Versi Baru : Lomba Kura – kura dan Kelinci
Dahulu kala kura-kura dan
kelinci adalah sahabat mereka hidup berdampingan dengan rukun dan damai. Suatu
hari kelinci bosan dengan kegiatan sehari-harinya, termasuk persahabatannya
dengan kelinci. “Ah, kalau hidup hanya begini-begini nggak seru, aku butuh
tantangan supaya hidupku menjadi lebih hidup”. Kelinci termenung mencari
inspirasi namun akhirnya tertidur. Ia bermimpi dan mimpinya buruk sekali. Di
sebuah perlombaan lari ia dikalahkan oleh kura kura. Kelinci segera terbangun
dengan perasaan gusar dan kesal, “masa aku kalah sama kelinci, yang benar
saja”. Maka ia memanggil sahabatnya itu dan menantangnya berlari. Mereka pun
menentukan jarak dan garis awal serta garis akhirnya.
Kesepakatan
sudah dibuat, hari lomba pun sudah ditentukan. Kelinci masih teringat dengan
mimpi buruknya, “akan aku buktikan bahwa mimpiku itu salah. “ katanya dalam
hati. “Dor” kedua binatang itu pun mulai berlari. Kelinci dengan kecepatan
penuh berlari meninggalkan jauh si kura-kura, bahkan ia tidak bisa melihat
sahabatnya itu. Sementara si kura-kura dengan gigih terus maju, pelan tapi pasti.
Di tengah jalan si kelinci berhenti dan beristirahat sejenak, sayangnya ia
ketiduran. Ketika ia terbangun hari sudah mulai sore ia segera berlari
sekencang-kencangnya. Namun sayang ia sudah melihat kura-kura tengah minum
dengan santainya di sungai dekat dengan garis akhir yang sudah ditentukan.
Wajah kelinci malu tapi apa daya ia kalah.
Semenjak
itu persahabatan mereka mulai memudar kelinci marah dengan dirinya karena lalai
dan sombong. “Seharusnya aku yang menang”, pikir kelinci dalam hati. Semenjak
itu kelinci melatih diri untuk tidak lalai dan sombong lagi. Suatu hari ia
bertemu kura-kura dan mengajaknya bertanding dengan rute yang sama. Kura-kura
bertanya,” Kamu yakin kali ini akan menang?” Kelinci tidak terpancing dan
segera menentukan waktu lomba.
Benar
saja, kali ini kelinci tidak lalai, ia lari dan lari dengan semangatnya. Kali
ini ia menang telak dan kura-kura kalah. Kura-kura segera sadar bahwa ternyata
dirinya lambat berlari dibanding dengan si kelinci. Walaupun ia berusaha keras
lebih cepat ternyata tempurung dan kaki-kakinya yang pendek tidak mendukungnya
untuk menang melawan kelinci.
Kali ini
kura-kura yang merenung. Ia belajar mengenal dirinya lebih baik lagi. Ia
berkesimpulan jika hanya berlari di rute yang kemarin pasti akan kalah lagi. Ia
teringat setelah di garis akhir ada sebuah sungai yang cukup besar. Ia berpikir
untuk menambah rute lomba dengan melewati sungai. Ia tahu persis bahwa ia
sangat pandai berenang, sementara kelinci belum tentu bisa berenang.
Perencanaan
kura-kura sudah matang, ia pun mendatangin sahabatnya, kelinci dan mengajaknya
kembali lomba. Ia menjelaskan rute lomba yang baru yaitu rute lama di tambah melewati sungai. Kelinci pun segera
mengiyakan dengan percaya diri.
Hari
lomba tiba dan mereka pun kembali berlari. Benar saja, kelinci kembali menang
hingga di pinggir sungai. Tapi kemudian kecemasan datang padanya, “bagaimana
aku bisa melalui sungai ini, arusnya cukup deras dan dingin. Bisa-bisa aku
hanyut”. Kelinci hanya bisa mondar-mandir gelisah. Menjelang sore hari dengan
terengah-engah si kura-kura baru muncul. Hal ini membuat kelinci lebih gusar
lagi, ia meloncat-loncat tidak karuan. Padahal ia sudah lama sampai. Kemudian Kura-kura
begitu sampai di pinggir sungai dengan percaya diri segera berenang dan ia
memenangi lomba kali ini.
Kelinci
pun segera pulang dengan wajah tertunduk malu karena kalah. Kura-kura memahami
apa yang dirasakan sahabatnya. Di malam hari ia berkunjung dan membawa makanan
untuk makan bersama. Wajah kelinci masih nampak murung karena ternyata ia
kalah, si kura-kura yang menang. Sesudah makan malam yang panjang dan penuh
keheningan, kura-kura mulai berbicara dengan kebijaksanaanya.
“Kelinci, dengarkan aku ya. Aku memahami apa
yang kamu rasakan. Di lomba yang lalu sebelum ini pun aku mengalami hal yang
sama. Aku juga malu kalah dari dirimu. Tapi aku belajar satu hal. Jika aku
berlari di daratan saja aku pasti akan selalu kalah denganmu, sebaliknya jika
aku berlari di dalam air, aku pasti akan selalu menang darimu. Kamu dan aku
berbeda dan memiliki kekuatan yang unik masing-masing. Dan jika kita padukan
kekuatan kita maka kita akan memiliki prestasi yang lebih hebat dari
lomba-lomba sebelumnya. Ingat tidak waktu yang selalu kita tempuh, pastinya
menjelang sore baru usai. Dengan menggabungkan keunikan dari kekuatan kita maka kita
akan sampai di garis akhir sebelum tengah hari”
“Betulkah?”
kelinci kini mulai menunjukkan wajah yang cerah.
“Betul!”
besok kita kembali berlari dengan rute yang sama tapi jangan lupa bawa tali.
Keesokan
paginya mereka berdua sudah siap untuk kembali berlari. “kelinci sekarang kamu
gendong dan ikat aku dipunggungmu ya, nanti begitu sampai pinggir sungai
gantian kamu yang ada dipunggungku”.
Kelinci
segera mengikat kura-kura di punggungnya dan mulai berlari. Walau berat dan
terengah-engah membawa kura-kura di punggungnya, ia senang karena Kura-kura
seringkali memberikan tebakan lucu-lucu yang bisa melupakan berat dan
pegal-pegal di punggungnya. Benar saja belum tengah hari mereka sudah sampai di
pinggir sungai. Kura-kura sekarang ambil tanggung jawab mengikat kelinci di
punggungnya. Kelinci sangat senang karena pengalaman baru ini, seperti naik
sebuah kapal laut pikirnya.
Tidak lama kemudian
mereka sudah sampai di garis akhir, kelinci menatap sahabatnya dengan rasa haru
,”aku belajar satu hal darimu sahabat, kita tidak perlu berlomba menunjukkan
kehebatan kita masing-masing, karena kamu dan aku memang hebat di bidangnya
masing-masing. Maafkan aku seringkali menyombongkan diri, bahwa aku lebih dari
dirimu. Padahal ternyata tidak. Kamu punya kelebihan dan kekurangan demikian
juga aku. Dengan saling menggabungkan kekuatan kita dan kemauan untuk saling
melengkapi kita bisa mendapatkan lebih. Terima kasih sudah mengajariku sahabat.
Tidak salah kalau engkau diberi julukan dan lambang dari kebijaksanaan. Engkau
memang bijakasana”
Kali ini mereka pulang dengan
wajah tersenyum dan puas.
Tantangan : apakah kamu
mengenali kekuatan dan kelemahan dirimu? Dan bisakah kamu menghargai kekuatan
dan menerima kekurangan orang lain?
Cerita Moral : Menemukan Keuinikan dan Menghargai Potensi Orang Lain : KaMo Homeschooling Community WA 0852 68506155
Tidak ada komentar:
Posting Komentar