Dahulu kala ada seorang pemuda, yang telah
berjanji untuk menikah dengan calon istrinya pada suatu hari, bulan dan
tahun. Setelah tiba pada hari yang telah dijanjikan tersebut, calon istrinya
malah telah menikah dengan orang lain. Pemuda itu merasa terpukul berat, lalu
jatuh sakit tak kunjung sembuh. Keluarganya berusaha semampunya dengan
menggunakan berbagai cara pengobatan, namun tak bisa berbuat banyak, bahkan
napasnya tersengal-sengal.
Pada
saat yang demikian, lewatlah seorang biksu dalam perjalanannya, dan setelah
mengetahui keadaan pemuda itu yang sebenarnya, lalu biksu tersebut memutuskan
untuk mencerahkannya sejenak. Si biksu lalu masuk ke kamar pemuda tersebut,
dan mengeluarkan sebuah cermin dari dadanya kemudian menyuruhnya untuk
melihat cermin tersebut.
Si pemuda itu melihat lautan yang luas dan melihat
seorang wanita yang mengalami kebutaan sedang tergeletak di atas pantai dan
bergeming sedikit pun juga. Seseorang lewat, memandang sekilas
menggeleng-gelengkan kepalanya, kemudian pergi, lalu datang lagi seseorang
kemudian melepaskan pakaiannya dan menyelimuti mayat wanita itu lalu pergi,
dan datang lagi seseorang menuju ke sana kemudian menggali sebuah lubang,
lalu dengan hati-hati menguburkan mayat wanita tersebut di tanah.
Si pemuda yang sedang sakit itu tidak mengerti
makna dari semua yang dipandangnya. Biksu lalu menjelaskan dan berkata:
"Wanita yang berada di pantai itu adalah calon istrimu pada kehidupan
sekarang. Kau adalah orang kedua yang melewati jalan itu dan yang pernah
menutupi dengan sepotong pakaian. Dia bercinta kasih dengan kau pada
kehidupannya sekarang, hanya karena untuk membalas sebuah budi baikmu. Namun,
pada akhirnya orang yang harus dibalas budinya seumur hidup adalah orang
terakhir yang menguburnya dan orang terakhir itu adalah suaminya yang
sekarang." Pemuda itu tiba-tiba sadar dengan apa yang telah terjadi! Dan
penyakitnya juga segera sembuh!
Begitulah yang namanya jodoh (pertalian yang
ditakdirkan) tidak bisa dipaksakan, jika memang milik Anda, maka cepat atau
lambat pasti akan menjadi milik Anda. Dan jika memang bukan milikmu, tetap
tidak akan bisa Anda miliki biar bagaimanapun cara Anda untuk
mengusahakannya. (Erabaru)*
Refleksi:
Coba sejenak kita renungkan kebenaran kata kata orangtua dulu, harta, jodoh, lahir dan mati ada ditangan Tuhan. Apakah artinya? seringkali kita orang modern jaman sekarang tidak mudah mempercayai hal seperti ini. Sekarang adalah era jaman bekerja cerdas bukan keras, jadi harta harus diusahakan dengan kepintaran dan tanpa sadar dan mungkin sengaja menggunakan dan memeras orang lain untuk memperkaya diri kita. Jodoh, terkadang kita merasa pasangan yang seperti apa yang kita mau sekarang bisa disediakan, bahkan ada orang yang bersedia dibayar untuk menjadi pendamping sementara. lahir? sekarang sudah zamannya cloning dan rekayasa genetik, kelahiran bisa ditentukan kapan waktunya (caesar). Mati pun sekarang bisa terus ditunda dengan segala alat bantu kedokteran.
Sepertinya kalau demikian kebijakan harta, jodoh, lahir dan mati bukan jamannya lagi sekarang untuk dipercaya. Tapi sesungguhnya kebijakan itu mengandung kebenaran yang luar biasa, namun karena manusia sudah terlalu egois, merasa dirinya Tuhan dan tidak punya waktu untuk merefleksikan pengalaman hidupnya akhirnya berkesimpulan saya adalah penentu hidup saya. Semua harus terjadi sesuai dengan harapan dan kontrol saya. Takdir itu tidak ada, sayalah yang menciptakan takdir hidup saya sendiri. Jika kita berpikiran seperti ini ada kemungkinan kita akan menjadi orang yang keras dan memaksakan kehendak, yang pada akhirnya kita akan membuat banyak luka dihati orang (karma buruk). Hal ini malah akan membuat apa yang seharusnya menjadi milik kita menjadi milik orang lain. Pernahkah kita mengalami ketika sungguh kita berusaha mendapatkan malah kita kehilangan?
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar