Fenomena ....
TRIBUNNEWS.COM - Aksi pengemis dan para penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) di Jakarta saat dirazia petugas, tergolong mengkhawatirkan. Sebab bukan hanya nekat melukai diri sendiri, mereka juga berpotensi melukai orang lain.
"Sekarang banyak PMKS yang benar-benar nekat. Bukan hanya modus yang semakin berani, tetapi juga ketika tertangkap oleh petugas, mereka coba menyakiti diri sendiri saat mencoba melarikan diri," kata Abdurahman Anwar, Kepala Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan saat dihubungi Warta Kota (Tribunnews.com Network), Jumat (19/07/2013) siang.
Refleksi:
Saat ini saya kira semua orang merasakan kesesakkan. Masalah yang dihadapi begitu kompleks mulai
dari sisi ekonomi, kehidupan berkeluarga dan sosial kemasyarakatan. Semua
menumpuk sehingga tidak tahu harus dari mana persoalan persoalan ini
diselesaikan.
Satu persoalan tentang kemiskinan diatas menunjukkan betapa
sulitnya aparatur pemerintah mengatur para pengemis. Bukankah begitu
merepotkan, ketika ditangkap petugas kemudian menyayat tangannya dengan besi.
Entah berkarat atau tidak, tapi pastinya ini adalah hal yang mengerikan.
Sebuah pertanyaan reflektif, kok mereka (pengemis) semakin nekat?
Jawabannya sederhana. Mereka pasti sangat menderita dan mungkin apa yang
dilakukan adalah sekedar mempertahankan hidup. Berjuang demi sesuap nasi. Ketika
seorang berjuang hanya untuk sesuap nasi
karena perut lapar, logika tidak berjalan. Yang ada hanya insting
menyelamatkan diri. Jika tidak bisa lari adalah melawan, jika tidak berdaya
lebih baik mati.
Jika seseorang tidak takut mati karena penderitaan ini
adalah tanda dimana keadaan semakin memanas dan berbahaya bagi kehidupan sosial.
Pasti terjadi penyimpangan dan ini disebabkan oleh turunnya moralitas
masyarakat.
Sebagian masyarakat semakin egois dan mementingkan dirinya,
sementara sebagian lainnya merasa bahwa diperlakukan tidak adil. Setiap orang
dengan pikirannya dan cenderung menyalahkan keadaan. “kamu sih bodoh, makanya
belajar dong. Kamu sih egois mau menang sendiri.” Banyak lagi kata kata yang
ada dipikiran setip orang dan diulang ulang setiap berhadapan dengan persoalan
dan penderitaannya.
Jalan keluar
Satu satunya jalan keluar saat ini adalah setiap orang mulai
tidak menyalahkan orang lain. Setiap orang punya kontribusi dengan apa yang
terjadi. Mulailah dengan berani bersikap dan dengarkan hati, walau mungkin
berbeda dengan orang lain. Beranilah berkata benar dan melakukan benar walau
sulit dan mendapat tantangan sekitar. Belum tentu orang kebanyakan itu benar.
Oleh karena itu tindakan memikirkan kepentingan orang lain
dahulu daripada diri sendiri dan mensyukuri apa yang dimiliki saat ini sehingga
kita tidak mudah mengeluh adalah cara sederhana menghadapi gelombang hidup yang
semakin ramai.
Salam hangat … candratua
Tidak ada komentar:
Posting Komentar