Kedudukan tertingginya adalah perdana menteri. Dia menulis "Surat kepada Putra" yang ditujukan kepada putranya, Zhuge Qiao.
Berikut isi surat yang ditulis oleh Zhuge Liang kepada putrnya :
"Surat untuk Putra" dari Zhuge Liang
Perilaku orang-orang yang memiliki kemampuan dan penuh dengan
integritas tergantung pada perasaan paling dalam mereka, termasuk
mempunyai ketenangan jiwa serta kemampuan memusatkan dan menyeimbangkan
energi seseorang.
Seseorang perlu mengultivasi jiwa dan raga, yang memerlukan
seseorang agar memerhatikan prilakunya serta rajin. Jika seseorang tidak
memandang nama dan keuntungan duniawi secara ringan, dia tidak akan
dapat mengetahui dengan jelas tujuannya.
Jika pikiran seseorang tidak tenang, dia tidak dapat menyadari
standar yang luas. Apa yang dipelajari seseorang harus diserap
sepenuhnya, dan untuk mengembangkan bakatnya ia harus belajar dengan
berjerih payah.
Jika seseorang tidak belajar dengan tekun, kemampuan dan
kebijaksanaannya tidak dapat tumbuh. Jika seseorang tidak jelas akan
tujuannya, ia tidak akan dapat mencapainya, bahkan melalui belajar
sekalipun.
Jika seseorang mengejar kenyamanan dan memiliki sikap malas dan
ceroboh, dia tidak bisa membangkitkan semangatnya. Jika bersikap
sembrono dan pemarah, seseorang tidak dapat menempa wataknya.
Kemudian, seiring masa mudanya berlalu dan keinginannya kian
memudar, maka dia akhirnya akan berubah menjadi pribadi yang tidak
memperoleh apa pun. Pada akhirnya, seseorang tidak akan berguna bagi
masyarakat. Pada saat itulah, tidak akan ada lagi yang tersisa baginya
untuk dilakukan, di luar yang tersisa dalam dunianya sendiri yang sempit
dan kecil, memikirkan dengan kepedihan apa yang telah hilang.
Seorang harus memiliki cita-cita yang mulia dan agung, mengagumi
orang mulia tempo dulu, melenyapkan nafsu dan melepaskan semua rintangan
yang menghalangi kemajuan seseorang. Hanya dengan cara ini seseorang
dapat mencapai cita-citanya dan secara sejati berubah dari dalam.
Seseorang harus mampu beradaptasi dengan situasi tertentu, mengabaikan bentuk permukaan, mendengarkan orang lain dan menghilangkan kecurigaan serta melenyapkan sikap kikir. Dengan mengikuti kebijakan seperti itu, sekalipun seseorang menderita kemunduran, ia tidak akan merusak pengaturan dan minatnya. Maka, seseorang tidak perlu mengkhawatirkan bagaimana mencapai tujuannya.
Seseorang harus mampu beradaptasi dengan situasi tertentu, mengabaikan bentuk permukaan, mendengarkan orang lain dan menghilangkan kecurigaan serta melenyapkan sikap kikir. Dengan mengikuti kebijakan seperti itu, sekalipun seseorang menderita kemunduran, ia tidak akan merusak pengaturan dan minatnya. Maka, seseorang tidak perlu mengkhawatirkan bagaimana mencapai tujuannya.
Jika seseorang tidak teguh dan tegas, semangatnya tidak tulus dan
dia tidak akan berhasil, menyerah pada arus masa kini, masih tetap tidak
sadar jernih dan terbelenggu oleh nafsu. Orang seperti itu pasti akan
menjadi manusia biasa, atau bahkan lebih buruk lagi, untuk selamanya.
(minghui/kn/asr) era baru.net
Refleksi :
Kebesaran Jiwa dan kebijaksanaan bukan hal yang di dapat dalam perjalanan seketika/instan. Butuh pengendapan dan proses yang mendalam dan masuk ke dalam diri.
Jika setiap orang berusaha masuk ke dalam dirinya, dan berusaha memikirkan orang lain terlebih dahulu pastilah keadaan Indonesia semakin baik.
Mampukah anda dan saya untuk setia berkunjung ke dalam hati kita secara rutin dan konsisten?
Dapatkan ebook gratis, pengembangan karakter moral di www.karaktermoral.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar