Selasa, 11 Maret 2014

Dendam yang terurai ...


Zhing membenci seseorang, dia juga mengatakan kepada anaknya yang berumur 5 tahun, “Seumur hidupmu engkau harus ingat sebuah nama Liang, dia adalah musuh kita berdua.”
Karena Liang, Zhing kehilangan suaminya, anaknya yang berumur 5 tahun kehilangan bapaknya.
Sebenarnya Liang, tidak bersalah, dia adalah petugas pemadam kebakaran tanpa sengaja menyebabkan suami Zhing terbunuh, sehingga dia harus dipenjara.


Liang ketika dibebaskan oleh pengadilan, dirinya berubah total, dia berhenti merokok dan minum minuman keras, lalu Liang datang meminta maaf kepada Zhing, dia berkata ingin membantu menyekolahkan anaknya.

Zhing ketika melihat Liang, seperti gila menarik bajunya dan memukulnya, memakinya sebagai pembunuh, dan akan mendapat karma, dia dan anaknya akan selalu mengingat dendam ini, dan akan membencinya seumur hidup. Akhirnya, menghadapi Zhing yang kehilangan akal sehat Liang tidak bisa berbuat apapun meninggalkan tempat itu. 

Zhing setelah kehilangan suaminya ekonominya menjadi susah, akhirnya dia menikah lagi. Tetapi tidak berapa lama kemudian suami keduanya karena kecelakaan kakinya menjadi lumpuh, hanya bisa bekerja sebagai pedagang  kaki lima menjual buah-buahan, perekonominya sekali lagi mengalami kesulitan.

Dia sendiri bekerja di sebuah pabrik makanan, setiap hari bekerja 10 jam lebih, hanya mendapat 6 Yuan saja, roda kehidupan yang susah ini membuat dia berputar bagaikan sebuah gasing, perlahan dia mulai melupakan dendamnya. 

Zhing harus menyekolahkan anaknya, demi 3 kali makan setiap hari, dia bekerja sangat keras.
Anaknya di sekolah meminta bantuan keringanan, akhirnya mendapat orang tua asuh, setiap bulan mendapat bantuan 100 Yuan, jumlah ini bagi mereka sudah sangat membantu, dari uang bantuan yang ditransfer dapat di lihat bahwa orang yang membantunya berasal dari kota lain.

Ketika sudah 10 kali menerima transfer uangnya, Zhing beranggapan sudah seharusnya dia pergi ke kota mengucapkan terima kasih kepada orang yang membantunya ini, karena dia tidak kenal kepada orang yang membantunya, dia pernah pergi ke kota mengecek orang ini tetapi alamat dan nama orang ini adalah palsu.

Setiap bulan dia menerima uang bantuan ini, berjalan sampai 5 tahun, total keseluruhannya adalah 6.000 Yuan, anaknya sudah tamat SMP, sudah masuk ke SMA.
Kejadian bantuan yang demikian panjang ini menimbulkan minat media, seseorang yang tanpa nama membantu seorang murid terus menerus sampai 5 tahun, ini adalah sebuah berita besar.
Para wartawan di media berusaha mencari alamat orang tersebutnya, akhirnya ketemu, dia adalah seorang wanita paruh baya, seorang wanita penjual sayur yang wajahnya penuh kerut. 

Wartawan menanyakan penjual sayur ini kenapa membantu menyekolahkan anak orang lain  selama 5 tahun, perempuan ini tidak mau menjawab, atas desakan wartawan akhirnya wanita ini berkata, “ Saya bukan orang tua asuh, saya membayar hutang suami saya, ketika suami saya menjadi pemadam kebakaran tanpa sengaja menyebabkan bapak anak ini meninggal, sejak itu suami saya merasa bersalah, dia lalu sakit keras sebelum dia meninggal berpesan kepada saya membayar hutangnya walau bagaimanapun harus membantu anak ini.” 

Wartawan bertanya kepada wanita ini, “Bagaimana engkau setiap bulan mendapatkan 100 Yuan membantu anak ini?” Wanita ini berkata,” Saya belajar menanam sayur, setiap hari membawa sayur yang saya tanam dijual ke kota, setiap bulan pendapatan saya 200 Yuan.”
Akhirnya wanita ini menambahkan, “Jangan biarkan mereka tahu masalah ini, saya ingin menyekolahkan anak ini sampai ke perguruan tinggi.”

Zhing setelah tahu uang bantuan tersebut berasal dari 'musuhnya', wanita yang seperti dia sendiri dengan susah payah menanam sayur dan menjualnya. Zhing berkata dia akan menemui wanita ini.
Zhing dan anaknya datang ke desa tempat kenangan pahit itu, sampai di rumah wanita penanam sayur ini,  wanita ini melihat kedatangannya segera berlutut memohon maaf. Melihat kejadian ini Zhing dan anaknya segera memapah wanita ini berdiri, wanita ini berkata, “Saya mewakili suami saya meminta maaf kepada kalian berdua.” 

Zhing menangis, dia memandang rumah reyot 'musuhnya' yang lantai rumahnya terbuat dari tanah liat melihat wajah penuh kerut wanita yang demi menolong anaknya sekolah bekerja susah payah menanam sayur, pada saat itu dia sangat terharu langsung berlutut dan berkata “Kakak”.  Zhing memegang kedua tangan wanita yang sangat kasar ini, menangis dengan sedih. 

Zhing sudah lama melupakan dendam tersebut, dia menarik tangan wanita ini berkata, “Bagaimana saya bisa membalas budi baikmu?” Zhing menyuruh anaknya berlutut mengetuk kepala ke lantai mengucapkan terima kasih kepada wanita ini. Akhirnya anak Zhing berkata, “Setelah saya tamat, saya akan mencari uang untuk membiayai mama dan tante, kalian jangan khawatir.” Setelah mendengar perkataan ini kedua wanita ini berpelukan sambil menangis dengan gembira. (Erabaru/hui)
I

Tidak ada komentar:

Posting Komentar