Saya teringat dengan ceramah yang
diberikan oleh seorang guru yang mengatakan bahwa kondisi pikiran kita ini
seperti wadah, apa pun yang dimasukkan dalam wadah itu, kita akan menjadi
seperti itu. Kalau kita memasukkan kotak maka pikiran kita akan kotak, kalau
memasukkan segitiga pikiran kita pun menjadi segitiga. Kalau kita masukkan
benda bulat maka pikiran kita juga bulat.
Saya memikirkan apa saja yang
masuk dalam pikiran dengan diam sejenak (hening), mengamati pikiran saya
sendiri. Hasilnya, berbagai macam pikiran melintas tanpa hentinya seperti
supermarket yang menjajakan semua produknya. Bermacam-macam muncul dan ada
beberapa yang muncul berulang dengan intensitas yang tinggi.
Diantaranya, pikiran tentang
pekerjaan, anak yang sedang sakit, ide tulisan yang hendak di tulis, wanita cantik,
istri, investasi, relasi, Falun Dafa …. Dan lain lain… silahkan mencoba, dan
temukan berbagai pemikiran yang masuk untuk menyadarinya….
Kita dikendalikan oleh Pikiran
Pertanyaan selanjutnya adalah
mengapa pikiran pikiran itu muncul? Sebetulnya itu adalah refleksi dari apa yang
kita lakukan keseharian. Berapa banyak waktu kita habiskan maka sebetulnya kita
tengah mengisi pikiran dengan benda tersebut. Misalnya kita diisi dengan nonton
film, maka film film tersebut yang akan mempengaruhi kita. Kalau film itu
adalah film percintaan maka kita akan di dorong untuk melakukan percintaan,
jika film itu isinya adalah romantika, kita pun akan di dorong untuk
mendapatkan dan melakukan romantika … atau jika
isinya kekerasan tanpa sadar kita pun mengiyakan kekerasan, jika isinya
petualangan maka kita pun terinspirasi untuk melakukan petualangan…
Semakin sutradara mampu
mengarahkan cerita menjadi seru dan menyentuh hati maka kita semakin terlarut
dalam alur cerita tersebut dan kita tidak bisa berhenti. Saya ingat dulu
sebelum anak lahir, saya dan istri punya begitu banyak waktu menonton, bisa
habiskan waktu hingga berjam jam…. Bisa 10 jam dihabiskan untuk menonton. Terlebih
jika menonton film berseri… lebih dikendalikan untuk menonton lebih banyak agar
cepat tuntas mengetahui akhir dari cerita tersebut.
Sadari Pikiran
Bagaimana agar kita tidak
dikendalikan oleh pikiran kita begitu saja? Pemahaman saya, adalah dengan diam,
hening, atau meditasi. Dengan latihan yang berkelanjutan kita akan semakin
menyadari bagaimana sebuah pemikiran itu tumbuh dan bisa mengendalikan kita. Bahkan
dalam prosesnya kita bisa melihat dan memahami sejarah hidup diri kita sendiri
mengapa menjadi seperti ini. kita menyadari apa saja yang kita lakukan
sebetulnya digerakkan oleh konsep konsep oleh pikiran yang sudah terbentuk
dengan kuat.
Sebuah kisah ..
Seorang pria yang sukses dan
berdedikasi dalam bekerja ia melakuan yang terbaik dalam segala hal. Ia menikah
dan memiliki seorang anak, hidup dengan berkecukupan. Tapi orang disekitarnya
takut dan tidak sungguh mencintainya. Ia akan selalu berkomentar dengan apa
yang dicapai dan cenderung merendahkan. Istrinya yang bekerja keras di rumah ia
tidak hargai malah dinilai lamban, anaknya yang cerdas dan mendapat angka baik
pun malah dicemooh tidak sehebat dirinya. Tanpa sadar ini sudah menjadi
kebiasaan dan cirinya. Di kantor ia dikenal seorang perfeksionis, semua
karyawan takut karena dia seorang pemimpin yang pandai mengkritik dan
menjatuhkan orang lain. Karena dia berbakat tidak ada seorang pun yang berani
menegurnya.
Satu waktu dia jatuh sakit karena kelelahan bekerja dan kondisi
pikirannya yang selalu menuntut sempurna. Dalam sakitnya yang parah tersebut ia
bermimpi bertemu dengan seorang malaikat, yang menunjukkan kejadian demi
kejadian kehidupannya. Ia teringat sebuah kejadian di masa kecil ketika dia
pertama kalinya mendapat nilai 100 matematika, yang merupakan mata pelajaran
yang paling sulit dan dia bekerja keras mendapatkannya, ketika dia tunjukkan
angka tersebut kepada ayahnya, sang ayah malah merobek kertas tersebut tanpa
penjelasan dan langsung masuk ke kamarnya. Namun malaikat itu menunjukkan apa
yang terjadi kemudian. Ternyata saat itu adalah saat dimana ayahnya di PHK,
sedang gundah dan tidak memiliki uang yang cukup untuk menghidupi keluarga dan menyelokahkannya.
Dua buah peristiwa penting
terjadi bersamaan satu peristiwa gembira dan satu sedih, tidak terkelola dengan
baik akhirnya sang anak tumbuh dengan perasaan tidak dihargai, sebaliknya sang
ayah tumbuh dengan penyesalan karena sikapnya yang tidak dewasa terhadap
anaknya.
Peristiwa ini pun membuat ia
sadar, mengapa hubungan dengan ayahnya selama ini tidak pernah baik. Ia dari
dulu cenderung melawan dan ingin jauh darinya….
Menyadari Pikiran adalah melihat
ulang kehidupan, melihat konsep konsep yang sudah terbentuk dan membentuk
kehidupan kita masing masing. Apakah pikiran kita yang terbentuk ini adalah
benar? Dengan melihat sikap dan tindakan kita bereaksi terhadap sebuah kejadian
kita akan semakin memahami selama ini bagaimana diri kita terbentuk.
Semakin kita mengisi pikiran
dengan hal baik, maka kita memiliki pikiran yang baik. Hal ini akan memampukan
kita untuk menerima dan mengelola kehidupan dengan baik pula ….
Semoga Anda dan saya semakin
bijak hadapi setiap kejadian hidup ini…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar