TEMPO.CO, Surabaya - Mucikari NA, siswi kelas IX sekolah
menengah pertama, ternyata menggunakan sistem getok tular dalam menjalankan bisnis prostitusinya. Yang dimaksud getok tular, remaja 15
tahun ini mengiming-imingi teman sepermainannya dengan BlackBerry dan sejumlah
uang. "NA memameri BlackBerry dan uang banyak kepada korban, asalkan mau
menjadi anak buahnya," kata Kepala Sub-Unit Vice Control Kejahatan Umum
Kepolisian Resor Kota Surabaya, Inspektur Satu Teguh Setiawan, Selasa, 11 Juni
2013.
NA mengaku telah merekrut 10 anak buah. Rata-rata anak buah NA berusia di bawah 17 tahun. Hanya satu orang berusia 19 tahun, yang notabene kakak kandungnya sendiri. "Mereka berasal dari beberapa wilayah di Surabaya," kata Teguh.
Refleksi!
Mengapa terjadi? Bingung untuk ungkapkan dari mana pangkal
muasalnya kok seorang remaja berumur 15 tahun sudah profesional melakukan
bisnis prostitusi. Tidak perlu saling
menyalahkan, tapi belajar dari kenyataan yang ada mari kita simak dan cermati
jangan sampai itu terus terulang, apalagi terjadi dengan orang terdekat kita.
Runtuhnya nilai moral
…
Apa itu moral? Apakah anda dan saya memiliki moral?
Seseorang dikatakan bermoral jika hati nuraninya masih bersuara, mengatakan
benar jika benar dan mengatakan salah jika salah. Tapi tidak berhenti disitu,
orang bermoral juga melakukan yang benar.
Apa yang terjadi dengan NA adalah tanda dari runtuhnya
moral. Bukan sekedar moral dirinya tapi keluarga dan lingkungannya. Bukankah
itu juga terjadi dengan kakak kandung dan teman temannya. Mereka terpikat dengan
tawaran aduhai NA, baik karena hape dan uang.
Mengapa Nilai Moral
Seseorang Runtuh?
Runtuhnya nilai moral seseorang disebabkan tidak adanya lagi
pengendali hati. Hati sudah dingin membeku karenanya sulit untuk melakukan yang
benar. Walaupun tahu tapi pura pura tidak tahu, mendengar tapi belaga tuli,
melihat tapi buta.
Sebuah stasiun tv china menyiarkan tentang tragedy kemanusiaan
yang menimpa seorang anak perempuan kecil yang baru berusia 2 tahun. Ia
ditabrak oleh mobil hingga dua kali. Pengendara mobil sudah tahu menabrak
bukannya berhenti malah terus menggilas. Yang lebih mengerikan lagi adalah 18
orang yang berlalu lalang seolah tidak melihat anak yang lagi meregang nyawa
tersebut.
Bukankah ini berarti hati masyarakat di sekitar tersebut
memang sudah membeku dan mati. Anjing saja ketika anaknya sakit berupaya untuk
menjaga dan memberikan yang terbaik. Bukankah seharusnya manusia lebih mulialah
daripada binatang ?
Berita yang tidak kalah mengejutkan adalah kejadian di
India, seorang perempuan diperkosa ramai ramai dan kemudian disiksa sedemikian
rupa sehingga tewas mengenaskan.
Baru baru ini ketika saya mewawancarai anak setingkat
SMU/SMK yang hendak bekerja, saya bertanya apakah indikasi kecurangan UAN
(Ujian akhir Nasional) masih berlangsung? Tidak sungkan mereka mengatakan para
guru yang bertugas mengawas justru menyuruh siswa untuk melakukan kecurangan.
Ini sudah jadi rahasia umum walau tetap tidak efektif , UAN tetap saja dilakukan.
Standar Moral
Universal
Orang bermoral pastilah orang baik. Tapi Apakah Anda dan
saya orang baik? Apa yang kita lakukan sehingga dikatakan orang baik. Sulit
untuk menerjemahkan karena begitu banyak definisi dan ukuran. Tapi ada standar
moral universal yang dikenal sebagai karakter alam semesta, yakni Sejati
Baik Sabar.
Orang baik adalah orang yang sejati. Apakah sejati itu?
Sejati itu adalah berbuat benar, berkata benar, apa adanya dan jujur. Mudahkah
kita menjadi orang yang sejati saat ini? Sepertinya sulit, karena seringkali
tanpa sadar kita menginginkan miliki orang lain, keberhasilan, kecantikan,
kekayaan, jabatan, kekuasaan, keterampilan dan lain lain. Ini berarti menggunakan baju orang lain pada diri kita,
kita menipu diri sendiri. Rumput tetangga memang selalu lebih hijau bukan, tapi
sebetulnya itu dikarenakan hati kita yang bengkok. Orang sejati adalah orang
yang menjaga hatinya tetap lurus.
Orang baik adalah orang yang memiliki karakter baik. Artinya memikirkan
orang lain terlebih dahulu dari dirinya sendiri. Ketika akan berkata ia
memikirkan apakah kata-katanya akan melukai orang lain. Ketika akan bertindak, ia melihat dampak dan manfaatnya lebih dulu,
apakah lebih besar manfaat atau mudarat? Seseorang yang semakin egois dan
menang sendiri serta cenderung menyalahkan, berarti semakin jauh dari karakter
baik.
Orang baik adalah orang yang sabar. Sabar berarti mampu
menanggung penderitaan. Ketika mengalami penderitaan tidak mudah mengeluh dan
berputus asa. Ketika dicaci tidak langsung membalas. Ketika dipukul pun diam.
Orang yang memiliki kualitas kesabaran inilah yang mampu membuat perubahan.
Orang sabar adalah orang kuat sesungguhnya.
Selaras dengan karakter alam semesta ; Sejati, Baik Sabar inilah
yang akan mengembalikan moral seseorang yang akan membuat hati seseorang
kembali hidup dan damai. Dengan adanya individu individu ini semakin banyak
maka lingkungan sekitar pun menjadi baik. Kehidupan umum pun akan pulih menjadi
lebih baik lagi.
Prinsip sederhana ini diajarkan oleh Mr. Li Hongzhi, pendiri
Falun Dafa,yang dituangkan dalam buku Zhuan Falun. Jika anda berkenan silahkan anda download
free di www.falundafa.or.id
Salam hangat … candratua
Ikuti pelatihan Train
The Trainer “Dandellion Teaching” Hotel
Ibis Kemayoran 11-13 September 2013
Informasi : 021 2938 2838 atau 021 707 54 779 (www.karaktermoral.blogspot.com
–
www.enlightenpersada.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar