Cemburu
– Iri Hati yang Merusak Hati
Pernahkan Anda merasa CEMBURU? Kalau belum mungkin istilah iri hati lebih tepat. Ketika tetangga membeli mobil
baru … atau ketika rekan kerja memperoleh kenaikan jabatan, atau saingan anda
mendapat bonus lebih besar dari Anda. Belum lagi masalah pasangan. Seseorang
yang lagi Anda “incer” ternyata lebih dekat dengan orang lain. Hati gundah luar
biasa. Semestinya saya juga mampu membeli mobil, sayalah seharusnya yang naik jabatan dan
mendapat bonus lebih besar. Kenapa dia dekat-dekat dengan “inceran” saya. Gemuruh di dada sulit sekali diredakan.
Rasanya darah turun naik tak beraturan. Emosi tidak terkendali.
Coba anda simak berita di bawah
ini :
OGAN KOMERING ULU, KOMPAS.com -
Gara-gara dibakar cemburu, Zainul Awib (36) warga Dusun 1 Desa Tanjung Manggus
Kecamatan Lubuk Batang Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan,
tega menganiaya istrinya sendiri hingga nyaris tewas. Sang istri, Triana
Septiana (19) kini harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit setempat
lantaran mengalami luka sayatan dileher dan luka tusukan. Kapolres OKU AKBP Ni
Ketut Widayana Sulandari mengatakan, tersangka Zainul ditangkap petugas usai
keluarga korban membuat laporan ke polisi atas peristiwa berdarah tersebut.
Pelaku ditangkap hanya beberapa jam dari kejadian penganiayaan tersebut.
Petugas Polres OKU langsung menangkap tersangka yang ketika itu sedang berada
di rumah. Baca juga: Pria Bakar Pacarnya karena Cemburu, Korban Alami Luka
Bakar 65 Persen "Barang bukti sebilah pisau yang digunakan tersangka untuk
menggorok istrinya sudah kita dapatkan. Pelaku adalah suami korban," kata
Ni Ketut Widayana saat gelar perkara, Selasa (22/5/2018). Ni Ketut menjelaskan,
kejadian tersebut berlangsung pada Senin (21/5/2018) kemarin. Pelaku Zainul
menduga istrinya itu memiliki pria idaman lain, sehingga keduanya pun terlibat
pertengkaran hebat. Zainul yang saat itu terbakar cemburu langsung emosi dan
menuju dapur untuk mengambil pisau dan menemui korban. "Dari belakang
pelaku langsung menyayat korban dan menusuknya, korban menjerit minta tolong
dan ditolong keluarganya yang tinggal berdekatan. Korban selamat dan kini masih
menjalani operasi,” ujar Ni Ketut. Baca juga: Cemburu Berujung Tewasnya Seorang
Wanita di Kamar Kos Dari rumah tersangka, petugas mengamankan barang bukti
berupa satu bilah pisau, buku nikah, satu lembar seprai dan baju korban yang
berlumuran darah. Atas perbuatannya Zainul diancam pidana dengan pasal 44 ayat
2 Undang-Undang no 23 tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah
Tangga ( KDRT)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cemburu, Suami Aniaya Istri Pakai Pisau hingga Hampir Tewas", https://regional.kompas.com/read/2018/05/22/15452751/cemburu-suami-aniaya-istri-pakai-pisau-hingga-hampir-tewas.
Penulis : Kontributor Palembang, Aji YK Putra - Editor : Aprillia Ika
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cemburu, Suami Aniaya Istri Pakai Pisau hingga Hampir Tewas", https://regional.kompas.com/read/2018/05/22/15452751/cemburu-suami-aniaya-istri-pakai-pisau-hingga-hampir-tewas.
Penulis : Kontributor Palembang, Aji YK Putra - Editor : Aprillia Ika
Berita di atas memang nampak
ekstrim. Namun ini sering terjadi jika
seseorang terlanjur begitu cemburu. Apa pun mungkin dilakukan demi
kepuasan hati. Cara-cara tidak sehat banyak dilakukan bahkan jika harus
membunuh sekalipun. Perasaan sepertinya lega jika sudah berhasil membuat orang yang
dicemburui susah. Padahal itu tidak menjamin malah mungkin seseorang akan terus
dihantui oleh rasa cemburu atau penyesalan atas tindakan bodoh yang dilakukan
karenanya.
Timbulnya rasa cemburu …
Rasa cemburu di budaya Timur
lebih kuat dibanding dengan budaya Barat. Hal ini disebabkan karena Budaya
Timur terpengaruh oleh ajaran Konfusius yang menekankan rasa sabar (Zhuang
Falun, 2009). Sehingga dengan penekanan rasa sabar ini secara otomatis seseorang
lebih sering menutup diri tentang apa yang dirasakannya. Tidak aneh kenapa
budaya Timur sering disebut sebagai budaya yang tertutup.
Sebaliknya Negara barat lebih
terbuka. Mudah sekali mereka memuji dan memberikan penghargaan kepada orang
secara terbuka. Jika seorang atasan memberi penghargaan kepada seorang bawahan
di depan rekan sekerja maka orang lainnya akan dengan senang memberikan pula
selamat dan pujian.
Rasa cemburu timbul dari proses
interaksi antar manusia. Pertama karena dilatarbelakangi oleh budaya seperti
dijelaskan di atas dan kedua adalah rasa keinginan manusiawi untuk lebih
menonjol dan memperoleh lebih dari pada orang lainnya. Ketiga rasa cemburu
timbul juga karena perbedaan kepentingan.
Sebagai contoh seseorang yang
menjaga kedudukannya agar tidak diambil alih oleh orang lainnya, ia akan
mempertahankan mati-matian. Jika dia adalah anak buahnya, apalagi anak buah
tersebut lebih berbakat dari dirinya, ia akan berupaya agar anak buah tersebut
segera dipindah atau dibuat tidak betah agar ke luar dari tempat kerja.
Bagaimana mengatasi rasa cemburu?
Pahamilah beberapa prinsip di bawah ini
·
Sedikit
bekerja sedikit memperoleh, banyak bekerja banyak memperoleh, tekunlah
Seseorang yang menjadi kaya raya
jika diperoleh dengan halal maka kekayaannya akan berdaya tahan. Artinya berjangka
waktu lama tidak mudah hilang. Mengapa?
Karena biasanya di dapat dengan cara lebih menekankan pada proses dan kerja
keras yang sungguh-sungguh. Sudah selayaknya siapa yang bekerja lebih mendapat
lebih.
Jika anda sudah memberi waktu,
tenaga, pikiran, perasaan dan bahkan uang maka itu akan dikembalikan pada
waktunya. Tapi sebaliknya jika seseorang terlalu bersantai-santai tidak mau
bekerja dan bermalasan sebenarnya ia tengah menggali kesengsaraan di masa
mendatang.
Jawabannya sederhana agar kita
bisa memperoleh banyak maka dari sekarang beranilah kita mengambil tanggung
jawab. Semakin banyak tanggung jawab yang dimiliki seseorang berarti besarlah kepercayaan
yang dimilikinya. Dan biasanya, semakin seseorang bertanggung jawab atas banyak
hal maka semakin besar kesusahaan yang dimilikinya. Kesusahan inilah yang akan
mempertajam dan memperkuat pengetahuan, keterampilan, sikap dan intuisi yang
dimilikinya. Kesusahan yang dihadapi
semakin besar akan menguji ketekunan. Barang siapa memiliki ketekunan besarlah
harapan orang tersebut. Bertekunlah
dengan apa yang Anda kerjakan, semua tidak akan sia-sia.
·
Milik
anda tidak pernah hilang dan tidak bisa direbut, sabarlah.
Anda pernah mengalami sebuah
keberuntungan yang sepertinya sudah seharusnya milik Anda tapi ternyata tidak
diberikan kepada Anda? Atau sebaliknya, Anda tidak melakukan usaha yang keras
toh ternyata Anda mendapat keberuntungan? Mengapa ini terjadi? ada yang
mengatakan ini adalah takdir atau jalannya. Hal ini ada benarnya. Coba
bayangkan beberapa pertanyaan berikut ini? Siapakah yang akan menjadi pasangan
dan anak-anakku nanti? Pekerjaan apa saja yang akan saya jalani dan dimana saya
akan bekerja? Saya akan tinggal di mana? Kendaraan yang saya pakai nanti apa?
Jika mau jujur tidak ada satu
pertanyaan di atas yang bisa kita jawab dengan pasti. Kita boleh saja punya
arah dan tujuan tapi tentang hasil pasti yang diperoleh belum tentu. Hal ini
berlaku juga dengan rejeki dan apa yang akan kita miliki. Karenanya buatlah
hati senantiasa menjadi tulus dan lega. Jika saatnya mendapat bersyukurlah dan
jika saat kehilangan biarlah. Ini akan membuat kita lebih kuat dan damai
menjalani kehidupan. Sabarlah, jika memang itu adalah milik Anda ia akan
diberikan kembali kepada Anda. Mari belajar dari cerita singkat ini.
Ada seorang kakek yang tinggal
hanya dengan cucu putranya dan seekor kuda. Satu waktu kuda mereka hilang di
hutan. Orang-orang berdatangan dan turut bersedih atas kehilangan kuda si
kakek. Tapi si kakek dengan tenang berkata “mujur atau sial siapa yang tahu!”
seminggu kemudian kuda yang hilang tersebut datang kembali tapi dengan 20 kuda
liar lainnya. Orang-orang berdatangan dan mengatakan kepada kakek betapa
beruntungnya dia, tapi sekali lagi kakek berkata, “mujur atau sial siapa yang
tahu!”
Sang cucu tengah melatih
kuda-kuda agar jinak, tapi terjatuh dan kakinya patah. Para tetangga kembali
datang dan mengatakan betapa sialnya kakek, cucu satu-catunya cacat. Kakek
tersebut berujar” mujur atau sial siapa yang tahu!” benar saja seminggu
kemudian ada pengumuman dari raja yang memerintahkan semua pria dewasa yang
sehat harus berangkat berperang. Sang cucu selamat, ia tinggal bersama dengan
kakek. Kembali para tetangga datang dan mengatakan betapa beruntungnya si kakek.
Sang kakek kembali mengatakan, “ mujur atau sial siapa yang tahu!”
·
Kita
berbeda satu sama lain, hargailah
Anda tentu menyadari bahwa hidup
ini memang berbeda satu orang dengan orang lainnya. Perhatikan saja, kenapa
begitu dilahirkan ada pria dan wanita. Sepasang anak kembar pun yang dilahirkan
memiliki perbedaan yang begitu signifikan. Jadi bagaimana bisa kita mematok
hidup ini semua harus sama dan seragam, dari sananya saja tidak sama. Bukankah
ada yang cantik, kurang cantik dan mungkin nampak ada yang buruk rupa. Ada yang
kaya, super kaya, namun banyak juga yang miskin. Semua berbeda.
Rasa cemburu bisa dinetralisir
dengan pengertian ini. Setiap orang berbeda maka takdir, rejeki dan apa yang
dialami satu orang dan orang lainnya pastilah berbeda. Wajar jika orang yang
satu dan lainnya mendapatkan keberuntungan yang berbeda juga. Sekaligus
kesialan yang berbeda juga. Perbedaan ini tentu saja lebih ditunjukan pada hati
yang merasakan. Karena bisa saja peristiwanya sama tapi orang yang berbeda bisa
berbeda rasa dan sikapnya. Contoh, anda mendapat bonus 5 juta teman anda juga
mendapatkannya. Tingkat kepuasaan yang dirasakan bisa jauh berbeda. Jika orang
bersyukur, “wah luar biasa nih bonusnya”, tapi orang yang kurang bersyukur “
yah, segini-gini aja, harusnya saya lebih banyak dari dia”.
Rasa cemburu membuat hati tidak
damai, mari kita belajar mengatasi rasa cemburu ini dengan bertekun, sabar dan
menghargai orang lain apa adanya. Semoga hidup kita lebih damai dan berkualitas.
Salam cahaya, Candratua
Sumber inspirasi : Zhuang Falun
karya Master Li Hongzhi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar