Minggu, 03 Februari 2013

Musibaaahhhh ....



Arti Musibah ...
Saya teringat pengalaman masa lalu ketika saya lulus kuliah dan mulai berwirausaha. Dua tahun lebih berupaya mencari bentuk usaha namun dari beberapa  usaha yang saya rintis tersebut tidak ada yang membuahkan hasil. Malah meninggalkan hutang dan menghancurkan kepercayaan diri.


Beberapa pengalaman yang begitu membuat saya tercengang. Ketika saya punya usaha pabrik kerupuk, saya punya 4 tenaga penjual.  3 hari mereka tidak setor hasil penjualannya, namun setiap hari mengambil kerupuk, di hari keempat mereka semua lari entah kemana. Tidak lama setelah itu perusahaan kerupuk saya sekarat karena kehabisan modal kerja.

Ketika menjadi agen jagung, membeli jagung dari petani dan membawanya ke pabrik, untuk mendapatkan selisih dari jasa perkilonya. Saya percayakan uang kepada teman saya untuk langsung membeli di tempat, ternyata uang tersebut dibawa lari dan tidak pernah kembali.

Juga ketika saya membuat dan memelihara ikan tawar, menebar puluhan ribu bibit besoknya mati. 

Singkat cerita dari pengalaman tersebut ingin mengatakan betapa dunia ini kejam, padahal saya sudah kurang tulus dan gigih apa. Bangun pagi, membuat rencana, bertanya pada ahli, tapi toh, gagal juga, musibah tetap saja datang.

Setelah mengalami begitu banyak musibah akhirnya saya bekerja untuk melunasi hutang dan mengumpulkan dana untuk menikah (hehehe .....)

Pembelajaran apa yang bisa saya tarik dari begitu banyak musibah yang terjadi pada hidup saya. Satu pelajaran tersebut adalah tentang menjadi orang yang lebih rendah hati. Kesombongan saya sebagai orang yang merasa hebat ditekuk habis. Bahkan kalau diingat ingat, angka kepercayaan diri saya nyaris 0 (NOL). Saya ingat ketika undangan pernikahan sahabat saya,  tidak punya uang untuk memberinya angpao (uang yang biasa diberikan). Saya begitu sedih dan malu untuk berangkat, karena memang tidak punya uang, saya maluuu.

Refleksi saya sekarang,  jika saya langsung berhasil ketika wirausaha, saya kira saya tidak akan menemukan panggilan dan passion saya yang sesungguhnya. Bakat dan potensi saya tidak muncul. Dan yang mengerikannya adalah kesombongan saya semakin menggurita dan mengerikan. Jika saya jatuh ketika saya ada dipuncak bukankah saya bisa bunuh diri, tidak sukses saja bisa malu, apa lagi sukses kemudian jatuh... mungkin bisa bunuh diri (realitas dan harapan ada gap yang begitu besar).

Saya percaya hidup ini tidak ada yang kebetulan, hidup ini sebetulnya teratur walau nampak tidak teratur. Hidup bahkan lebih persisi dari alat yang sangat persisi sekalipun.  Dan alam semesta memberi  musibah bertubi tubi di awal perjalanan karir saya adalah peringatan dariNya agar saya menjadi lebih rendah hati dan waspada. Musibah apa pun dalam hidup, bagi kita yang masih hidup adalah kesempatan untuk memperbaiki diri. Agar kita menjadi pribadi yang lebih bermoral. Menjadi pribadi yang lebih sejati, baik dan sabar.
 
Dalam buku Zhuan Falun (Li Hongzhi), dikatakan jika manusia mengalami bencana pada dasarnya manusia tersebut mengalami degradasi moral, berperilaku buruk. Oleh karena itu alam semesta hendak mengingatkan agar kita berpaling dan  masuk ke dalam diri membuat evaluasi, apakah saya selama ini sudah berjalan di jalan yang benar? Apakah saya sudah melakukan yang benar, apakah saya sudah berkata kata dengan benar, apakah saya jujur, apakah saya mementingkan orang lain dari kepentingan saya sendiri, apakah saya sudah bertanggung jawab dan melakukan peran saya dengan baik, apakah saya sabar menanggung penderitaan?

Kita sebagai manusia seringkali lalai, sehingga peringatan yang menyakitkan terkadang hadir di dalam hidup kita. Musibah pun sepertinya sengaja datang. Seandainya kita rajin masuk ke dalam diri, waspada, dan mematut diri dengan karakter alam semesta, alam semesta juga pastilah akan melindungi kita. Semakin kita menjadi orang yang sejati, baik dan sabar, niscaya hidup kita akan selamat, musibah pun menjauh. 

Sekarang musibah yang pernah saya alami saya anggap itu anugerah, dulu pastilah kesialan. Namun jika kita percaya bahwa hidup ini adalah proses menyempurnakan diri, maka setiap peristiwa adalah proses belajar dan menumbuhkan diri. Kita dibentuk menjadi pribadi yang lebih kuat dan bijaksana. 

Semoga anda dan saya semakin kuat menghadapi tantangan hidup yang semakin hebat ini. Ketika kita menghadapi musibah semoga kita tetap berpikir tenang. Musibah  ini datang adalah kesempatan alam semesta untuk membawa kita ke jalan yang benar.
 
Perubahan terjadi dimulai dari hati yang tergerak
Refreshing,  Fun Games, Leadership, Karakter Moral, Train The Trainers (TOT)
Pin bb : 262a2f26 email : karaktermoral@yahoo.com
Twiter : @candratua


Tidak ada komentar:

Posting Komentar