasil melakukan itu semua menjadi seorang ibu yang sabar menghadapi suami dan anak – anaknya dan juga menjadi sesosok penyemangat, penyayang, dan pelindung bagi mereka. Bagaimana tidak beliau harus tetap bekerja untuk membantu suami dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga dan juga harus tetap menjadi ibu rumah tangga ketika pulang bekerja. Beliau tidak pernah merasa lelah dan menyerah ataupun jenuh dalam menjalani aktivitas tersebut. 

Satu kunci beliau dapat melakukan itu semua adalah dengan rasa syukur yang selalu beliau panjatkan ketika doa pagi dan doa malam sebelum tidur. Ucapan syukur tersebut menjadikan kekuatan bagi beliau untuk melalui hal tersebut. Hal lain yang menjadi teladan bagi saya adalah kebiasaannya untuk mengucapkan Terima Kasih. Dua kata simple yang mungkin sudah jarang untuk kita ucapkan. Beliau selalu mengucapkan terima kasih untuk setiap orang yang sudah membantu dia, maupun untuk hal sekecil apapun . dengan mengucapkan hal tersebut secara tidak langsung sudah ada bentuk penghargaan yang beliau berikan.

 Selain itu teladan lainnya adalah mengalah bukan untuk kalah. Seringkali beliau mengucapkan kata minta maaf hanya untuk meredam emosi orang yang sedang marah, hal yang sulit bagi orang pada umumnya untuk mengaku salah maupun kita tidak melakukan salah tersebut. beliau dapat melakukan itu tanpa ada paksaan ataupun rasa jengkel. Setiap hal yang beliau lakukan, semuanya di lakukan dengan rasa ikhlas.

Itulah cerita singkat tentang sosok Ibu di mata saya. 
ditulis oleh
Monica Daymond

Tidak ada komentar:

Posting Komentar