Icha Rastika | Tri Wahono |
Rabu, 29 Februari 2012 | 11:56 WIB
Hal itu diungkapkan Angelina saat bersaksi dalam persidangan kasus
dugaan suap wisma atlet SEA Games dengan terdakwa Muhammad Nazaruddin
yang berlangsung di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Rabu
(29/2/2012). .......
Sepertinya saat ini kita selalu disajikan masalah masalah namun tanpa penyelesaian. Simak saja berita tentang politisi muda Angelina ini yang menyatakan ia tidak memiliki BB di tahun 2009 dan sekarang terlilit kasus wisma atlet. Saya kira kasus ini tidak akan terungkap cepat, entah kapan bisa terselesaikan. Karena hal ini sudah diluar batas etika (diluar batas kewajaran) dan banyak faktor yang tidak terlihat namun sangat menentukan bagaimana hukum berbicara di negeri ini. Saya tidak tahu apakah anggi benar atau salah dan saya tidak ada maksud untuk mengetahui hal ini lebih jauh. Dan opini ini pun tidak bermaksud untuk membincangkan kasus di atas. Namun saya ingin berbicara dari sudut moral, dimana moralitas saat ini terus terdegradasi hingga titik nadir.
Bagaimana kita tahu bahwa saat ini terjadi degradasi moral yang parah? Lihatlah fenomena orang yang nyata nyata bersalah tapi tetap saja sepertinya tanpa dosa. Bahkan yang mengerikan lagi adalah justru lemparkan kesalahan itu kepada orang lain. Yang salah lebih galak dan beringas dari yang benar. Pernahkah anda mengalaminya? saya kira jika kita mau hening dan merenung sejenak kita bisa dengan mudah menemukan kasus kasus dalam kehidupan kita sehari hari. Contoh sederhana, ketika kita berebut jalan di tengah kemacetan, serobot dan saling mendahului, kita sering menemukan justru yang salahlah yang membentak. Atau di kantor, berebut kepentingan dan saling sikut untuk menjatuhkan dan mempertahankan nama baik. Atau dengan anak di rumah, mereka yang salah mereka yang menuntut dan minta diperlakukan istimewa. Sepertinya sulit jaman sekarang untuk menemukan teladan orang bermoral, orang yang memiliki kualitas kejujuran, kebaikan dan kesabaran yang mumpuni.
Contoh kejadian Angie, pada akhirnya membuat kita sendiri bingung, siapa yang bicara benar dan siapa yang berbohong. Kebenaran menjadi sangat sulit untuk ditemukan karena mencari kebenaran di sela sela ketidakbenaran. Apakah kita bisa mempercayai informasi dari rosa dan nazarudin padahal mereka ini adalah orang yang dinyatakan bersalah oleh pengadilan (mereka salah, tapi adakah kebenaran dari mereka?). Secara naluri, pada dasarnya kita sangat sulit mempercayai orang yang sudah melakukan kesalahan bukan? Sekali lagi siapa yang anda percaya, apakah Angie atau Rosa? Bukankah membingungkan ???
Terlepas dari kasus itu, bukankah hidup ini kita harus memiliki sesuatu yang kita percayai? Jika kita tidak memiliki sesuatu yang kita percaya pastilah kita mudah diombang ambingkan dan kita tidak pernah menjadi diri kita yang sebenarnya. Kita akan terus merasa dibelenggu dan tidak bebas. Jika kita tida percaya dengan pasangan hidup dan anak kita sendiri, apa yang akan terjadi dengan diri kita? tentu rasa kawatir yang tak berkesudahan bukan? Kita mudah berprasangka, curiga, over protected dan mungkin paranoid ... Terlebih masalah iman!!! Namun sebaliknya jika kita meyakini Tuhan itu ada, pastilah kita memiliki keteguhan dan keberanian serta kepasrahan.
Bagi sebagian orang yang sudah terbiasa dengan kebohongan akan menyadari bahwa ternyata bohong itu sendiri menjadi kekuatan yang bisa membuat orang yang kurang percaya diri menjadi gentar. Apalagi jika orang orang yang bersalah ini adalah orang yang memiliki kekayaan dan jabatan pastilah akan membuat orang-orang menjadi ragu untuk bersikap. Degradasi moral ini akan semakin membuat orang orang yang telah terbiasa dengan kebohongan akan semakin sadar ternyata dengan bohong ia akan semakin kuat dan tidak ada yang bisa menyentuh mereka. Sekali lagi, apalagi mereka itu adalah orang yang memiliki uang, kekuatan dan jabatan.
Dan orang orang yang berani berbohong apalagi dibawah sumpah, bukankah itu sudah berani menghadapi alam baka (Tuhan). Bagi mereka, Tuhan itu tidak ada, dan tidak ada yang perlu ditakuti. Yang ada adalah saat ini, dan saat ini adalah mempertahankan sekuat tenaga apa yang dimiliki. Entah itu uang, kenikmatan, nama, jabatan, fasilitas, dan segala sesuatu yang dipandang oleh mata ini adalah yang nyata, berharga dan penting. Padahal semua itu (uang, nama, dll) hanyalah sementara. Jika anda dan saya adalah orang beriman ada kata bijak yang biasa kita dengar" Takutlah akan Tuhanmu". Kata bijak ini mengingatkan kita agar kita senantiasa bersikap dan bertingkahlaku benar dan sesuai dengan apa yang diperintahkanNya (Tuhan)
Sekali lagi, saya tidak tahu apakah angie berbohong atau tidak, dan saya tidak ada dalam kapasitasnya. Namun yang menurut saya perlu direfleksikan bagi saya dan anda, apakah kita masih memiliki kebohongan kebohongan, apalagi berbohong dihadapan sumpah (pengadilan). Saya kira ini adalah saatnya untuk merefleksikan ke dalam kehidupan kita sehari hari dan keluarga. Jika kita ingin membuat segala sesuatunya lega mulailah berbicara apa adanya. Mungkin ada ketakutan, tapi hadapilah Jika ada konsekuensi yang harus di tanggung, tanggunglah sekarang.Jangan sampai kita terlambat menanggung, terlebih kita akan membawa beban itu sampai mati dan sampai mati kita pun tidak pernah bisa kembali lagi menjadi manusia yang utuh dan bermartabat.
Dengan memulai berkata jujur dari situlah moralitas kita diperbaharui dan kita menjadi manusia yang lebih baik dan bermartabat.
Dapatkan ebook gratis tentang pengembangan karakter di www.karaktermoral.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar