Sahabat,
Orang berbuat baik kepada kita bukan karena kita bersikap baik, tapi karena orang lain yang bersikap baik dan mau mengert kita, maka berusahalah agar mudah dimengerti orang lain.
Semoga berguna artikel di bawah ini, mohon maaf bagi yang tidak berkenan dan jadikan hal ini sebagai wacana buat kita.
Pergaulan yang asli adalah pergaulan dari hati ke hati yang penuh keikhlasan yang insya Allah akan terasa sangat indah dan menyenangkan.
Orang berbuat baik kepada kita bukan karena kita bersikap baik, tapi karena orang lain yang bersikap baik dan mau mengert kita, maka berusahalah agar mudah dimengerti orang lain.
Semoga berguna artikel di bawah ini, mohon maaf bagi yang tidak berkenan dan jadikan hal ini sebagai wacana buat kita.
Pergaulan yang asli adalah pergaulan dari hati ke hati yang penuh keikhlasan yang insya Allah akan terasa sangat indah dan menyenangkan.
Pergaulan yang
penuh rekayasa dan tipu daya demi kepentingan yang bernilai rendah tidak akan
pernah langgeng dan cenderung menjadi masalah.
1. AKU BUKAN ANCAMAN BAGIMU
Kita tidak boleh menjadi seorang yang merugikan orang lain….
a. Hindari penghinaan - Apapun yang bersifat merendahkan, ejekan, penghinaan dalam bentuk apapun terhadap seseorang, baik tentang kepribadian, bentuk tubuh, dan sebagainya, jangan pernah dilakukan, karena tak ada masalah yang selesai dengan penghinaan, mencela, merendahkan, yang ada adalah perasaan sakit hati serta rasa dendam.
b. Hindari ikut campur urusan pribadi - Hindari pula ikut campur urusan pribadi seseorang yang tidak ada manfaatnya jika kita terlibat. Seperti yang kita maklumi setiap orang punya urusan pribadi yang sangat sensitif, yang bila terusik niscaya akan menimbulkan keberangan.
c. Hindari memotong pembicaraan - Sungguh dongkol bila kita sedang berbicara kemudian tiba-tiba dipotong dan disangkal, berbeda halnya bila uraian tuntas dan kemudian dikoreksi dengan cara yag arif, niscaya kita pun berkecenderungan menghargainya bahkan mungkin menerimanya. Maka latihlah diri kita untuk bersabar dalam mendengar dan mengoreksi dengan cara yang terbak pada waktu yang tepat.
d. Hindari membandingkan - Jangan pernah dengan sengaja membandingkan jasa, kebaikan, penamplan, harta, kedudukan seseorang sehingga yang mendengarnya merasa dirinya tidak berharga, rendah atau merasa terhina.
e. Jangan membela musuh, mencaci kawan - Membela musuh maka dianggap bergabung dengan musuhnya, begitu pula mencaci kawannya berarti memusuhi dirinya. Bersikaplah yang obyektif, sepanjang diri kita menginginkan kebaikan bagi semua pihak, dan sadar bahwa untuk berubah harus siap menjalani proses dan tahapan.
f. Hindari merusak kebahagiaan orang lain - Bila seseorang sedang berbahagia, janganlah melakukan tindakan yang akan merusak kebahagiaanya. Misalkan ada seseorang yang merasa beruntung mendapatkan hadiah dari luar negeri, padahal kita tahu persis bahwa barang tersebut buatan dalam negeri, maka kita tak perlu menyampaikannya, biarlah dia berbahagia mendapatkan oleh-oleh tersebut.
g. Jangan mengungkit masa lalu - Apalagi jika yang diungkit adalah kesalahan, aib atau kekurangan yang sedang berusaha ditutupi. Ingatlah bahwa setiap orang memiliki kesalahan yang sangat ingin disembunyikannya, termasuk diri kita, maka jangan pernah usil untuk mengungkit dan membeberkannya, hal seperti ini sama dengan mengajak
bermusuhan.
h. Jangan mengambil hak orang lain - Jangan pernah terpikir untuk menikmati hak orang lain, setiap gangguan terhadap hak seseorang akan menimbulkan rasa tidak suka dan perlawanan yang tentu akan merusak hubungan.. Sepatutnya kita harus belajar menikmati hak kita, agar bermanfaat dan menjadi bahan kebahagiaan orang lain.
i. Hati-hati dengan kemarahan - Bila anda marah, maka waspadalah karena kemarahan yang tak terkendali biasanya menghasilkan kata dan perilaku yang keji, yang sangat melukai, dan tentu perbuatan ini akan menghancurkan hubungan baik di lingkungan manapun. Kita harus mulai berlatih mengendalikan kemarahan sekuat tenaga dan tak usah sungkan untuk meminta maaf andai kata ucaan dirasakan berlebihan.
j. Jangan menertawakan orang lain - Sebagian besar dari sikap menertawakan seseorang adalah karena kekurangannnya, baik sikap, penampilan, bentuk rupa, ucapan dan lain sebagainya, dan ingatlah bahwa tertawa yang tidak pada tempatnya serta berlebihan akan mengundang rasa sakit hati.
k. Hati-hati dengan penampilan, bau badan dan bau mulut - Tidak ada salahnya kita selalu mengontrol penampilan, bau badan atau mulut kita, karena penampilan atau bau badan yang tidak segar akan membuat orang lain merasa terusik kenyamanannya, dan cenderung ingin menghindari kita.
2. AKU MENYENANGKAN BAGIMU
a. Wajah yang selalu cerah ceria – Para Nabi senantiasa berwajah ceria, beliau pernah besabda, "Janganlah terlalu membebani jiwamu dengan segala kesungguhan hati. Hiburlah dirimu dengan hal-hal yang ringan dan lucu, sebab bila hati terus dipaksakan memikul beban-beban yang berat, ia akan menjadi buta". (Sunan Abu Dawud).
b. Senyum tulus – Para Nabi senantiasa tersenyum manis sekali dan ini sangat menyenangkan bagi siapapun yang menatapnya. Senyum adalah sedekah, senyuman yang tulus memiliki daya sentuh yang dalam ke dalam lubuk hati siapapun, senyum adalah nikmat Allah yang besar bagi manusia yang mencintai kebaikan. Senyum tidak dimiliki oleh orang-orang yang keji, sombong, angkuh, dan orang yang busuk hati.
c. Kata-kata yang santun dan lembut - Pilihlah kata-kata yang paling sopan dengan dan sampaikan dengan cara yang lembut, karena sikap seperti itulah yang dilakukan Para Nabi, ketika berbincang dengan para sahabatnya, sehingga terbangun suasana yang menyenangkan. Hindari kata yang kasar, menyakitkan, merendahkan, mempermalukan, serta hindari pula nada suara yang keras dan berlebihan.
Link => http://relung-hati.blogspot.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar