KaMo Homeschooling (HS) Community
Hallo, Sahabat AFI...
Apakah Anda setuju bahwa dunia ini adalah tempat yang begitu luas untuk kita belajar? Dunia ini tidak akan habis untuk kita bereksplorasi. Dunia ini adalah laboratorium raksasa yang penuh dengan material menakjubkan untuk diteliti. Di dunia yang begitu luas, kaya, dan ajaib ini, ada sangat banyak cara untuk belajar. Ada sangat banyak jalan untuk menikmati dan mengisi kehidupan. Ada banyak jalan untuk kita bermakna dan 'berguna' dalam kehidupan.
Salah satu jalan yang bisa dan mungkin sudah kita tempuh adalah terlibat dalam kegiatan pendidikan atau kita sering menyebutnya sekolah, dengan menjadi peserta didik (pembelajar) maupun pendidik. Sebagai orang tua tentu yang kita bayangkan adalah anak-anak kita tumbuh, terdidik, dan menemukan dirinya di dunia yang maha luas dan maha kaya ini dengan bahagia. Sebagai seorang anak tentu yang kita bayangkan adalah kita bisa bermain, belajar, bertemu banyak teman, dan punya kebebasan menemukan dan bereksplorasi atas apa saja yang kita cintai. Alangkah indahnya jika impian itu terjadi di lingkungan belajar kita atau anak kita.
Apa yang terjadi hari ini ? Ada anak yang takut dan frustasi saat hendak berangkat ke sekolah, ada anak yang melakukan kekerasan di sekolah, ada anak yang minta berhenti sekolah di tengah jalan karena merasa tidak mampu mengikuti cara belajar di sekolah, pornografi dan perilaku seksual yang bebas yang terjadi pada anak, dan ada orang tua yang kebingungan atas perilaku anaknya. Gambaran-gambaran tersebut yang sebenarnya akrab sekali dengan kita hari memunculkan pertanyaan, "apa yang belum kita lakukan?''
Homeschooling (HS) atau pendidikan berbasis keluarga, bisa menjadi salah satu jalan yang dipilih. Peran pendidik utama anak adalah orang tua, isi pembelajaran dan metode mendidik bersifat 'tailor made' disesuaikan dengan kepribadian masing-masing anak. Tidak seorang anakpun harus dididik dengan cara sama dan dibandingkan dengan anak lainnya.
KaMo singkatan dari Karakter Moral. Nama sederhana yang mengingatkan kami bahwa tujuan memilih untuk menerapkan pendidikan berbasis keluarga bagi anak-anak adalah untuk membangun karakter moral.
Di era teknologi informasi ini, pengetahuan tidak lagi sulit dicari. Sumber-sumber pengetahuan, hasil penelitian, hasil-hasil penemuan terbaru, semua telah dibukakan. Bagi yang mencari, maka akan mudah mendapakan dengan bantuan teknologi. Tetapi karakter, bukan sesuatu yang bisa begitu saja diperoleh dengan googling dan membaca. Karakter moral perlu dipahami, diamati, dihayati, disadari, diterapkan, diuji. Dan terus kemudian dipahami ulang, diamati kembali, dihayati, disadari kembali, diterapkan, dan diuji kembali.
Apakah Anda setuju bahwa dunia ini adalah tempat yang begitu luas untuk kita belajar? Dunia ini tidak akan habis untuk kita bereksplorasi. Dunia ini adalah laboratorium raksasa yang penuh dengan material menakjubkan untuk diteliti. Di dunia yang begitu luas, kaya, dan ajaib ini, ada sangat banyak cara untuk belajar. Ada sangat banyak jalan untuk menikmati dan mengisi kehidupan. Ada banyak jalan untuk kita bermakna dan 'berguna' dalam kehidupan.
Salah satu jalan yang bisa dan mungkin sudah kita tempuh adalah terlibat dalam kegiatan pendidikan atau kita sering menyebutnya sekolah, dengan menjadi peserta didik (pembelajar) maupun pendidik. Sebagai orang tua tentu yang kita bayangkan adalah anak-anak kita tumbuh, terdidik, dan menemukan dirinya di dunia yang maha luas dan maha kaya ini dengan bahagia. Sebagai seorang anak tentu yang kita bayangkan adalah kita bisa bermain, belajar, bertemu banyak teman, dan punya kebebasan menemukan dan bereksplorasi atas apa saja yang kita cintai. Alangkah indahnya jika impian itu terjadi di lingkungan belajar kita atau anak kita.
Apa yang terjadi hari ini ? Ada anak yang takut dan frustasi saat hendak berangkat ke sekolah, ada anak yang melakukan kekerasan di sekolah, ada anak yang minta berhenti sekolah di tengah jalan karena merasa tidak mampu mengikuti cara belajar di sekolah, pornografi dan perilaku seksual yang bebas yang terjadi pada anak, dan ada orang tua yang kebingungan atas perilaku anaknya. Gambaran-gambaran tersebut yang sebenarnya akrab sekali dengan kita hari memunculkan pertanyaan, "apa yang belum kita lakukan?''
Homeschooling (HS) atau pendidikan berbasis keluarga, bisa menjadi salah satu jalan yang dipilih. Peran pendidik utama anak adalah orang tua, isi pembelajaran dan metode mendidik bersifat 'tailor made' disesuaikan dengan kepribadian masing-masing anak. Tidak seorang anakpun harus dididik dengan cara sama dan dibandingkan dengan anak lainnya.
KaMo singkatan dari Karakter Moral. Nama sederhana yang mengingatkan kami bahwa tujuan memilih untuk menerapkan pendidikan berbasis keluarga bagi anak-anak adalah untuk membangun karakter moral.
Di era teknologi informasi ini, pengetahuan tidak lagi sulit dicari. Sumber-sumber pengetahuan, hasil penelitian, hasil-hasil penemuan terbaru, semua telah dibukakan. Bagi yang mencari, maka akan mudah mendapakan dengan bantuan teknologi. Tetapi karakter, bukan sesuatu yang bisa begitu saja diperoleh dengan googling dan membaca. Karakter moral perlu dipahami, diamati, dihayati, disadari, diterapkan, diuji. Dan terus kemudian dipahami ulang, diamati kembali, dihayati, disadari kembali, diterapkan, dan diuji kembali.
Tujuan:
Bahagia - Bermakna
- Bahagia maksudnya adalah anak-anak merasakan suka cita dalam proses belajar, menggali diri, menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan hidup, dan dalam menguji dan diuji.
- Bermakna maksudnya adalah anak-anak bisa menemukan beberapa hal (tidak harus banyak hal) yang bisa membuatnya 'berguna' sehingga merasa bermakna bagi kebaikan hidup bersama. Anak-anak menjadi berarti karena bermanfaat bagi kehidupan.
Virtues and Character Strengths:
Sejak tahun 2004, Peterson dan Seligman sudah meluncurkan buku Character Strengths and Virtues seperti gambar di bawah ini. Buku ini telah menjadi landasan bagi kami untuk menyusun program dan kurikulum KaMo HS.
Subjects:
Programs (Elementary):
| 
|
Keanggotaan (bisa dipilih): 
Schedule:
Pendaftaran & pengisian data diri : sepanjang tahun Evaluasi kepribadian lengkap : sepanjang tahun (by appoinment) Konsultasi dengan psikolog : 1x/ bulan (by appoinment) Outing : 1x/bulan Children Class : Senin - Jumat (08.00 - 12.00) Parents Tea Time : Sabtu ke-3 setiap bulan, pkl. 10.00 - 12.00 Parent Class : Rabu (09.00 - 11.00) Learning Evaluation : Trimester Place: Class : Hope Room, Ad Familia Indonesia Outing : Sesuai learning design
The goal of education is not to increase the
amount of knowledge but to create the possibilities for a child to invent and
discover, to create men who are capable of doing new things.
Jean Piaget
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar