Sabianto Gunawan
Papi adalah orang yang
sangat-sangat saya hormati dan kagumi. Beliau lahir di Tanjung Pinang tanggal
13 Juli 1958. Beliau dulunya berprofesi sebagai seorang pelayar yang sering
berpergian ke luar negeri dan mahir berbahasa asing. Namun, setelah menikah,
beliau lebih suka menghabiskan waktunya di rumah bersama anak-anaknya.
Sayang, beliau harus menghembuskan
nafas yang terakhir di usia-nya yang menginjak 42 tahun, dua hari sebelum hari
ulang tahunnya. Beliau meninggalkan saya yang saat itu masih berusia cukup
kecil bersama adik dan kakak saya.
Pengalaman
hidup :
Saya banyak belajar dari pengalaman
hidup beliau semasa hidupnya. Dimana saat itu bisa dikatakan hobi lainnya yang bisa
dikatakan cukup mulia ialah beliau senang menolong dan tak ragu membantu setiap
orang susah yang ditemuinya. Bahkan, beliau rela menghabiskan seluruh uang yang
saat itu dimilikinya untuk dibagikan dan diberikan kepada setiap orang yang
lebih membutuhkan.
Hingga, tak heran di setiap tempat yang pernah dikunjungi beliau,
tiap orang memiliki panggilan yang cukup nyentrik untuk beliau. “BOS” adalah
panggilan yang selalu ditempatkan untuk beliau dimanapun dan kapanpun saya
bersama dengannya. Jika boleh jujur, mami saya sendiri sampai saat ini heran
mengapa beliau bisa bertindak sejauh itu, seringkali tanpa memikirkan dirinya,
dengan sigap mengeluarkan setiap lembar uang yang ada untuk membantu mereka
yang menderita khusunya kalangan bawah dan orang pinggiran.
Saya maklum jika
tindakan beliau tersebut memang susah untuk ditangkap oleh sebagian besar orang
namun satu hal yang saya sadari, ketika saya ditempatkan dalam posisi yang sama
seperti beliau, saya sendiri belum tentu dapat melakukan saperti apa yang
beliau lakukan. Sehingga, saya belajar betapa pentingnya arti suatu ketulusan
dan kerendahan hati yang ditinggalkan beliau yang seharusnya pun bisa kita
lakukan bagi sesama. Beliau tak pernah malu berteman dengan setiap orang kecil
yang ditemuinya, mengobrol dan saling berbagi pengalaman dengan mereka.
Menjangkau setiap orang susah yang ditemuinya dimanapun dan kapanpun juga
sehingga tak heran semua orang sangat menantikan kehadiran beliau dan
sekarangpun meski beliau sudah tidak lagi berada di dunia ini namun setiap
jasa-jasanya, kebaikannya, kemurahan dan kebesaran hatinya selalu dikenang dan
dipatri di setiap kalbu orang-orang kecil yang mengenal beliau sedari dulu.
Tidak pernah sedikitpun dan seorangpun berkata buruk tentang beliau selama masa
hidupnya. Yang ada hanya senyuman, canda tawa, pelukan, perhatian, kasih sayang
yang beliau selalu berikan dan terpaku di ingatan semua orang yang mengenal
terlebih dekat dengan beliau.
Saya
sangat ingin memiliki hati layaknya hati beliau dan belajar menjadi seperti
beliau yang selalu dengan rela, tulus ikhlas dan besar hati membantu setiap
orang yang bisa dijangkaunya karena selama ini prinsip beliau selama ia
memiliki setiap tenaga, uang, semangat, kasih dan perhatian yang masih dapat ia
berikan. Ia takkan ragu untuk memberikan dan membagikannya pada setiap orang
terutama kalangan bawah tanpa mengenal lelah, waktu maupun usia.
ditulis oleh
Dherryna Sastra Winata
Tidak ada komentar:
Posting Komentar