Minggu, 09 Februari 2014

Masuk ke dalam Diri (self change : bagian 2 dari 4)



Bagian 1 : http://karaktermoral.blogspot.com/2014/02/self-change.html
 


Saya ingin berbagi pengertian dan perjalanan hidup dengan Anda. ijinkan saya berbagi, semoga berkenan dan menumbuhkan. Belajar dari peristiwa ini saya dan anda akan lebih memahami apa arti refleksi dan mulai menyadari tujuan hidup kita sesungguhnya di dalam kehidupan ini.

Masuk ke dalam diri berarti melihat dan memaknai kembali pengalaman
Ketika saya masuk ke dalam diri (refleksi) untuk mencari tujuan hidup saya, terlintas sebuah pengalaman di masa kecil saya, kelas 4 SD. Saat itu saya adalah anak nakal. Ada seorang murid baru bernama Li Cen Fong. Berperawakan gempal dan nampaknya menggemaskan. Seingat  saya hampir setiap hari dia mendapat perlakukan buruk dari saya dan teman teman. Saya adalah seorang yang diantaranya paling aktif menganiaya (buly).  Pernah Pada satu hari saya minta satu orang teman saya untuk mengajaknya ke belakang (WC), yang memang terletak di belakang sekolah. Di situ saya dan beberapa teman sudah siap dengan berbagai jurus untuk memukulnya dan keesokan harinya ia sudah tidak pernah muncul lagi di sekolah.


Seingat saya besoknya saya dan teman baik saya digelandang oleh wakil kepala sekolah dan mendapat jitakan di kepala. Saya pun lari sampai di kejar kejar dengan sebutan “PKI” (Partai Komunis Indonesia).

Saya menyesal dan besoknya sepulang sekolah saya dan beberapa teman yang pernah memukulnya hendak minta maaf. Perjalanan jauh ditempuh dengan berjalan kaki dan ketika sampai di toko yang juga sekaligus rumahnya bertemu dengan ayahnya. Saya mengutarakan maksud kami dan hendak minta maaf. Tapi ayah Li Cen Fong tidak mengijinkan dan mengatakan semua baik baik saja dan kami semua diminta pulang.

Awal dulu ketika bercerita ini khususnya ketika jadi mahasiswa saya mengingat ini sambil tertawa dan kebanggaan karena menjadi anak nakal ketika SD. Tapi hal itu menjadi berbeda maknanya ketika sekarang saya menjadi ayah. Betapa saya ini begitu jahat, bagaimana hati seorang ayah yang anaknya dibuli oleh teman temannya.

Baru baru ini, anak saya hampir setiap hari mau ke sekolah perutnya mual, usut punya usut oleh mamanya ternyata ia sering diperlakukan tidak baik oleh seorang temannya di sekolah. Anak saya stress. Saya tidak mengajarinya untuk balas memukul, tapi bersikap asertif. Itu saja membuat saya gemas, gimana dengan ayah Li Cen Fong? Gimana dengan Li Cen Fong sendiri? Pasti mereka sangat terluka!

Masuk ke dalam diri seperti mengupas bawang
Pernahkah Anda mengupas bawang? Bawang ketika belum dikupas bagaimana rupanya? Baunya tidak menyengat dan warnanya kusam bukan? Tapi berbeda ketika dia mulai dikupas, warna bawang akan semakin terang dan bau yang dikeluarkannya pun semakin tajam, tidak heran kalau bawang bisa membuat orang menangis.

Saya mamahami hidup manusia berlapis lapis, dipermukaan sepertinya biasa biasa saja tapi siapa yang tahu di dalam dirinya? Ada peribahasa, air yang penuh riak tanda tak dalam, tapi sebaliknya air yang tenang justru memiliki kedalaman. Jika Anda ditanya, siapakah Anda sesungguhnya? Mungkin sebagian kita merasa bingung untuk menjawab pertanyaan ini, sekalipun sudah berulang kali ditanyakan. Hiruk pikuk kehidupanlah yang membuat kita sulit menyadari siapa kita sesungguhnya. Sebagian sudah tertutup debu yang begitu tebal jadi sulit untuk sadar. Butuh masuk ke dalam diri untuk menyingkirkan debu, mengenal siapa diri kita dan berdamai dengan apa yang terjadi.

Ketika saya melihat ulang kejadian Li Cen Fong, saya menitikan air mata dan harus mengakui ini adalah salah satu peristiwa yang membuat saya terluka. Saya belum dimaafkan dan meminta maaf. Dan ternyata ketika saya coba melihat dengan lebih dalam, banyak penyimpangan karenanya. Dalam proses ini saya menyadari, saya justru cenderung bersama dengan teman teman beretnis china. Teman baik saya etnis china, mama angkat saya beretnis china, pacar pacar saya juga beretnis china. Padahal saya sendiri pejabat, peranakan jawa dan batak.

Saya menemukan hidup ini memang tidak ada yang kebetulan, sepertinya tidak teratur tapi ternyata teratur. Ada hukum hukum yang tidak terlihat namun hukum yang tidak terlihat itulah yang mengaturnya. Saya sering bertanya kepada peserta pelatihan, mana yang kuat yang kelihatan atau yang tidak kelihatan. Orang yang memahami tentu akan menjawab yang kuat adalah yang tidak kelihatan. Bayangkan, kita mampu hidup tidak makan 3 hari, tapi 5 menit saja tidak bernafas kita almarhum.  Apakah nafas/udara terlihat? Tidak terlihat mata, tapi eksis kehadirannya.

Aliran Budha percaya ada karma, kita yang beragama apa pun percaya adanya dosa. Jika karma/dosa (hutang - piutang) di dalam kehidupan ini belum selesai maka kita tetap akan dimintai pertanggung jawabannya. Masalahnya hanya waktu, tapi semakin kita menunda maka beban bunga dari hutang itu akan semakin besar bukan. Hati kita pun akan semakin beku dan dingin, dan ini pasti akan berdampak dalam kehidupan kita selanjutnya. Seperti kisah saya di atas .... 

Jika anda pernah merasa melukai dan dilukai beranikah anda berdamai agar hutang piutang itu diselesaikan? Butuh keberanian dan kedewasaan untuk menyadari hal ini.  Butuh waktu untuk masuk ke dalam diri, mengupas bawang ....

Masuk ke dalam diri menemukan panggilan, menemukan tujuan hidup
Melakukan refleksi hidup membuat kita belajar dan memahami sesuatu lebih dalam. Semakin kita sering lakukan refleksi sebetulnya kita semakin menggali siapa kita sesungguhnya. Kita akan semakin tahu sebetulnya Tuhan sang pencipta mau apa dari diri kita ini. Kita akan semakin sadar fungsi kita dalam kehidupan ini.

Ketika istri saya bertanya pada saya apa tujuan hidup saya. Salah satunya adalah membantu orang china. Dia tertawa terbahak bahak dan memang nampaknya lucu. Tapi seorang yang sudah bergumul di dalam batinnya (masuk ke dalam diri sungguh sungguh) akan bisa menyarikan apa yang sebetulnya harus dilakukan dan tidak dilakukan dalam kehidupan ini.

Saya percaya, seseorang dibentuk oleh luka luka yang terdalam dan prestasi prestasi puncaknya. Di dalam garis hidup yang saya buat, saya tahu potensi dan bakat alami di dalam diri saya. Pertama tama saya akan berhasil kalau saya menjadi seorang pengajar bukan seorang wirausaha. Saya bisa menemukan deretan waktu dan pengalaman mengajar dimana mana bahkan sebelum saya mendirikan usaha konsultan SDM ini. Dibanding pengalaman wirausaha dengan berbagai macam jenis, banyak yang berakhir sedih, gagal, buntu dan meninggalkan hutang.

Akhirnya, jika seseorang tidak pernah masuk ke dalam dirinya orang itu akan mudah tersesat dan terombang ambing. Ukuran tua pun, belum tentu penentu kebijaksanaan seseorang. Justru kebijaksanaan akan muncul ketika seseorang berani masuk ke dalam dirinya. Sun Tzu, seorang ahli strategi perang china mengatakan, jika kamu mengenal kekuatan dan kelemahan dirimu, kamu sudah memenangkan 50% pertempuran. Artinya jika kita memang mengetahui tentang diri, kita  akan dituntun untuk bersikap! Bukankah orang bijak adalah orang yang mampu membedakan benar dan salah, baik dan buruk? Untuk bisa menjadi seperti itu kita harus berani masuk ke dalam diri.
Apakah anda sudah menemukan panggilan hidup Anda? Apakah Anda sudah tahu fungsi yang harus Anda perankan di dalam kehidupan ini?

Semoga anda dan saya senantiasa diperbaharui menjadi pribadi yang lebih baik dan bermanfaat.

Salam cahaya, candratua

Ikuti Pelatihan “Self Change”. Hotel Whiz, Kelapa Gading, 28 - 29 Maret 2014, menginap, 3.000.000 per orang - 5.500.000 per pasangan, 
hubungi 021 707 54 779

Tidak ada komentar:

Posting Komentar