Kamis, 24 Oktober 2013

BOSSS ...





Sabianto Gunawan

Papi adalah orang yang sangat-sangat saya hormati dan kagumi. Beliau lahir di Tanjung Pinang tanggal 13 Juli 1958. Beliau dulunya berprofesi sebagai seorang pelayar yang sering berpergian ke luar negeri dan mahir berbahasa asing. Namun, setelah menikah, beliau lebih suka menghabiskan waktunya di rumah bersama anak-anaknya. 
Hobi beliau mungkin bisa dikatakan cukup unik, karena beliau gemar merancang tak sedikit wewangian parfum yang beraneka ragam dan menempatkannya di dalam botol-botol parfum mini yang telah dikoleksinya sedari dulu.


Sayang, beliau harus menghembuskan nafas yang terakhir di usia-nya yang menginjak 42 tahun, dua hari sebelum hari ulang tahunnya. Beliau meninggalkan saya yang saat itu masih berusia cukup kecil bersama adik dan kakak saya.

Pengalaman hidup :
Saya banyak belajar dari pengalaman hidup beliau semasa hidupnya. Dimana saat itu bisa dikatakan hobi lainnya yang bisa dikatakan cukup mulia ialah beliau senang menolong dan tak ragu membantu setiap orang susah yang ditemuinya. Bahkan, beliau rela menghabiskan seluruh uang yang saat itu dimilikinya untuk dibagikan dan diberikan kepada setiap orang yang lebih membutuhkan. 

Hingga, tak heran di setiap tempat yang pernah dikunjungi beliau, tiap orang memiliki panggilan yang cukup nyentrik untuk beliau. “BOS” adalah panggilan yang selalu ditempatkan untuk beliau dimanapun dan kapanpun saya bersama dengannya. Jika boleh jujur, mami saya sendiri sampai saat ini heran mengapa beliau bisa bertindak sejauh itu, seringkali tanpa memikirkan dirinya, dengan sigap mengeluarkan setiap lembar uang yang ada untuk membantu mereka yang menderita khusunya kalangan bawah dan orang pinggiran. 

Saya maklum jika tindakan beliau tersebut memang susah untuk ditangkap oleh sebagian besar orang namun satu hal yang saya sadari, ketika saya ditempatkan dalam posisi yang sama seperti beliau, saya sendiri belum tentu dapat melakukan saperti apa yang beliau lakukan. Sehingga, saya belajar betapa pentingnya arti suatu ketulusan dan kerendahan hati yang ditinggalkan beliau yang seharusnya pun bisa kita lakukan bagi sesama. Beliau tak pernah malu berteman dengan setiap orang kecil yang ditemuinya, mengobrol dan saling berbagi pengalaman dengan mereka. 

Menjangkau setiap orang susah yang ditemuinya dimanapun dan kapanpun juga sehingga tak heran semua orang sangat menantikan kehadiran beliau dan sekarangpun meski beliau sudah tidak lagi berada di dunia ini namun setiap jasa-jasanya, kebaikannya, kemurahan dan kebesaran hatinya selalu dikenang dan dipatri di setiap kalbu orang-orang kecil yang mengenal beliau sedari dulu. Tidak pernah sedikitpun dan seorangpun berkata buruk tentang beliau selama masa hidupnya. Yang ada hanya senyuman, canda tawa, pelukan, perhatian, kasih sayang yang beliau selalu berikan dan terpaku di ingatan semua orang yang mengenal terlebih dekat dengan beliau.  

Saya sangat ingin memiliki hati layaknya hati beliau dan belajar menjadi seperti beliau yang selalu dengan rela, tulus ikhlas dan besar hati membantu setiap orang yang bisa dijangkaunya karena selama ini prinsip beliau selama ia memiliki setiap tenaga, uang, semangat, kasih dan perhatian yang masih dapat ia berikan. Ia takkan ragu untuk memberikan dan membagikannya pada setiap orang terutama kalangan bawah tanpa mengenal lelah, waktu maupun usia.

ditulis oleh 
Dherryna Sastra Winata

Tidak ada komentar:

Posting Komentar