Baru saja saya naik ojek dari slipi menuju Benhil (Atma
Jaya) dalam perjalan ini ia menceritakan sebuah kisah hidup yang membuat saya
merenung. Ternyata, orang kecil tidak kalah bijak dengan orang yang bertitel,
berharta dan bertahta. Justru dengan kesederhanaannya ia mampu mencercap makna hidup
dan beroleh kekuatan menjalani hidup yang keras ini. Ia adalah seorang yang
memiliki Iman.
Kisahnya …
Pada suatu waktu ketika mengojek, Ia meceritakan seharian dari
pagi hingga sore, uang yang didapatnya hanyalah 10.000. terbayang apa yang akan
terjadi, di rumah sudah ada anak dan
istri menunggu dan berharap seorang bapak yang berjuang seharian membawa
secercah kegembiraan.
Tak terasa waktu berjalan sangat lambat, hingga pukul 6 sore
belum juga ada orang yang meminta jasanya. Ia memutuskan pulang dan dalam perjalanan pulang kembali terbayang
harapan istri dan anaknya, akhirnya ia memutar kembali motornya dan menunggu
keberuntungannya datang.
Tiba –tiba seorang ibu yang sudah cukup umur datang dan
memintanya untuk diantar ke cawang dalam. Tentu jarak ini cukup jauh dan berat dari
slipi (orang Jakarta tahu persis di jam ini adalah jam sibuk, padat, dan macet).
Ia mematok jasanya 35.000 saja, tapi si
ibu berkata dengan lemas, “saya hanya punya 20.000, saya minta keiklasannya
saja”. Ia berhitung untuk ongkos bensin masih cukup walau 10.000 yang ia bawa
pulang toh itu rejeki pada hari itu.
Ia pun memutuskan untuk mengantar ibu tersebut. Walau hari tersebut
hujan dan macet, ia hanya mengatakan “bismilah” semoga sampai tujuan dan
kembali ke keluarganya.
Hal aneh terjadi, ketika sampai di rumah ibu tersebut ketika
dalam perjalanan pulang ia dapat pelanggan yang kebetulan searah, ke Slipi!
Akhirnya ia pulang membawa uang Rp. 60.000. Ia menceritakan hal ini sambil
berkata,” jika saya ingat ini saya merinding”.
Semenjak kejadian tersebut ia berkata, “Tuhan itu ada, yang
penting jujur dan ikhlas ketika bekerja”.
Refleksi
Di jaman sekarang ini begitu banyak orang berkata saya
beragama, tapi apakah sungguh memiliki iman. Beda beragama dan iman jauh
sekali. Agama hanyalah permukaan dan lebih pada formalitas, tapi imanlah yang
sesungguhnya menunjukkan relasi seseorang dengan Tuhan yang diyakini.
Saat ini begitu sulit seseorang untuk sungguh beriman karena
tanpa sadar orang sangat mengandalkan apa yang terlihat. Padahal semakin seseorang
mengandalkan apa yang dapat dilihat mata sesungguhnya semakin seseorang tidak
beriman dan hidupnya dipenuhi dengan kekawatiran.
Semoga Saya dan Anda memiliki iman yang semakin kuat
sehingga mampu hadapi dan jalani hidup ini dengan tegar.
Salam hangat … candratua
Undangan Khusus !
OPEN HOUSE: Extra love & Care
OPEN HOUSE: Extra love & Care
Program Bagi Sahabat dengan Disabilitas Intelegensia
Apakah selama ini kita sudah memperlakukan sahabat dengan disabilitas inteligensia (tuna grahita) dengan baik? Ad Familia menjadi rumah bagi sahabat-sahabat dengan disabilitas inteligensia untuk berkarya, berteman, berprestasi, dan berpetualang. Siapa ingin melukis pelangi? Siapa yang hatinya rindu untuk bernyanyi dan bersyukur? Silakan datang pada:
Hari/ Tanggal : Sabtu, 6 Juli 2013
Waktu : 09.30 - 11.30
Tempat : Home of Ad Familia Indonesia
Komp. Ruko Gading Bukit Indah Blok Q No.15
Kelapa Gading - Jakarta Utara
Kegiatan : - Seminar keluarga "Melukis Langit Hidupku: Cerita Syukur Keluarga Sahabat Tuna Grahita"
- Perkenalan tim pendukung, tim pengajar, caregiver, keluarga, dan para sahabat AFI
- Penjelasan Program SLB C, PADI, Deteksi Dini & Assessment, dan Sheltered Workshop serta Klinik Tumbuh Kembang
- Diskusi, kebersamaan, dan perayaan syukur lintas agama
Pendaftaran ke: 021-29382939/ 44579745/ 70754779/ 08127917540/ 0811997713/ 0817133238
FREE (dengan konfirmasi)
Informasi lebih lengkap, silakan di:
www.adfamilia-indonesia.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar