Theresia
Mariana
Tempat/tanggal
lahir : Subang, 13 November 1936
Theresia
Mariana, adalah sosok yang sangat istimewa dalam kehidupan saya. Emak biasa
saya memanggilnya. Beliau adalah wanita luar biasa yang melahirkan pria terhebat,
papa saya.
Menginjak
dewasa emak aktif dalam kegiatan-kegiatan gereja (PDKK, Legio Maria, Wanita
Katolik, dll). Dalam kegiatan gereja itulah emak bertemu dengan sosok pria
idaman yang akhirnya dinikahinya, engkong saya. Mereka memiliki 6 orang anak.
Kala itu ketika saya menginjak usia 1 tahun, engkong terserang stroke. Secara
total engkong tidak dapat berbicara, bergerak dengan baik, hanya dapat tidur
dan duduk. Dengan sabar selama 11 tahun emak mengurus engkong, tanpa pernah
mendengar sedikit pun keluha. Dengan telaten emak selalu setia menemani engkong
sampai Tuhan menjemput engkong. Emak terpukul, namun karena kedekatannya dengan
Tuhan, emak tetap tegar. Tiga tahun berikutnya, emak kembali dihadapkan dengan
suatu cobaan berat. Anak ke-4 emak, yaitu om saya dipanggil Tuhan. Namun
kembali karena kedekatannya kepada Tuhan dan kecintaannya pada keluarga emak
tetap tersenyum.
Di
lingkungan sekitar, emak sangat dicintai. Beliau adalah sosok yang sangat
ramah, murah senyum, dan baik hati. Setiap orang yang lewat dan melihatnya
pasti akan selalu diberikan senyuman indahnya. Beliau tidak segan-segan
membantu orang, walaupun badannya sudah tidak terlalu prima lagi. Emak memiliki
penyakit jantung dan diabetes, karena itu emak tidak boleh terlalu lelah.
Tetapi ketika kami semua berkumpul, emak selalu ingin menyiapkan yang terbaik.
Mulai dari bersih-bersih rumah hingga menyiapkan makanan yang beliau masak
sendiri. Emak sangat menyayangi anak-anaknya, menantunya, cucu-cucunya, bahkan
cicitnya.
Tanggal 2 Juni 2011, emak dipanggil oleh yang Maha Kuasa. Banyak
orang yang merasa kehilangan, tidak hanya kami sebagai keluarga. Semua orang
dapat merasakan cinta tulus yang diberikan oleh emak. Kesedihan sangat kami
rasakan, tetapi keyakinan kami kepada Tuhan dan kecintaan kami satu sama lain
sebagai keluarga lah yang selalu menguatkan kami.
Banyak
hal yang dapat saya pelajari dari sosok Emak. Kedekatannya dengan Tuhan merupakan
salah satu hal yang patut dijadikan contoh. Seluruh kesenangan dan kesulitan
dapat dilewati, karena kedekatan kita dengan Tuhan. Iman kita adalah poros dari
seluruh hidup kita, itulah yang dikatakan emak. Kebaikan dan keramahannya yang
tiada habis walaupun dengan kondisi emak yang terbatas juga patut ditiru.
Dengan kondisi fisik yang terbatas saja, emak selalu berusaha memberikan yan
terbaik bagi lingkungannya. Mengapa kita dengan kondisi yang sempurna juga
tidak melakukan hal yang serupa ? Hal ini dapat menjadi pelajaran hidup yang
sangat berharga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar