Selasa, 20 Mei 2014

Tepatkah JK yang Mendampingi Jokowi?




Ini adalah surat terbuka, untuk Pak Jokowi dan tim PDI P. Sebelumnya saya ucapkan semoga Bapak terpilih dan menjadi presiden bagi bangsa Indonesia 2014 – 2019.

Saya merasa tulisan ini terlambat karena Pak Jokowi sudah memilih pak JK sebagai pendamping, tentu saja keputusan  ini bukan pak JKW sendiri tapi pasti banyak pihak yang telah terlibat sehinga memastikan JK sebagai cawapres (Ibu Mega dan tim). Tentu keputusan ini sudah ditimbang matang dengan harapan bisa menang satu putaran.


Pilih Jusuf Kala atau Abraham Samad
Saya merenung, mengapa JK yang terpilih bukan AS. Saya melihat memang JK memiliki pengalaman birokrasi, politik dan kedewasaan  pengalaman yang sudah sangat mumpuni di banding dengan AS. Malah jauh melampaui, karena AS berfokus pada titik penegakan hukum, sedang pengalaman lainnya khususnya politik, ekonomi dan jejaring mungkin jauh di belakang. Kita masing masing bisa melihat di internet bagaimana rekam jejak seorang JK dan AS (versi Wikipedia) jika dibandingkan, dengan sekilas dari banyaknya tulisan pasti JK lebih Unggul. 

Kriteria  Memilih
Kriteria apa yang digunakan oleh tim sehingga mengkrucut hanya pada JK dan AS. Tentu ini sudah dipikirkan dengan matang dan melalui proses yang panjang pula. Alhasil pilihan tertuju pada  2 putra terbaik Indonesia yang kebetulan keduanya berasal dari tanah Sulawesi.  

Kriteria yang digunakan pasti jelas dan terukur sehingga data yang dihimpun membantu tim membuat keputusan yang tegas dan terarah. Ada banyak kriteria  yang bisa dijadikan patokan. Tapi saya melihat  ada 2 indikator yang tidak boleh dilewatkan. Yang pertama adalah kepribadian (internal) dan kedua persoalan besar bangsa (eksternal).

Kepribadian JK VS AS
JK dibesarkan dari keluarga pengusaha, sedangkan AS tidak,  dia cenderung seorang aktifis tulen dan ia dedikasikan waktunya untuk mengatasi korupsi, tesis S3 nya pun tentang pemberantasan korupsi.
Kepribadian seorang pengusaha tulen punya kecenderungan memikirkan untung, meletakkan posisi yang tepat sehingga ia tidak berkekurangan, tapi sebaliknya di jalur seorang aktifis yang ideal, mencoba meletakkan posisi bukan yang untung tapi yang benar.  Maka tidak aneh jika seorang pengusaha selalu melihat dan mengukur dengan untung rugi. Alasan inilah yang sering digunakan oleh seorang pengusaha dalam bertindak. 

JK sudah terbiasa berorganisasi, bertemu dengan berbagai macam orang. Sejak muda sudah terlibat organisasi diantaranya Pelajar Islam Indonesia (PII), HMI, Ketua Dewan Mahasiswa Universitas Hasanuddin (UNHAS), serta Ketua Presidium Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI). Sebelum terjun ke dunia politik, JK pun pernah menjabat sebagai Ketua Kamar Dagang dan Industri Daerah Sulawesi Selatan. Belum lagi ditambah dengan segudang pengalaman di birokrasi. Ini membuat JK sangat matang berhadapan dengan berbagai macam orang dan situasi.

Bagaimana dengan AS? Ia dikenal dengan orang yang berani dan kritis. Ia memutuskan untuk menjadi seorang advokat, membuat LSM ACC (Anti Corruption Committee) dan sekarang menjadi seorang ketua KPK. Garisnya lurus-  linear, fokus dengan penegakan hukum dan keadilan.
Kepribadian dari seorang penegak hukum,  AS adalah pribadi yang teliti, penuh pertimbangan dan berhati hati. Jadi mungkin kalau AS yang terpilih gerak pemerintahan mungkin terlihat lebih lamban. JK juga pasti punya pertimbangan tapi umumnya pengusaha pasti coba dulu, jalan dulu, baru kemudian lihat hasil, maka nampak cepat dan agresif. Mungkin salah tapi punya kecepatan reaksi untuk memperbaiki. Berbeda dengan AS, dia akan melangkah jika sudah yakin berhasil.

Karena AS adalah seorang aktifis tulen dia memiliki hal yang ideal, maka ia akan terlihat kaku untuk tawar menawar. Dia akan berjuang habis habisan dengan apa yang ideal, yang dianggapnya benar sebaliknya dengan JK lebih luwes dan adaptif, melihat keadaan sehingga cenderung lebih mudah berubah ubah.

Saya sendiri melihat keduanya hebat dan putera terbaik Indonesia, tapi pertanyaannya, siapakah diantara mereka yang memang dibutuhkan dan solusi yang tepat untuk bangsa kita saat ini?

Persoalan bangsa 
Jika saya ditanya apa persoalan bangsa yang utama saat ini? Saya akan menjawab singkat, adalah masalah moral, bukan masalah ekonomi. Masalah ekonomi hanyalah turunannya. Jadi kalau saya ditanya, siapa pilihan, bagi saya adalah Abraham Samad bukan Jusuf Kalla. Mengapa? Saya percaya banyak waktu dari AS dihabiskan untuk merenung tentang benar dan salah, baik dan jahat, lebih banyak dibanding dengan JK (bukan berarti JK tidak memikirkannya). Abraham Samad lebih banyak menghabiskan waktu bergumul dengan hatinya bukan dengan pikirannya. 

Mengapa Moral? Saat ini saya berkesimpulan, sudah sulit untuk menentukan mana baik dan jahat, benar dan salah. Mengapa korupsi sangat sulit diberantas? Salah satu sebab karena budaya salah yang sudah tercipta dan tumbuh subur. Budaya ewuh pakewuh, sungkan, asal bapak senang (ABS), pungli dan mungkin banyak lagi, ini menjerat masyarakat sehingga tumpul kreatifitas dan daya kritis. Jika lingkaran ini tidak di putus, betapapun hebat dukungan terhadap Jokowi – JK maka perubahan tidak akan terjadi. Malah kita akan tetap dalam stagnasi dan kemunduran. Saya yakin Tuhan akan melindungi umatnya yang bermoral dan karena moral yang hancur itulah sebab banyak musibah dan keruwetan. 

Bangsa ini butuh pemimpin yang bermoral. Teladan Moral. Orang yang bermoral memiliki hati yang jernih ketika melihat persoalan sehingga berani bersikap benar. Bukan untuk kepentingan dan keuntungan dirinya tapi justru kepentingan bagi yang dilayaninya, rakyat. Saya berkesimpulan, jika seorang pemimpin yang sekarang terpilih semakin kaya raya, itu indikator bahwa dia bukanlah pemimpin yang melayani tapi justru dilayani.

Menurut pemahaman saya, negeri besar ini miskin orang berani. Orang yang nampak berani sekarang hanya ketika dibelakangnya ada senjata, kekuasaan dan orang orang yang akan membelanya. Coba jika kita berdiri sendiri, apakah masih berani menghadapi? Orang yang berani sesunggguhnya adalah orang yang berdiri sendiri, dia menyadari ada yang tidak kelihatan yang menopang dirinya. 

Solusi
Pilihan sudah di jatuhkan kepada JK, dan hal ini tidak bisa diubah. Saya berharap JKW dan JK sungguh bisa meletakkan hati pada rakyat. Dengarkan apa yang dibutuhkan rakyat, bukan yang diinginkan rakyat. Keinginan tidak ada habisnya, tapi kebutuhan terbatas jadi jelas dan terarah.
Ketika membuat pilihan, pilihlah yang benar, walau mungkin sakit di awal dan tidak populer. Saya merasa momentum dukungan rakyat pada JKW harus digunakan dengan sebaiknya. Buatlah rakyat berjuang, mau membayar dari sebuah harga yang diterimanya. Bukan sekedar pendidikan dan kesehatan gratis. 

Bagi JK, semoga Anda adalah seorang negarawan sejati, semoga dengan segala kemampuan yang anda miliki justru anda mensejahterakan rakyat, bukan sekedar kelompok Anda. Beranilah membuat jarak dan sungguh meletakkan hati bagi rakyat umum. Bangsa ini butuh orang tulus bukan orang cerdik. Butuh orang yang mau menanggung penderitaan bukan memperpanjang kebodohan. Butuh solusi jangka panjang bukan hanya sekedar bodrek.

Harapannya kebijakan yang nanti diciptakan bukan kebijakan yang hanya menekankan sisi ekonomi, tapi justru pada apa yang benar. Lihat prosesnya, apa yang ditanam baik akan memiliki hasil yang baik. Jangan terlalu cepat. Begitu banyak persoalan kemanusiaan dimasa lalu yang harus diselesaikan dengan adil dan arif, sehingga rakyat merasa dilindungi dan sungguh diperhatikan. Merasa nyaman berada di negeri sendiri.

Saya sepakat jika Jokowi mengatakan harus mengadakan revolusi mental, tapi bagaimana mewujudkannya itu persoalan besar dan mendasar. Dibutuhkan orang orang gila yang bisa membongkar mentalitas bangsa yang sudah rusak ini. Beberapa usulan yang bisa membuat revolusi mental. Batasi sinetron, hentikan pembangunan mall, hari berkendaraan umum, matikan listrik bersama, menabung, dan banyak lagi yang bisa dilakukan tapi tentu saja harus dibuat dengan detail dan operasional. Itu adalah PR Anda dan JK ke depannya.

Melalui tulisan ini saya mendukung Anda, semoga Tuhan memberkati Jokowi dan Jusuf Kalla. Ayo menangkan satu putaran.

Salam hangat ... Candratua



Tidak ada komentar:

Posting Komentar