Ada seorang pemuda yang menyadari bahwa dahan pohon bunga terompet yang ditanam diatas balkon apartemennya menjulur kebawah, dia memutuskan akan menarik dahan tersebut dan menggantungkan dibalkonnya sendiri.
Tetapi sebelum dia menggerakkan tangannya, dia mengurungkan niatnya, dia beranggapan berbuat demikian terlihat kekanak-kanakan. Oleh sebab itu dahan pohon bunga akhirnya tetap dibiarkan menjulur ke lantai bawah ke balkon tetangga.
Waktu berlalu dengan cepat, musim semi segera tiba, pemuda ini menemukan sebatang dahan pohon anggur memanjat ke balkonnya, dia membungkukkan badannya ingin melihat sumber dari mana dahan pohon anggur tersebut berasal, tiba-tiba sebuah wajah gadis cantik nongol didepan wajahnya dan tersenyum manis kepadanya. Rupanya, tetangga yang tinggal dilantai bawah menghargai pohon bunga trompetnya sebagai balasannya sengaja menanam sebatang pohon anggur dan membiarkan dahannya merambat keatas ke balkonnya. Setelah kejadian ini, kedua tetangga lantai atas dan bawah menjadi akrab. Pada tahun kedua ketika buah anggur mulai matang, pemuda ini beserta gadis tetangga dilantai bawah juga memanen hasil cinta mereka, mereka berdua menikah.
Setelah membaca cerita yang indah ini, didalam hati saya merasa hangat dan terharu. Ketika pemuda ini dengan tulus mengorbankan dahan pohon supaya tetangganya memperoleh kehijauan dan keindahan bunga, tidak disangka dia mendapatkan keberuntungan dan ketulusan cinta.
Selain cerita ini saya teringat sebuah cerita lagi. Saya mempunyai seorang teman kuliah, setelah tamat kuliah bekerja di sebuah pabrik, karena alasan yang tidak jelas, banyak karyawan pabrik yang di PHK.
Teman saya ini adalah seorang yang pintar dan selalu melakukan pekerjaan dengan baik, tetapi pada saat itu dia mengambil inisiatif di PHK demi menggantikan dan menolong seorang temannya yang duda, yang harus memelihara anak serta menjaga orang tuanya. Setelah berjuang dengan susah payah selama 2 tahun, situasi mulai berubah, pabrik yang dahulu tempat dia bekerja tiba-tiba dialihkan kepada seorang pengusaha luar negri. Temannya merasa berhutang budi kepadanya lalu menyarankan kepada bos barunya menggaji temannya yang pintar ini menjadi asisten manager.
Memperoleh dan kehilangan, walaupun kita memahami kebenaran prinsip ini, tetapi pada kenyataanya ketika menghadapi masalah, kita selalu tidak mau berkorban untuk orang lain, tidak mudah menyerahkan hak pribadi kepada orang lain disaat diri sendiri juga membutuhkan, dengan erat-erat menggengam apa yang telah kita peroleh dan miliki.
Oleh sebab itu, disaat diri sendiri mengalami musibah, kita selalu mengeluh tentang ketidakadilan, ketidakpedulian orang lain pada diri kita, tetapi apakah kita pernah bertanya kepada diri sendiri, berapa banyak pengorbanan yang tulus yang pernah kita lakukan untuk orang lain?. Tanpa mau kehilangan, tidak akan memperoleh. (minghuischool/ran)
Bagikan ke teman-teman :
Link => http://epochtimes.co.id
seminar, pelatihan, pembentukan karakter, homeschooling, team building, soft skill, meditasi, e-book gratis, orang muda, bagi kegiatan sosial dan profesional, Berminat hubungi WA 0812 791 7540 - www.adfamilia-indonesia.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar