Selasa, 29 Oktober 2013

Tegar Di Tengah BADAI......



Orang yang menginspirasi saya saat ini adalah teman saya. Dia anak kedua dari tiga bersaudara, anak cowok satu-satunya. Kehidupan dia dulu saat mama dan papa nya masih jadi satu keluarga (dia bersama kakaknya)bisa dibilang bahagia, sejahtera dan seperti keluarga biasanya. Tetapi, kehidupan dia berubah perlahan-lahan.

Waktu dia masih berumur 7 tahun-an, papa dan mamanya pisah tanpa alasan yang jelas, dia bersama sodara perempuannya tinggal bersama mamanya. Karena dia masih kecil mungkin dia belom mengerti apa yang terjadi dengan keluarganya saat itu.   

Kehidupan dia sampai remaja bisa dibilang baik-baik saja, mamanya yang single parent bekerja keras buat keluarganya, menyekolahkan dia dan kakaknya, dan karena mamanya yang sangat pekerja keras dan mau membuktikan kepada anak-anaknya bahwa dia mampu sendiri tanpa pasangan hidup saat itu. Kehidupan mereka berlimpahan materi, apa yang dia mau bisa diberikan oleh mamanya, sehingga kehidupan dia terlihat sejahtera dan baik-baik.


Semakin beranjak dewasa, mamanya memutuskan untuk menikah lagi, dan saat itu dia duduk dibangku sekolah menengah atas. Lalu, mamanya melahirkan seorang anak perempuan lagi dari suaminya yang kedua. Gak ada yang aneh dari kehidupan mereka sekeluarga, terlihat harmonis dan teman saya ini tetap ceria, bahagia, dan sayang sekali dengan adik barunya. 

Dengan adanya papa dia yang sekarang kehidupan dirumahnya berubah menjadi tidak menyenangkan, kenapa? Mama dari teman saya itu terkena penyakit kanker rahim setelah melahirkan anak perempuannya tersebut, penyakit mematikan yang tidak terduga datangnya darimana. Tapi, penyakit kanker itu bukan datang secara tiba-tiba, tetapi datang dari suaminya yang kedua itu. Suami nya ini memiliki pennyakit yang menyebabkan mama nya jadi terkena kanker tersebut. 

Bukan menghakimi, tapi memang dibuktikan bahwa suami nya ini sebelum menjadi papanya teman saya adalah seorang penjudi, pemabuk, dan suka main cewek. Kabar itu bukan hanya kabar burung, tetapi ada banyak bukti yang mamanya tidak pernah ketahui sebelumnya. Semua ditutupi secara mulus oleh suaminya itu, sampai akhirnya kabar itu terdengar di keluarganya. Seiring berjalan waktu, mamanya sudah melakukan operasi untuk dapat selamat dari penyakit itu. 

Sekali operasi malah mendapatkan tambahan penyakit, ternyata rumah sakit yang melakukan operasi tersebut berbuat sesuatu yang tidak sengaja menambah deretan penyakit untuk mamanya, seperti malapraktek. Tidak ada tanggung jawab dari rumah sakit tersebut, mereka tidak mau mengakui perbuatan mereka tersebut. 

Teman saya ini sangat terpuruk sekali dengan adanya penyakit kanker tersebut ada di dalam rahim mamanya, belum lagi kabar buruk tentang papanya itu. Dia mencoba untuk tetap sabar, dan selalu menjaga mamanya setiap hari di rumah sakit tersebut. Lalu, mamanya dipindahkan ke rumah sakit lain untuk perawatan dan melakukan pengecekkan ulang. Selama sebulan lebih, mamanya berada di rumah sakit, dan dia tetap setia menjaga dan menunggu mamanya. Ratusan juta terbuang dari mulai mobil, motor, sampai rumahnya pun dijadikan barang penahanan untuk mendapatkan uang pinjaman dari bank untuk mengobati operasi dan perawatan mamanya tersebut, tetapi tidak kunjung sembuh dan hilang penyakitnya itu. 

Pada saat mamanya sakit, dia sudah lulus sekolah menengah atas, dan kakak perempuannya menjadi pengangguran saja, karena terbiasa hidup enak, foya-foya, sehingga membuat dia tidak bisa melakukan hal lain seperti mencari kerja. Kehidupan teman saya dan keluarganya hanya dari harta yang tersisa dari tabungan mamanya dan uang pinjaman tersebut. 

Sadar akan kebutuhan makan, dan perawatan mamanya yang tidak bisa lagi ditampung, dia mencoba mencari kerja untuk dapat memberikan kebutuhan untuk keluarganya. Adiknya yang masih kecil tinggal bersama keluarga dari mamanya yang lain, diurus oleh mereka sampai saat ini. Teman saya tinggal bersama kakaknya di rumah dan tante nya yang juga single parent bersama anak perempuannya. 

Mamanya tidak lagi dirawat di rumah sakit, tetapi dibawa pulang ke rumah untuk dirawat sendiri dan karena biaya yang sangat mahal di rumah sakit tersebut. Singkat cerita, mamanya meninggal karena penyakit yang ada di dalam tubuh mamanya. Dari mulai mamanya sehat berbadan gemuk, sampai saat meninggal mamanya menjadi kurus sekali karena penyakitnya yang menggrogoti tubuhnya hingga berubah drastis.
Sangat terpukul sekali atas meninggal mamanya tersebut, dan ia cerita dengan saya bahwa dia sangat dendam kepada papanya yang kedua tersebut. Papanya ketika mamanya jatuh sakit meninggalkan mamanya begitu saja, tanpa ada kabar yang jelas. Kakaknya akhirnya bekerja, dan membantu kehidupan dia dan kakaknya dan juga tantenya tersebut.

Akan tetapi, masalah tidak selesai disitu saja. Kakaknya MBA dan pacar kakaknya tersebut teman kerja nya. Padahal kakaknya sering terlihat tidak harmonis dan selalu berantem pada saat pacaran, tetapi mereka akhirnya menikah karena paksaan dari keluarga dari pacarnya tersebut. Teman saya semakin terpuruk, dan hubungan dia dengan kakaknya menjadi tidak baik. Kakakanya tinggal bersama mereka di dalam satu rumah.

Singkat cerita, dari kejadian mamanya meninggal dan kakaknya menikah secara paksa tersebut, dia jadi rajin untuk ke gereja, beribadah dan melayani Tuhan. Dan dia dibebaskan dari rasa terpukul akan kehidupan keluarganya yang tidak bahagia, dan dendamnya terhadap papanya tersebut sudah tidak ada lagi, dia meng-ikhlaskan semuanya terjadi dan mengajak kakaknya, adiknya dan juga tantenya untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. 

Berjalan nya waktu, dia diberikan kehidupan yang lebih baik lagi setiap harinya oleh Tuhan, dia diberikan pekerjaan yang tetap, gaji yang cukup untuk kebutuhan dia, menyekolahkan adiknya hingga saat ini sekolah dasar, dan juga menghidupkan tantenya yang mengurusi dia dari kecil sampai saat ini bersama anaknya dan hingga saat ini yang saya tahu dia juga bekerja sambil kuliah.

Dia bilang kepada saya bahwa “Tuhan mengajarkan kita untuk memaafkan orang yang telah menyakiti kita, dan Ia mengajarkan kita untuk tetap tersenyum dikala masalah datang menghampiri kita, dan hidup yang paling indah adalah yang penuh pengampunan, percaya kepada Ia, dan tetap ada bersama Tuhan, maka semua masalah dapat diselesaikan” 

Dari cerita yang ada di dalam kehidupan dia dari remaja sampai saat ini, membuat saya berfikir bahwa Tuhan tidak akan pernah meninggalkan kita, dan tidak akan memberikan pencobaan yang melebihi batas kemampuan kita. Dia akan selalu menuntun kita untuk tetap ada di jalan Dia, dan dendam, benci, amarah, rasa terpukul yang begitu dalam, jika di dalam Dia semua itu akan sirna pada waktu-Nya dia menyembuhkan semuanya itu. 

Dia menginspirasi saya untuk bisa memaafkan orang-orang yang kita benci, maupun kita tidak pernah bisa memaafkannya. Dan bisa menjadi orang yang jauh lebih baik lagi dalam menghadapi masalah-masalah yang ada di dalam hidup saya. Dulu sebelum saya mendengarkan cerita nya, saya selalu cepat lemah, terpuruk pada masalah itu-itu saja, tidak pernah bisa menyelesaikannya secara benar. Tapi karena dia, saya jadi sadar bahwa Tuhan itu ada buat kita yang mau bersama Dia, dan kasih setia Tuhan itu tidak akan pernah pergi dari kita yang merindukan adanya Dia di daam hidup kita.

Dan dia menginspirasi saya untuk bisa belajar mandiri, tidak bergantung pada orang lain ketika mendapatkan masalah atau kesulitan. Berdoa dan meminta kepada Tuhan ditambah usaha maka semua kesulitan yang ada akan diselesaikan dengan baik tanpa kita ketahui hasilnya begitu besar yang akan kita dapatkan nanti.
Teman saya bernama Randy Santosa, lahir di Jakarta, 5 Oktober 1992.

Ditulis Oleh : Sandra Santiawan Napis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar