Rabu, 29 Januari 2014

Manusia Sejati

Ada seorang brandalan yang sedang mabuk telah membuat kerusuhan. Dengan tangannya dia menarik kerah baju seorang saleh yang lewat, lalu dengan keji memukulinya, namun orang saleh tersebut tidak berkata sepatahpun dan tidak membalasnya.

Kerumunan orang yang melihat peristiwa saat itu sangat heran dengan sikap orang saleh tersebut yang hanya diam. Lalu mereka rame-rame mendukung dan berteriak, "Ayo..balas hantam! Jangan mau terima diperlakukan seperti itu.. jangan seperti orang bodoh.. sikat dia.. hantam.. jangan jadi pengecut!
Setelah si pemabuk kelelahan dan merasa puas, akhirnya dia pergi dengan sempoyongan meninggalkan arena sambil tertawa sendiri.

Tiba-tiba seseorang muncul dari kerumunan mendekati orang saleh itu dan bartanya, "Apakah Anda seorang pria sejati? Di hina dan dipukuli sampai babak belur tetapi Anda tidak mengucapkan sepatah katapun, mengapa mau dipermalukan sampai demikian?"

Orang saleh itu sembari membersihkan dan merapikan kembali baju yang telah acak-acakan berkata kepada orang yang bertanya, "Sudahlah, pemabuk kalau sudah mabuk, jangankan hanya memukuli dan menarik kerah baju orang lain, jika ada seekor singa dihadapannya dia juga akan menerkam singa tersebut. Tetapi jika seorang pria sejati melakukan hal yang sama dengan perbuatan yang dilakukan oleh pemabuk tersebut untuk membalasnya, maka dia bukan benar-benar seorang pria sejati dan terpelajar."

Ketika orang lain melakukan perbuatan yang menyakiti kita, maka jika kita memperlakukannya sama dengan cara yang dilakukan olehnya, bukankah kita sama buruknya dengan dia, oleh sebab itu toleransi adalah satu-satunya sifat yang masuk akal dan mulia. Apakah itu sulit? Mungkin sama sulitnya memahami ucapan "Jika Anda ditampar pipi kiri, berikan pipi kanan Anda". (ran) erabaru.net

Tidak ada komentar:

Posting Komentar