Selasa, 19 Juni 2018

Cerita Keluarga : Ayahku Jengkol : KaMo Homeschooling Community WA : 0852 68506155



Ayahku Jengkol

Kisah keluarga Ibu Sinta ...
Perjalanan menuju Pulau Monata membuat aku begitu tertegun. Indahnya alam, membuatku begitu takjub akan keajaiban Tuhan atas ciptaanNya. Dengan speed boat aku bersama keluarga besarku tengah berwisata. Kebetulan kami berangkat bersama satu keluarga dekat dari Ayahku keluarga Pak Yul. Pak Yul memiliki 3 orang anak, yang sulung sudah kuliah, anak kedua masih SMA dan yang bungsu masih duduk dibangku kelas 3 SD, namanya Erik.

Erik dan Rangga anakku, sebaya dan mereka tampak cukup akrab. Tanpa sengaja aku mendengar percakapan mereka.
“Rik, kamu ganteng banget yah! Tapi wajar sih ayahmu juga ganteng, tidak seperti ayahku. Ayahku mah kayak Jengkol”.

 
Aku begitu tertegun mendengar apa yang dikatakan anakku tentang ayahnya. Aku tahu, Jengkol adalah salah satu makanan yang ia benci sekali. Peristiwa itu aku simpan di dalam hati. tapi aku bertekad aku ingin mengkomunikasikan hal ini dengan suamiku. 

Sepulang dari pulau aku masih mencari cara bagaiamana agar suamiku tidak marah jika aku mengkomunikasikan apa yang ada dalam pergumulan hatiku. “ aku tahu suamiku keras dan tidak terlalu peduli jika ia dikatakan jengkol oleh anaknya. Tapi itu begitu mengganggu hatiku. Selepas pulang kerja tanpa sengaja aku membaca koran. Aku tertarik dengan satu bacaan di dalamnya yang berkisah tentang seseorang yang akhirnya menjadi seorang gay karena diperlakukan begitu keras oleh ayahnya. Hatinya berontak dan ia mencari figure-figur hidup yang lebih ideal daripada ayahnya. 

Hatiku semakin meledak, ada sedikit kawatir, karena suamiku seringkali memukul Erik jika melakukan kesalahan. Malamnya aku memberanikan diri untuk mengkomunikasikan hal ini. Sedikit tergetar rasanya mau mulai dari mana. 

“John, menurutmu bagaimana perkembangan Rangga selama ini? Bagaimana hubunganmu dengan Rangga? Aku mulai dengan pertanyaan-pertanyaan terbuka agar ia tidak langsung menutup diri. Akhirnya aku ungkapkan juga apa yang ada dalam hatiku. “John, aku kawatir, ketika pergi ke pulau minggu lalu ada sesuatu yang aku dengar dari Rangga dan itu mengganggu aku? “ada apa dengan Rangga?, John menjawab tanpa ekspresi. “ Ia mengatakan bahwa kamu itu kayak Jengkol, tidak seperti ayah Erik yang keren. Aku berpikir pasti ada sesuatu di balik itu kenapa Rangga sampai mengungkapkan hal itu". Kemudian aku tunjukkan koran yang aku baca padanya, aku kawatir akan terjadi sesuatu pada Rangga dikemudian hari.
John hanya terdiam dan mendengarkanku, ia tidak membantah dan tidak memberi komentar setelah itu. aku merasa lega. Sepulangnya dari tugas luar kota, malam-malam ia memanggil Rangga. Mereka berbicara di kamar Rangga, sedang aku duduk menguping di ruang tamu.
“Rangga, sini papa mau ngomong man to man?
“apaan itu Pa, Man to Man”
“Man to Man artinya pembicaraan laki-laki yang dewasa tapi rahasia dan jujur, hanya kita yang tahu. Mau?”
“ oke”. Sahut Rangga singkat. “Papa mau tanya, ada nggak selama ini sikap, perilaku atau kata-kata papa yang Rangga tidak suka”
“Ada, Pa. Ingat nggak waktu Rangga malam-malam dihukum papa karena nakal. Rangga ditelanjangin dan diguyur air. Rangga kesel banget ama papa waktu itu”.
“kalau gitu Papa minta maaf  ya! Iya Rangga maafin. “Papa dulu suka dipukul kakek nggak ya?” “papa dulu sering di pukul kakek”. John menjelaskan hukuman apa saja yang dulu pernah di dapatnya. “ Kakek minta maaf nggak ama papa?” John terdiam sejenak. “kakek minta maaf juga ama papa”. “ Kapan?” sahut Rangga cepat. “ketika Papa sudah besar, ketika Papa sudah kuliah”. “ Kakek kok lama yah minta maafnya?. “ iya, Papa juga nggak tahu”. Rangga kemudian menyahut,” kok Papa juga terlambat minta maafnya? “ Iya, maafin, Papa ”. Rangga kemudian memeluk dan mencium John. “ makasih Pa”.

Semenjak kejadian itu aku belajar betapa penting mendengarkan dengan seksama apa yang diungkapkan anakku dan aku pun belajar untuk lebih percaya kepada suamiku. 

 KaMo Homeschooling Community WA : 0852 68506155

Tidak ada komentar:

Posting Komentar