Selasa, 01 April 2014

Baik Berarti Sabar dan Seolah Olah Bodoh ...

Dalam mitologi Timur dan Barat, sering muncul dewi cantik yang datang menjemput dengan mesin tenunnya. Tidak peduli seberapa jauh dan luas geografis, sebuah mesin tenun kecil, dengan kekuatan magisnya dapat dengan mudah melintasi tempat yang jauh menenun benang yang menjalin takdir nasib, untuk menenun berbagai keadaan hidup masyarakat yang berbeda.

Dahulu saya pernah mendengar teman menceritakan sebuah cerita, tentang seorang raja yang berasal dari negara yang terpencil. Setelah raja beranjak tua, mengetahui waktunya di dunia ini sudah tidak lama lagi, kemudian dia mencari sebuah tempat yang sunyi untuk merenung dan bertobat serta berdoa untuk pewarisnya agar dapat melanjutkan masa depan tahtanya.


Pada suatu hari, ketika raja sedang dalam keadaan setengah tertidur, tiba-tiba dia melihat di dalam kehidupannya ada sebuah mesin tenun emas yang mengikutinya, mesin tenun emas ini tidak pernah meninggalkannya. Mesin itu melihat setiap perbuatan, perkataan, pikiran dan ide dari raja lalu tanpa berhenti menenun.

Karena raja adalah seorang yang mempunyai sifat kasih sayang, maka setiap pikiran, ide, perbuataannya semuanya adalah demi kebaikan dan kepentingan rakyat. Oleh sebab itu mesin penenun emas ini menenunkan sebuah pakaian yang cantik untuk raja, supaya ketika raja sudah tua, dapat memakai pakaian yang ditenun dari kasih sayang, ide dan pikiran yang baik menjadi sebuah baju yang megah untuk menghadap kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta menerima penghargaa dari surgawi.

Raja melihat pemadangan di depan matanya, tanpa sadar dia menghela nafas berkata, "Niat pikiran baik manusia adalah demikian berharga. Kehidupan kini dan masa akan datang dapat hidup dengan baik, semuanya tergantung kepada niat pikiran baik sehelai demi sehelai ditenun menjadi kain."

Kisah raja hanya melintas sekejab di otak, segera melesat dari pikiran, di dalam pikiran timbul sebuah cerita lain. 

Pada dinasti Jin ada seorang menteri Tao Kan ketika masih kecil ayahnya telah meninggal, maka ibu Tao Kan seorang diri dengan susah payah mencari kayu bakar untuk membesarkannya.
Suatu hari, Tao Kan sedang berada di danau untuk memancing, dia mendapatkan sebuah mesin tenun emas, berkilauan bercahaya sangat indah.

Tao Kan lalu berpikir, "Mesin tenun emas ini begitu berharga jatuh ke danau, pemiliknya pasti bersusah payah mencarinya."

Lalu Tao Kan menggantungkan mesin emas ini di dinding tempat yang mencolok sehingga pemilik dapat melihat. Tao Kan setelah menggantung mesin emas ini lalu melanjutkan membaca sambil menunggu pancingannya, tanpa memikirkan untuk memiliki bagi dirinya sendiri mesin tenun emas tersebut.

Raja Naga di danau kecil melihat Tao Kan memiliki karakter yang sangat baik dan sifat kebajikan, kemudian terbang kelangit melaporkan hal ini kepada kaisar langit.

Kaisar langit setelah mendengar kebajikan dan karakter baik pada diri Tao Kan, memerintahkan raja naga menjaga dan memberkati Tao Kan supaya lulus ujian kekaisaran. Dengan demikian, akhirnya Tao Kan menjadi seorang panglima militer berkuasa atas enam negara, dan menjadi seorang panglima yang terkenal pada dinasti Jin.

Dua cerita pendek ini menggambarkan pentingnya kebaikan dalam makna hidup. Menjalani hidup, seolah-olah diisi dengan kesabaran dan kebodohan yang panjang.

Kebaikan adalah sifat dasar manusia. tetapi juga sering di berbagai tahap kehidupan, memberikan inspirasi kejutan kepada orang, dalam kehidupan banyak berbuat kebajikan maka hal tersebut akan ditenun menjadi kehidupan dunia yang indah. (ran). erabaru.net

Tidak ada komentar:

Posting Komentar