Selasa, 12 November 2013

Keberadaan Anda Membuat Hidup Jadi Bermakna......



Dalam kehidupan, kita selalu bertanya kepada diri sendiri, makna apa yang kita bawakan kepada orang lain. Pertanyaan ini juga sering saya tanyakan pada siswa dalam kelas saya.



Majalah Tian Xia pernah mengadakan sensus besar tentang pendidikan hidup terhadap siswa SMA dan mahasiswa.

Hasilnya lebih dari 50% anak SMA dan mahasiswa tidak tahu dirinya akan berbuat apa, lebih dari 25% siswa pernah mempunyai niatan bunuh diri, sedangkan banyak sekali siswa beranggapan, tidak peduli melakukan apa saja, semua itu tidak bermakna. Ini menunjukkan generasi muda sedang tersesat dalam perjalanan hidup.

Kalau begitu apakah maknanya? Maknanya adalah menemukan “nilai keberadaan” diri kita sendiri. Beranggapan bahwa seseorang membutuhkan Anda, memandang penting Anda, beranggapan bahwa kemampuan yang dikembangkan kita sangat penting, mempunyai daya pengaruh terhadap orang lain, kesemuanya ini adalah makna.

Kemiskinan yang paling menakutkan orang adalah rasa kesepian dan tidak ada orang yang mau tersisihkan.

Ketika masih muda, saya pernah bertanya kepada seorang kakak kelas saya, mengapa dia memilih menjadi seorang dokter bedah. Dia memberitahu saya: “Kadang kala, saya juga ragu kepada diri sendiri mengapa harus melakukan hal ini. Namun ketika saya melihat seorang pasien yang kritis jiwanya tertolong oleh karena saya, ketika itu saya tahu pekerjaan saya ini bernilai.”

Walaupun tekanan seorang dokter bedah sangat besar, tetapi mendapatkan tanggapan dari diri pasien juga sangat banyak sekali. Melalui keprofesionalan diri kita membuat kesehatan pasien pulih kembali, mendapatkan kehormatan, ini adalah makna.

Juga pernah ada seorang komisaris perusahaan yang bertanya kepada saya, “Pada waktu itu mengapa ingin menulis buku?”

Saya menjawab: “Sama seperti Anda, yang berharap menghasilkan produk yang lebih baik, saya berharap menjadi manusia lebih baik.”

Manusia harus mempunyai tujuan yang menguntungkan dirinya. Semua orang berharap merasakan bahwa dirinya adalah seorang yang berguna. Di dalam lubuk hati setiap orang, berharap dirinya bisa menyumbangkan sesuatu untuk dunia, dibutuhkan oleh orang lain. Ada seorang senior di bidang kedokteran berkata kepada saya:

“Banyak orang yang menganjurkan untuk tidak memeriksa begitu banyak pasien, tetapi sebenarnya bukan pasien yang membutuhkan saya, seharusnya adalah saya yang membutuhkan pasien, pasien senang dengan saya, membutuhkan saya, saya akan merasakan diri saya sangat berguna.”

Benar sekali perkataannya itu, yang paling dibutuhkan manusia adalah rasa dibutuhkan. Ketika seseorang tidak bisa mengembangkan nilai dalam dirinya dan mendapatkan perhatian dari orang banyak, pasti dalam hatinya berangsur-angsur mengalami pengikisan, hampa, secara tidak terasa dan pada akhirnya orang tersebut akan muram dan putus asa. Oleh sebab itu Ibu Theresa mengatakan: “Kemiskinan yang paling menakutkan adalah perasaan kesepian dan tidak ada orang yang menginginkan.”

Oleh karenanya perasaan dibutuhkan adalah suatu kebahagiaan, melalui pemberian Anda, maka Anda bisa menjadi orang yang kaya raya, Anda bisa berbagi diri Anda, bisa berkorban bagi orang lain, bisa membuat orang lain membutuhkan Anda, berterima kasih kepada Anda, ini merupakan hal yang sangat bahagia.

Telapak tangan sebisa mungkin mengarah ke bawah

Saya teringat akan kata-kata mutiara yang diucapkan oleh mantan presiden Taiwan, Jing Guo (alm.):

“Telapak tangan sebisa mungkin mengarah ke bawah, jangan mengarah ke atas.” Telapak tangan mengarah ke bawah berarti memberi, yang mengarah ke atas berarti menuntut. Tak peduli berapa banyak yang Anda miliki, asalkan Anda bisa memberi maka Anda adalah orang kaya. Jika hanya ingin menuntut, maka Anda adalah miskin.

Kita sangat mudah asyik dalam dunia kita sendiri yang sempit untuk memperhatikan diri sendiri: “Hal tersebut bermanfaat apa bagi diri saya?” atau “Saya bisa mendapatkan apa?” Semua hal dipandang dari keuntungan dan kerugian pada diri sendiri, akhirnya tak dapat terhindar dari perhitungan, mengeluh dan risau. Sebaliknya, jika yang kita pikirkan adalah, “Apa yang bisa kita lakukan untuk orang lain?” Polanya segera menjadi besar, dada juga menjadi lapang, bukankah begitu ?




Kegembiraan datang dari perasaan dibutuhkan, ketika Anda dibutuhkan, Anda akan merasa gembira, karena merasakan keberadaan Anda sangat berarti, Anda merasakan hidup Anda sangat bermakna. Dengan kata lain, saya melayani lebih banyak orang, maka saya adalah orang yang lebih berguna, hidup kita akan lebih berarti.

Mengutip perkataan dari Ibu Theresa: “Setiap orang yang datang di hadapan Anda, selalu akan membuat orang tersebut berubah menjadi lebih baik, lebih bergembira ketika dia pergi meninggalkan Anda. Anda harus menjadi saksi hidup bagi Tuhan yang maha pengasih: di raut wajah Anda terpancar kasih, di dalam mata Anda terlihat kasih, di dalam senyum Anda ada kasih.”

Perilaku setiap orang dalam seumur hidupnya, tak peduli baik atau buruk, akan memengaruhi banyak orang. Dengan kata lain, setiap orang bisa membuat dunia ini menjadi berbeda. Target dari Pendeta Jinen, adalah membuat setiap orang mendapatkan hak warga. Target dari Gandhi adalah membebaskan 300 juta penduduk India, target dari Ibu Theresa adalah merawat penderita miskin. Apakah target Anda?

Jika Anda setiap bangun pagi bertanya kepada diri sendiri: “Hari ini apa yang bisa saya lakukan untuk membantu orang lain?” Menemukan target Anda, maka Anda tidak akan tersesat arah dalam perjalanan kehidupan Anda.

Komisaris etnis Tionghoa pertama di Microsoft, Li Kaifu, mengatakan: “Hal yang terpenting dari keberhasilan seseorang adalah mempunyai pengaruh, bisa membantu diri sendiri, membantu keluarga, membantu negara, membantu dunia, membantu generasi penerus, bisa membuat mereka melewatkan hari-hari yang lebih baik, membawakan kebahagiaan dan kegembiraan bagi mereka.” Memengaruhi orang lain bagaikan melipatgandakan diri sendiri.

Anda bisa demikian menanyakan diri sendiri: “Saya terhadap keluarga, terhadap orang yang berada di samping kita, sebenarnya mengurangi atau menambah beban bagi mereka? Apakah saya membuat permasalahan menjadi lebih baik? Ataukah lebih parah? Terhadap organisasi ini atau instansi ini, saya menyelesaikan masalah ataukah saya membuat masalah? Pengabdian saya itu apa? Nilai saya hari ini, naik atau turun?”

Berpikirlah dengan sungguh-sungguh, diri Anda bisa melakukan apa, agar dunia ini bisa berubah menjadi lebih indah.

Ingatlah, kecuali Anda bisa memengaruhi orang, jikalau tidak kehidupan Anda akan menjadi tidak berarti. (He Quanfeng/Epoch Times/lin)

Link => http://www.epochtimes.co.id/kehidupan.php?id=1054


Tidak ada komentar:

Posting Komentar