Kamis, 22 Maret 2012

Mengubah Diri

Saya memiliki kenalan yang terjerat dengan narkoba, bolak balik masuk panti rehabilitasi dan keluar masuk penjara, namun tidak jera jera. Kehidupannya yang tadinya berlebih sekarang tinggal dalam rumah kontrakan dengan pekerjaan seadanya. Namun anehnya ketika keadaan membaik sedikit, kembali ia menikmati kebiasaan lamanya. Diberitakan bahwa setiap tahunnya di Indonesia 15.000 orang mati karena narkoba, itu artinya setiap hari 411 orang atau setiap jam 17 orang, meninggal!

Saya mencoba merenung apa yang salah dengan manusia ini, termasuk saya. Betapa penderitaan yang begitu besar pun tidak juga mampu membuat dia jera dan sadar. Terlintas dalam benak saya, bagaimana saya mengubah kebiasaan saya sendiri, ternyata tidak mudah! apalagi jika mengundang penyakit seperti narkoba.

Contoh sederhana  sulitnya mengubah kebiasaan diri. Saya adalah seorang penggemar film, saya sangat kerajingan nonton.  Pernah saya nonton seharian menghabiskan 6 DVD, itu berarti saya habiskan waktu kurang lebih 12 jam. Dan pada periode waktu setelahnya, setiap saya melihat tv dan juga film ada tarikan dari mereka yang membuat saya untuk diam melihat. Sepertinya mereka itu mengajak saya untuk duduk sebentar, melihat sebentar, dan menikmati mereka. Baik Tv dan film yang ada di dalamnya seperti manusia yang menarik tangan saya untuk terus melihat mereka.

Seperti juga hand phone yang mungkin kita miliki, kita senantiasa melihat sepanjang waktu apakah ada perkembangan apa, sms, apa bbm apa, kabar dari facebook dan lain lain. Malah ada teman saya yang kalau tidak buka FB dalam satu hari sepertinya ada yang kurang, sepertinya hampir sama dengan kebiasaan makan. Kalau tidak makan akan kelaparan, sama jika tidak membuka FB rasanya kelaparan, hidup terasa kurang karena ada yang belum tercukupi.

Jadi saya berkesimpulan, benda benda yang membuat kita tergantung itulah yang membuat kita tidak bisa berubah. Selama ini saya menganggap hanya melulu karena diri sendiri yang tidak bisa menjaga dan mengendalikan, tapi dengan kesadaran ini, benda/barang/jasa tertentu yang biasa kita gunakan berperan secara aktif menarik kita kepada kebiasaan tersebut.
Contoh sederhana, jika kita terbiasa menonton blue film, pikiran kita yang dirusaknya. Setiap kita melihat perempuan/pria ideal yang dibayangkan, akan membuat pikiran dan hati kita jadi tidak seimbang. Pikiran kita dipenuhi dengan nafsu dan perasaan pun bergejolak ingin segera dipenuhi kebutuhannya.

Jadi akan semakin sulit kita mengubah diri kita apalagi jika benda/jasa itu semakin banyak ditawarkan di depan mata kita. Maka kenapa seseorang mudah jatuh dalam goda. Ini adalah sebabnya, bukan hanya karena dirinya sendiri, tapi sekitarnya pun berperan aktif membuatnya semakin terikat dan dikendalikan. Termasuk kekuasaan, pangkat, jabatan dan hal dunia lainnya.

Memang betul semua dimulai dari pikiran, jika pikiran yang kita masukkan adalah hal hal buruk/negatif maka perilaku kita pun jadi negatif dan buruk. Sebaliknya kita senantiasa memasukkan hal yang positif, perilaku kita pun cenderung positif dan bermanfaat.
kalau kita mengibaratkan pikiran kita dengan angka 1 sampai 10, satu itu buruk sekali dan 10 itu baik sekali, maka di tingkat mana kita hidup tergantung dari rata rata hal yang kita masukkan dalam pikiran kita. Dan ternyata di tingkat kehidupan itulah kita berada.

Sebagai contoh, kalau kita menilai pikiran kita adalah 5, dimana angka ini menunjukkan kita tidak pernah secara konsisten memasukkan hal hal yang baik dalam . pikiran, perilaku kita pun cenderung buruk, maka tingkat pergaulan kita pun mencari orang orang yang sama dengan kita. Jika ada orang yang berbeda cara pandang dan sikapnya, cenderung kita pun menolak untuk hidup berdampingan dengannya. Katanya, setiap orang akan mencari dan merasa nyaman  dengan orang yang satu gelombang.

Pertanyaannya kemudian, hal hal apa yang sebaiknya dimasukkan dalam pikiran agar bisa mengubah diri? Pertama dan utama hal hal yang dimasukkan ke dalam pikiran adalah hal hal yang berkaitan dengan moral. Kita mencoba membiasakan bergumul dan masuk ke dalam diri kita. Masuk ke dalam hati dan perlahan lahan mengubah hati. Hati yang keras menjadi lembut, hati yang malas menjadi hati yang kuat dan rajin. Bicara tentang moral itu berarti bicara tentang perubahan hati.

Pertanyaan ini akan membantu kita mengubah diri, lakukanlah dengan konsisten 3 pertanyaan moral ini:
  1. Apakah hari ini saya sudah bertindak dan bersikap jujur?
  2. Apakah saya sudah berperilaku baik (ramah dan menolong orang lain)?
  3. Apakah saya sudah memiliki kesabaran (penderitaan apa yang saya tanggung)?

Saya membaca buku, Zhuan Falun ( Li Hongzhi), di dalam buku dikatakan bahwa jika kita tidak selaras dan makin jauh dari karakter alam semesta, SEJATI, BAIK SABAR, maka seseorang akan sulit untuk mengubah dirinya, ia adalah manusia yang buruk dan jahat . Tapi jika seseorang semakin selaras dengan karakter alam semesta ini, ia akan menjadi orang yang baik dan bermanfaat bagi kehidupan.

Kesimpulan, seseorang tidak akan mampu mengubah dirinya, kalau benda-benda disekitarnya pun tidak berubah. Seseorang perlu merubah level dan tingkat berpikirnya terlebih dahulu untuk mengubah dirinya. Selama tidak ada perubahan pola pikir, maka ia tidak akan berubah dan sekitarnya bahkan akan mengikatnya untuk tidak berubah. Hal utama dan mendasar untuk mulai perubahan adalah hati manusianya, memikirkan tentang moral, berusaha menemukan hal hal baik dalam dirinya dan berusaha menerapkannya.

Semoga anda dan saya senantiasa diperbaharui menjadi pribadi yang lebih baik dan bermanfaat.

Dapatkan ebook gratis pengembangan karakter di www.karaktermoral.blogspot.com

http://app.s2.talkfusion.com/fusion2/view.asp?Mzg0MzM0Nw==_39480641
 . 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar