Dalam mitologi Timur dan Barat, sering
muncul dewi cantik yang datang menjemput dengan mesin tenunnya. Tidak
peduli seberapa jauh dan luas geografis, sebuah mesin tenun kecil,
dengan kekuatan magisnya dapat dengan mudah melintasi tempat yang jauh
menenun benang yang menjalin takdir nasib, untuk menenun berbagai
keadaan hidup masyarakat yang berbeda.
Dahulu
saya pernah mendengar teman menceritakan sebuah cerita, tentang seorang
raja yang berasal dari negara yang terpencil. Setelah raja beranjak
tua, mengetahui waktunya di dunia ini sudah tidak lama lagi, kemudian
dia mencari sebuah tempat yang sunyi untuk merenung dan bertobat serta
berdoa untuk pewarisnya agar dapat melanjutkan masa depan tahtanya.
Pada
suatu hari, ketika raja sedang dalam keadaan setengah tertidur,
tiba-tiba dia melihat di dalam kehidupannya ada sebuah mesin tenun emas
yang mengikutinya, mesin tenun emas ini tidak pernah meninggalkannya.
Mesin itu melihat setiap perbuatan, perkataan, pikiran dan ide dari raja
lalu tanpa berhenti menenun.
Karena
raja adalah seorang yang mempunyai sifat kasih sayang, maka setiap
pikiran, ide, perbuataannya semuanya adalah demi kebaikan dan
kepentingan rakyat. Oleh sebab itu mesin penenun emas ini menenunkan
sebuah pakaian yang cantik untuk raja, supaya ketika raja sudah tua,
dapat memakai pakaian yang ditenun dari kasih sayang, ide dan pikiran
yang baik menjadi sebuah baju yang megah untuk menghadap kepada Tuhan
Yang Maha Esa, serta menerima penghargaa dari surgawi.
Raja
melihat pemadangan di depan matanya, tanpa sadar dia menghela nafas
berkata, "Niat pikiran baik manusia adalah demikian berharga. Kehidupan
kini dan masa akan datang dapat hidup dengan baik, semuanya tergantung
kepada niat pikiran baik sehelai demi sehelai ditenun menjadi kain."
Kisah
raja hanya melintas sekejab di otak, segera melesat dari pikiran, di
dalam pikiran timbul sebuah cerita lain.
Pada dinasti Jin ada seorang
menteri Tao Kan ketika masih kecil ayahnya telah meninggal, maka ibu Tao
Kan seorang diri dengan susah payah mencari kayu bakar untuk
membesarkannya.
Suatu hari, Tao Kan
sedang berada di danau untuk memancing, dia mendapatkan sebuah mesin
tenun emas, berkilauan bercahaya sangat indah.
Tao Kan lalu berpikir, "Mesin tenun emas ini begitu berharga jatuh ke danau, pemiliknya pasti bersusah payah mencarinya."
Lalu
Tao Kan menggantungkan mesin emas ini di dinding tempat yang mencolok
sehingga pemilik dapat melihat. Tao Kan setelah menggantung mesin emas
ini lalu melanjutkan membaca sambil menunggu pancingannya, tanpa
memikirkan untuk memiliki bagi dirinya sendiri mesin tenun emas
tersebut.
Raja Naga di danau kecil
melihat Tao Kan memiliki karakter yang sangat baik dan sifat kebajikan,
kemudian terbang kelangit melaporkan hal ini kepada kaisar langit.
Kaisar
langit setelah mendengar kebajikan dan karakter baik pada diri Tao Kan,
memerintahkan raja naga menjaga dan memberkati Tao Kan supaya lulus
ujian kekaisaran. Dengan demikian, akhirnya Tao Kan menjadi seorang
panglima militer berkuasa atas enam negara, dan menjadi seorang panglima
yang terkenal pada dinasti Jin.
Dua
cerita pendek ini menggambarkan pentingnya kebaikan dalam makna hidup.
Menjalani hidup, seolah-olah diisi dengan kesabaran dan kebodohan yang
panjang.
Kebaikan adalah sifat dasar
manusia. tetapi juga sering di berbagai tahap kehidupan, memberikan
inspirasi kejutan kepada orang, dalam kehidupan banyak berbuat kebajikan
maka hal tersebut akan ditenun menjadi kehidupan dunia yang indah.
(ran). erabaru.net
Tidak ada komentar:
Posting Komentar