Rabu, 02 Mei 2012

Pikirkan kembali apa yang hendak kamu lakukan!

Pada suatu hari saya sedang menggandeng tangan anak saya saat menyeberangi sebuah jalan.
Ketika berada di tengah jalan, tiba-tiba anak saya berhenti dan membungkukkan badannya untuk mengambil barang yang ada ditengah jalan, saya sangat terkejut, sungguh beruntung pada saat itu tidak ada kenderaan yang lewat.


Saya pada saat itu terus menggandeng tangan anak saya dengan bergegas menyeberangi jalan. Setelah sampai diseberang jalan, saya menyadari barang yang dikutipnya adalah sebuah kawat kecil, anak saya yang duduk dikelas 1 sekolah dasar sangat polos, sebuah kawat kecil ditengah jalan bisa menimbulkan ketertarikannya.

Saya berkata kepadanya, “Kenapa engkau memungut barang di tengah jalan? bagaimana jika ada mobil yang lewat?,” setelah berkata demikian,  saya merasa perkataan saya kurang tepat, memang menjadi seorang ayah tentu khawatir kepada keselamatan anaknya, takut dia akan dilanggar mobil, akan tewas tergilas mobil, bukankah ini semua adalah hal yang wajar? lalu kenapa hati saya merasa tidak nyaman, kesalahannya terdapat dimana?

Kejadiannya seharusnya harus demikian, jika memang terjadi kecelakaan, supir ini memang tidak sengaja, dia juga akan merasa tidak nyaman, karena telah menabrak orang akan membawa masalah besar.

Sedangkan saya, tanpa sengaja mengajarinya hanya menjaga keselamatan diri sendiri, tiba-tiba saya menyadarinya, kenapa menjadi orang yang demikian egois? saya seharusnya menjelaskan kepada anak saya, ketika dia dengan semangat melihat barang yang menarik perhatiannya, harus memikirkan apakah perbuatannya akan menimbulkan pengaruh buruk terhadap diri sendiri dan orang lain.

Saya mengharapkan anak saya dapat tumbuh menjadi seorang yang bermoral tinggi, berbuat sesuatu hal harus memikirkan orang lain terlebih dahulu. Tetapi setelah kejadian ini membuat saya menyadari, bahwa menjadi orang tua yang baik harus memperhatikan setiap perkataan, sikap serta perbuatan diri sendiri terlebih dahulu, karena anak kecil selalu akan mencontoh perbuatan orang tua.
Mendidik anak harus hati-hati mulai dari perbuatan kecil, perkataan, kasih sayang harus benar-benar diperhatikan terkadang jika teledor dapat menimbulkan keegoisan anak tersebut.
(Minghuischool/hui) - erabaru.net

Refleksi:
Tulisan di atas sebaiknya dibaca 3 kali, saya ketika membacanya begitu tersentak, melakukan perbuatan baik namun dampaknya kemudian bisa saja tidak baik. Betapa sering kita bangga melakukan perbuatan baik, atau yang kelihatan baik tapi sebetulnya itu adalah untuk kemegahan diri atau kepentingan kita sendiri. Belajar melihat dampak yang terjadi atas apa yang akan kita lakukan, membuat kita mampu memilah apakah tindakan ini baik dan benar.

Dapatkan ebook gratis, tentang pengembangan karakter moral di www.karaktermoral.blogspot.com










Tidak ada komentar:

Posting Komentar