Nama : Cecilia Sri Wahyuni
Cecilia Sri
Wahyuni adalah sesosok ibu muda yang sering dipanggil dengan sebutan tante Sri.
Tante Sri lahir 53 tahun yang lalu di Grobogan tanggal 07 November 2013. Kota
yang asing untuk didengar tersebut terletak di salah satu desa di dekat kota
Semarang Jawa Tengah. Beliau adalah anak pertama dari enam bersaudara yang
terdiri dari tiga orang anak perempuan dan tiga orang anak laki – laki. Sekilas
merupakan gambaran dari sosok beliau yang juga merupakan ibunda saya.
Setiap kali saya
teringat dengan sosok bunda yang terlintas di pikiran saya adalah kasih sayang
yang lembut yang selalu beliau berikan kepada saya dan adik saya. Ibu saya
berbeda dengan ibu lainnya karena dia sangat lembut, pembawaannya yang sedikit
cuek merupakan cirri khas yang membuat beliau berbeda. Pada umumnya seorang ibu
pada umumnya suka untuk belanja, gossip, dan melakukan aktivitas – aktivitas
ibu rumah tangga pada umumnya.
Beliau bekerja di salah satu apotek yang berada
di kawasan Cempaka Putih, Jakarta Pusat, setiap harinya beliau bekerja pulang
pergi dengan menggunakan Bus Kota. Kegigihan dari beliau yang mau bersusah
payah untuk bekerja dengan menggunakan Bus kota bukanlah hal yang mudah, beliau
sudah melalui kegiatan rutin ini selama 20 tahun . sampai pada akhirnya di
tahun 2012 beliau merasa jenuh dan lelah.
Itu hanya seputar aktivitas pekerjaan
beliau, ada sisi yang lain berbeda dan memang harus dihadapi dalam kehidupan
seorang wanita karir dan juga melwati kehidupan di dalam rumah tangga untuk
menghadapi, merawat, menjaga, dan memberikan kasih sayang kepada suami, dan
kedua anaknya. Hal – hal tersebut sekilas dan secara kasat mata merupakan
pekerjaan yang mudah, namun sesungguhnya hal terpenting yang harus dimiliki
oleh seorang ibu rumah tangga adalah seorang sosok yang kuat jauh harus lebih
kuat dan lebih tegar daripada suami, harus bisa menjaga dan memberi kasih sayang
yang lebih.
Beliau telah berhasil melakukan itu semua menjadi seorang ibu yang
sabar menghadapi suami dan anak – anaknya dan juga menjadi sesosok penyemangat,
penyayang, dan pelindung bagi mereka. Bagaimana tidak beliau harus tetap
bekerja untuk membantu suami dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga dan juga
harus tetap menjadi ibu rumah tangga ketika pulang bekerja. Beliau tidak pernah
merasa lelah dan menyerah ataupun jenuh dalam menjalani aktivitas tersebut.
Satu kunci beliau dapat melakukan itu semua adalah dengan rasa syukur yang
selalu beliau panjatkan ketika doa pagi dan doa malam sebelum tidur. Ucapan
syukur tersebut menjadikan kekuatan bagi beliau untuk melalui hal tersebut. Hal
lain yang menjadi teladan bagi saya adalah kebiasaannya untuk mengucapkan
Terima Kasih. Dua kata simple yang mungkin sudah jarang untuk kita ucapkan.
Beliau selalu mengucapkan terima kasih untuk setiap orang yang sudah membantu
dia, maupun untuk hal sekecil apapun . dengan mengucapkan hal tersebut secara
tidak langsung sudah ada bentuk penghargaan yang beliau berikan.
Selain itu
teladan lainnya adalah mengalah bukan untuk kalah. Seringkali beliau
mengucapkan kata minta maaf hanya untuk meredam emosi orang yang sedang marah,
hal yang sulit bagi orang pada umumnya untuk mengaku salah maupun kita tidak
melakukan salah tersebut. beliau dapat melakukan itu tanpa ada paksaan ataupun
rasa jengkel. Setiap hal yang beliau lakukan, semuanya di lakukan dengan rasa
ikhlas.
Itulah cerita singkat tentang sosok
Ibu di mata saya.
ditulis oleh
Monica Daymond
Tidak ada komentar:
Posting Komentar